Ribuan Penjor Akan Hiasi Ruas Jalan Denpasar Selatan dan Badung Selatan saat KTT G20
Sejumlah penjor mulai dibuat.
MANGUPURA – baliprawara.com
Di sepanjang akses yang dilalui delegasi KTT G20, rencananya akan dipasangi ribuan penjor khas Bali. Rencananya akan ada sebanyak 2500 penjor secara keseluruhan dari denpasar selatan hingga Badung Selatan.
Penjor-penjor ini nantinya dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis madya atau menengah yang akan dipasang di jalan raya. Dan jenis utama yang dipasang di venue utama G20, yakni Hotel The Apurva Kempinski (lokasi pertemuan) dan Kawasan Tahura Mangrove, GWK.
Kehadiran penjor di perhelatan berkelas internasional ini, diakui Ketua Paruman Walaka PHDI Bali, Profesor Dr I Gusti Ngurah Sudiana, memberikan rasa bangga tersendiri. “Simbol penjor yang sebenarnya memang berarti sebagai persembahan dan ucap syukur, mampu menjadi salah satu tanda pengingat kepada peserta maupun delegasi KTT G20,” kata Sudiana, belum lama ini.
Di Bali, Sudiana menjelaskan, terdapat dua jenis penjor. Yaitu, penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat, seperti saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta penjor pepenjoran. Penjor pepenjoran itu dapat dipasang kapan saja. Tak harus berkaitan dengan upacara adat atau hari raya. Penjor pepenjoran itulah yang disiapkan untuk menyambut para delegasi KTT G20.
[quads id=1]
Pada penjor pepenjoran atau penjor hiasan, lazimnya tidak terpasang sanggah penjor dan sampian penjor. Jadi, penjor tersebut murni berfungsi sebagai hiasan yang ditujukan untuk mempercantik acara. “Secara pribadi saya juga berharap, perhelatan KTT G20 ini memberikan manfaat pula terhadap Indonesia, terutama Bali, sebagai lokasi puncak acara. Semoga bisa memberikan dampak positif ke segala bidang bagi kita semua,” harapnya.
Terkait pemasangan penjor ini, untuk di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, akan terpasang penjor dengan jumlah paling banyak, yakni 1.390 penjor dari ukuran sedang hingga besar. Pembuatan penjor ini pun diserahkan sepenuhnya ke 6 desa adat di Kuta Selatan.
Menurut Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta, dari data yang dimiliki 6 desa adat yang mengerjakan penjor ini yakni, masing-masing Desa Adat Jimbaran, Desa Adat Bualu, Desa Adat Tanjung Benoa, Desa Adat Tengkulung, Desa Adat Peminge dan Desa Adat Ungasan. Dari 6 Desa Adat ini, jumlah penjor yang dipasang bervariasi tergantung luasan wilayah yang nantinya akan dilalui para delegasi. “Dari 2.500 penjor yang menghiasi jalur yang dilalui para delegasi, wilayah Kuta Selatan cukup banyak yaitu 1.390 penjor. Adapun rinciannya sebanyak 1.328 penjor ukuran sedang dan 62 ukuran besar,” ucapnya.
[quads id=1]
Desa adat yang paling banyak mendapat tugas membuat dan memasang penjor, yakni Desa Adat Jimbaran sebanyak 512 penjor dengan rincian 480 ukuran sedang dan 32 ukuran besar. Kemudian, Desa Adat Bualu sebanyak 492 dengan rincian 480 ukuran sedang dan 12 ukur besar. Selanjutnya Desa Adat Peminge sebanyak 218 penjor dengan rincian 200 ukuran sedan dan 18 ukuran besar. Sementara untuk Desa Adat Tanjung Benoa dan Desa Adat Tengkulung masing-masing 80 penjor ukuran sedang. Terakhir adalah Desa Adat Ungasan yang hanya mendapat jatah 8 penjor dengan ukuran sedang. “Kalau untuk penjor semuanya sudah diserahkan ke 6 Desa Adat yang ada di Kutsel. Jadi, saat ini mereka sudah mulai mengerjakan semuanya,” terang Gede Arta.
Untuk biaya pembuatan penjor, Gede Arta mengaku berbeda-beda. Penjor ukuran sedang dibandrol dengan harga Rp 2.500.000 dan ukuran besar dibanderol Rp 5.000.000. Dari total 1.390 penjor estimasi anggaran untuk penjor yang akan menghiasi wilayah Kuta Selatan mencapai Rp 3.630.000.000 dengan rincian RP 3.320.000.000 untuk penjor ukuran sedang dan Rp 310.000.000 untuk penjor ukuran besar. “Pembuatan penjor untuk menghiasi jalur delegasi di Kuta Selatan ini dari Provinsi Bali. Semuanya dari sana dan di desa adat tinggal mengerjakan saja,” paparnya.
Terkait titik pemasangan, Gede Arta mengaku yang jelas di jalanan yang nantinya akan dilalui delegasi. Sementara, untuk penjor ukuran besar ditempatkan di titik khusus seperti di venue event. Dia tidak menampik ketika seluruh penjor sudah terpasang, tentu akan memberikan nuansa Bali bagi para delegasi. Bahkan, akan menarik minat wisatawan untuk mengenal lebih dekat budaya Bali. “Kalau soal waktu pemasangan, semuanya akan rampung dikerjakan dan sudah pasang tanggal 10 November. Ini yang masih dikerjakan semua oleh banjar yang ditugaskan untuk membuat penjor tersebut,” ucapnya. (MBP)
[quads id=1]