Ribuan Masyarakat Senam Bersama serangkaian Pencanangan Gerakan Bali Melawan Osteoporosis
DENPASAR – baliprawara.com
Ribuan masyarakat, tua muda, tumpah ruah dengan antusias mengikuti senam pencegahan osteoporosis, Sabtu 22 Juli 2023 pagi, di lapangan timur Bajra Sandi Niti Mandala, Denpasar. Kegiatan ini, merupakan rangkaian program Pencanangan Gerakan Bali Melawan Osteoporosis, yang digelar Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi). Kegiatan ini dibuka langsung Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, sekaligus mencanangkan Gerakan Bali Melawan Osteoporosis.
Ditemui usai pembukaan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom mengatakan, pemprov Bali dalam hal ini, sangat mendukung gerakan yang diprakarsai oleh Perwatusi Bali. Meski kata dia, di dinas Kesehatan juga memiliki program-program serupa, tak hanya untuk lansia, namun juga untuk anak anak. “Oleh karena itu, kami akan terus mensupport dan bekerjasama dalam rangka melawan osteoporosis di Bali,” katanya.
Diungkapkannya, dampak osteoporosis kata dia tentu sangat mengganggu fisik dan mental. Orang yang mengalami osteoporosis, bisa bergantung pada orang lain. Bahkan bisa berpengaruh dan mengganggu fisik. “Ini mulai kita cegah sejak anak-anak. Bukan hanya pada lansia,” bebernya.
Ketua Umum Perwatusi, Anita A Hutagalung, mengungkapkan, antusias masyarakat untuk mengikuti kegiatan, sangat tinggi. Tak hanya masyarakat yang sudah terdaftar saja yang hadir, namun masyarkaat yang sedang beraktivitas di lapangan Niti Mandala Denpasar, juga ikut bergabung. Dari data yang ada, total sebanyak 2300 orang yang mengikuti senam ini.
Diungkapkannya, untuk melawan osteoporosis, pihaknya dari Perwatusi terus melakukan upaya sosialisasi. Baik dengah kegiatan senam maupun kegiatan lain. “Salah satu program Perwatusi adalah sosialisasi mengenai kesehatan tulang untuk masyarakat Indonesia khususnya di Bali. Progran-program yang dilakukan, salah satunya adalah latihan instruktur, karena mereka nantinya akan menjadi perpanjangan tangan Perwatusi untuk terus mensosialisasikan dan mengajak masyarakat bergerak,” ucapnya.
Tak hanya itu, untuk memperkuat kolaborasi, Perwatusi juga bermitra denga Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi). Yang mana, melalui kolaborasi ini, pihaknya berharap bisa lebih banyak mendapat edukasi dari Perosi.
Sementara itu, Ketua Perosi Cabang Bali, Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB., SpOT (K)., menjelaskan, bila dilihat secara umum, pada wanita yang sudah menopause, resiko terjadinya osteoporosis itu sangat tinggi. Hal itu kata dia, karena secara alami hormon estrogen pada tubuhnya mulai menurun.
Kondisi ini tentu kata dia, dapat mengakibatkan tulang menjadi lunak, dan mudah patah. Sehingga dengan kondisi ini, resiko akibat dari osteoporosis ini, bisa mengakibatkan resiko patah tulang. Disamping karena faktor usia, penyakit lain juga bisa menjadi penyebab terjadinya osteoporosis. “Untuk itu, kami dari Perosi Bali bersama Perwatusi, bagaimana Kita bisa mengajak Perwatusi agar bisa memberikan pendidikan, latihan senam penguatan tulang,” katanya.
Ketua DPD Perwatusi Bali, Dra, Ida Ayu Puji Arsini, MM., menambahkan, kegiatan ini merupakan sebuah gerakan yang dicanangkan bersama, sebagai bentuk komitmen nyata Perwatusi untuk mendampingi masyarakat Bali, untuk memiliki tulang yang Kuat dan Berbadan Sehat, terhindar dari penyakit keropos tulang atau osteoporosis. Sebelumnya, dalam rangka persiapan pencanangan Bali melawan osteoporosis, pihaknya telah menggelar kegiatan senam rutin pencegahan osteoporosis, setiap hari Minggu sore di lapangan utama Niti Mandala Denpasar.
Selain itu, Perwatusi Bali juga telah bekerjasama dengan Perhimpunan Rhematologi Indonesia (IRA) Bali, dalam pelatihan tentang Osteoporosis untukk dokter FKTP dan Nakes di Kabupaten Badung. Dalam rangkaian pencanangan Gerakan Bali melawan Osteoporosis, pihaknya telah melakukan pelatihan dan sertifikasi terhadap 60 orang Instruktur. Dengan tujuan, agar senam pencegahan osteoporosisi ini dapat diketahui dan diikuti berbagai lapisan dan kelompok masyarakat, sehingga akan terbentuk Komunitas masyarakat peduli osteoporosis di provinsi Baii .
“Pelatihan dan sertifikasi ini, dilakukan juga dalam rangka memberikan standar pelatihan yang sama bagi para instruktur, sebagai ujung tombak perwatusi. Pada kegistan ini, 10 instruktur terbaik juga tampil pada kegiatan sen bersama ini,” terangnya. (MBP1)