Ringankan Beban Krama Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Desa Adat Pecatu Kembali Bagikan 65 Ton Beras
MANGUPURA – baliprawara.com
Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung, kembali membagikan beras, untuk meringankan beban masyarakat akibat Pandemi Covid-19. Kegiatan yang dipusatkan di lapangan Kurusetra, Pecatu, Minggu (4/4/2021), juga dalam menyambut hari raya Galungan dan Kuningan.
Menurut Bandesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, sebanyak 65 ton beras super dibagikan kepada sebanyak 2.872 krama dari 3 banjar 19 tempekan. Dengan rincian, masing-masing 25 kg beras untuk 2.316 krama ngarep, serep dan pensiunan. Sedangkan 10 kg beras diberikan masing-masing kepada 556 KK Mandiri, Janda, Duda, Sebatang Kara dan disabilitas.
Sementara, terkait sumber dana dari kegiatan ini berasal dari dana kas desa adat yang bersumber dari retribusi DTW Uluwatu dan keuntungan LPD yang menjadi pembagian 20 persen untuk desa adat yang dikembalikan lagi untuk masyarakat dalam rangka meringankan beban masyarakat di tengah himpitan ekonomi. Karena seperti diketahui, sebagian besar masyarakat Pecatu bergerak di sektor pariwisata.
Mengingat saat ini masih dalam suasana pandemi, pembagian beras ini dilakukan di 16 titik lokasi dan pengambilan dapat diwakilkan untuk menghindari kerumunan. “Pembagian beras ini, kami dari Desa Adat tidak ada memilih. Siapapun itu semua diberikan secara merata,” tegasnya.
Selain membantu krama secara rutin selama pandemi ini, pihak desa juga turut mendukung program pemerintah dalam menangani Covid-19. Yang mana, apabila ada warga yang dinyatakan positif Covid-19, kebijakan di Desa Adat saat mereka dikarantina, juga disupport berupa beras, telur, minyak dan kebutuhan lain. Sehingga selama di karantina, mereka bisa lebih tenang dan tidak perlu keluar. “Sehingga kita lebih mudah mengawasi saat karantina. Ini juga sebagai upaya kita mendukung program pemerintah menangani Covid-19,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan Sumerta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Badung ini, penyerahan sembako berupa beras ini dilakukan karena selama 3 bulan terakhir, kawasan Pecatu sudah memasuki musim hujan. Sehingga dengan kondisi tersebut, warga sudah kembali bercocok tanam seperti menanam sayur, kebutuhan sehari-hari dan juga beternak. sehingga dengan demikian warga sudah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Dengan huja yang sudah turun, masyarakat juga sudah kembali melakukan kegiatan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk menopang kehidupan mereka,” bebernya.
Untuk mengantisipasi kedepan tatkala pandemi masih berlanjut, pihaknya di desa adat mengaku masih memiliki dana untuk kembali membantu kebutuhan warga. sehingga apa yang bisa diringankan akan dilakukan. “Desa Adat masih siap apabila memang dibutuhkan untuk membantu meringankan beban masyarakat. Namun demikian, kami berharap seluruh krama bisa menjangan berpola hidup dan mengurangi gaya hidup mewah selama pandemi,” katanya.
Sementara, salah seorang krama Desa Adat Pecatu, Made Sumantara ditemui usai menerima Beras menyampaikan, pihaknya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bandesa Adat Pecatu dan seluruh Prajuru atas bantuan yang terus berkesinambungan. Karena, meski dalam masa Pandemi, tapi pihak Desa masih tetap peduli dan memberikan bantuan sembako. “Kami sangat mengapresiasi sekali kepada seluruh Prajuru Desa Adat Pecatu atas kepeduliannya,” katanya menyampaikan.
Terpisah Kepala LPD Desa Adat Pecatu, I Ketut Giri Artha mengatakan, pembagian beras ini kata dia sebagai dukungan untuk krama, menyambut hari raya Galungan dan Kuningan. Pihaknya juga berharap agar masyarakat pecatu tetap menjaga kesehatan dan berharap agar pandemi cepat berlalu. “Kami berharap semoga pandemi ini cepat berlalu dan ekonomi kembali pulih. Karena seperti diketahui, selama ini sebagian besar nasabah LPD bergerak di sektor pariwisata. Dengan tanpa adanya pariwisata tentu ini akan sulit,” ucapnya. (MBP)