Ribuan Tetrapod Telah Siap, Progres Pembangunan Pengaman Pantai Pura Uluwatu Capai 44 Persen

 Ribuan Tetrapod Telah Siap, Progres Pembangunan Pengaman Pantai Pura Uluwatu Capai 44 Persen

Ribuan material tetrapod telah siap untuk dipasang sebagai pemecah ombak di perairan Uluwatu. (ist)

MANGUPURA – baliprawara.com

Pembangunan Seawall dan bangunan pengaman pantai penanganan tebing retak di Pura Uluwatu Kecamatan Kuta Selatan, Badung, kini sudah mencapai progres 44 persen. Saat ini pengerjaan dalam tahap pembangunan seawall atau pembuatan dinding laut yang nantinya juga berfungsi untuk jalur inspeksi.

Bahkan, sebagai langkah pengamanan tambahan, sebanyak 1.500 unit material tetrapod telah tiba di lokasi. Ribuan tetrapod ini, telah siap untuk dipasang sebagai material untuk pemecah ombak.

Menurut Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Badung, Anak Agung Rama Putra, nantinya Tetrapod ini akan ditempatkan di tengah laut, bawah area utama pura sebagai pemecah ombak. Sejauh ini, Rama Putra memastikan bahwa proyek berjalan lancar tanpa kendala berarti.

“Tetrapod itu yang seperti di dermaga untuk pemecah ombak. Nantinya akan dipasang di bawah area utama pura. Saat ini tidak ada kendala yang berarti,” katanya, Jumat 6 Desember 2024.

Sementara lanjut dia, untuk pengaman pantai dengan pemasangan revetment, dilakukan dengan metode yang telah disesuaikan dengan kondisi pasang surut gelombang laut. Revetment ini dipasang dengan kemiringan 45 derajat.

Konstruksi ini dirancang untuk tahan terhadap arus laut yang besar. Hingga saat ini, sepanjang 100 meter revetment telah selesai dipasang di sisi selatan. Sedangkan, pengerjaan akan dilanjutkan ke arah utara secara bertahap.

Progress pengerjaan, lanjut Rama Putra, saat ini sudah mencapai 44 persen, sisanya 56 persen termasuk pemasangan tetrapod. Semua dikerjakan secara paralel dengan teknik yang memastikan kekuatan dan keamanan tebing Uluwatu.

See also  WNA Asal Bulgaria Dideportasi Usai Jalani Pidana di Lapas Karangasem

Penanganan keretakan tebing Uluwatu memang sangat sulit berkaitan adanya transportasi yang mampu membawa material ke bawah tebing yang berjarak 60-70 meter. Karena itulah pembuatan jalan inspeksi dilakukan karena dirasa paling efektif dan efisien.

Kondisi keretakan dan abrasi yang terjadi di tebing Pura Uluwatu, disebabkan faktor cuaca dan gelombang laut. Hal itu tergolong wajar mengingat kondisi tebing merupakan bebatuan gamping. Dari kajian gelombang, pasang laut tertinggi diketahui mencapai 2,6 meter.

Nantinya untuk penanganan keretakan tebing Uluwatu, akan dilakukan dengan metode shotcrete dan pemasangan angkur serta wiremesh. Sedangkan erosi di kaki tebing dilakukan dengan penguatan tebing menggunakan beton case artificial rock. Pada kaki tebing juga perlu dilakukan revetment. (MBP)

 

redaksi

Related post