RSUP Sanglah Kremasi Puluhan Jenazah Terlantar, Selama Perawatan Habiskan Anggaran Rp 2,6 Miliar

 RSUP Sanglah Kremasi Puluhan Jenazah Terlantar, Selama Perawatan Habiskan Anggaran Rp 2,6 Miliar

DENPASAR – baliprawara.com

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Kamis (23/9) melakukan kremasi terhadap puluhan jenazah terlantar. Bertempat di Krematorium Mumbul, Kelurahan Benoa, Badung, jenazah yang dikremasi ini berupa orok, sampai jenazah tanpa identitas yang berupa potongan tubuh.

Kasubag Humas RSUP Sanglah, Dewa Kresna mengatakan, kremasi yang rutin dilakukan setiap tahun ini, dilakukan untuk meningkatkan daya tampung kamar jenazah di RSUP Sanglah. Yang mana, kremasi ini khusus untuk jenazah yang terlantar atau ada yang berasal dari penitipan oleh kepolisian, dinas sosial, jenazah yang memang diserahkan keluarga seperti potongan tubuh atau orok. 

“Dari pihak kepolisian, jenazah-jenazah ini memang sudah tidak mempunyai masalah di kepolisian. Sehingga dengan surat itu, jenazah ini bisa dikremasi,”katanya saat ditemui di lokasi Kremasi.

 

Lebih lanjut kata Dewa Kresna, untuk jenazah tertua atau yang terlama tersimpan di kamar Jenazah RSUP Sanglah, yakni sejak Februari 2019. Kremasi untuk total 25 jenazah yang dimasukkan ke dalam 9 peti ini, dilakukan selama dua hari. Yang mana untuk hari pertama ada total sebanyak 5 peti dan hari kedua sebanyak 4 peti. 

Pihaknya mengatakan, jumlah tahun ini jumlah jenazah terlantar, memang lebih sedikit, karena selama ini, pihak RSUP Sanglah, banyak terbantu dengan adanya komunitas-komunitas yang ada di Bali. Mereka kata dia banyak membantu untuk pemakaman maupun kremasi. “Total keseluruhan untuk tahun ini sebanyak 25 jenazah. Tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Belakangan ini, sudah semakin banyak dari komunitas yang memberikan kontribusi untuk prosesi pemakaman, terutama jenazah-jenazah yang sudah teridentifikasi beragama islam, itu dari MUI benar-benar mengambil inisiatif untuk melakukan prosesi pemakaman dari jenazah-jenazah mereka,” ucapnya.

See also  Vaksinasi Lansia Mulai Dilakukan, Prioritaskan Utama Nakes Umur Diatas 60 Tahun

Terpisah, dr. Ni Luh Dharma Kerti Nagih, MHSM selaku Direktur POU RSUP Sanglah menyampaikan, terkait jenazah terlantar ini, untuk perawatan sebelumnya memang menghabiskan biaya cukup besar. Yakni selama tahun 2019, atau sejak pasien menjalani perawatan hingga meninggal dan jenazah dititip di ruang Jenazah, total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 2,6 mIliar. “Adapun total biaya yang dikeluarkan untuk pemulasaran jenazah bahkan sejak pasien dirawat total sebesar Rp 2,6 miliar. Jumlah itu cukup besar juga bila dihitung dari biaya perawatan sampai pemulasaran jenazah,” tambahnya.

 

Menurut pemangku yang muput prosesi upacara, I Putu Gede Sukerta, upacara yang dilakukan ini untuk mereka yang meninggal tanpa keluarga, RSUP Sanglah bersinergi dengan Dinas Sosial Provinsi Bali mengkremasi jenazah, kalau secara Bali mengkiisan di geni atau mengkiisan sampai ditoya. Sarana upakaranya sama dengan upacara tingkat pengabenan di Bali tapi sederhana. Dari nyiramang, pemandian mayat, dan tingkatan upacara bringkes, nyiramang dengan tirta pembersihan dan peringkesan. Setelah upacara ngeringkes lanjut upacara ngaturang saji, untuk mereka yang meninggal tanpa keluarga ini diberikan sodan putih kuning, dan nasi agem bubuh pirata. Sehabis itu lanjut kita lakukan berangkat ke pembakaran atau kremasi sebelum dikremasi dipercikan tirta kembali. 

Sangat sederhana tingkat upacaranya namanya mekingsan atau menitipkan mereka di di toya atau air. Dan bagi yang ingin melakukan prosesi ngaben dipersilahkan para keluarga untuk ngulapin atau yang mencari yang kita upacarai skrg di tempat nganyut atau laut. (MBP1)

 

redaksi

Related post