Sampah Kiriman Kembali Menepi, Pantai Kuta Tertutup Batang dan Ranting Kayu

 Sampah Kiriman Kembali Menepi, Pantai Kuta Tertutup Batang dan Ranting Kayu

Sejumlah peselancar melintas di tumpukan sampah yang menutupi pasir pantai Kuta, Senin 24 Maret 2025.

MANGUPURA – baliprawara.com
Sampah kiriman dari tengah laut, mulai menepi ke kawasan pantai Kuta, Senin 24 Maret 2025. Kondisi ini kembali muncul setelah hampir dua minggu terakhir tak ada sampah yang menepi ke pantai.

Sampah kiriman ini kembali muncul hampir di seluruh zona pesisir selatan Badung, seperti Pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita), serta di kawasan Pantai Kedonganan dan Jimbaran. Kemunculan sampah kiriman ini terjadi pasca cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang yang melanda sejak sepekan terakhir. Dari pantauan di pantai Kuta, Senin 24 Maret 2025,pasir pantai hingga tertutup oleh batang dan ranting kayu yang jumlahnya cukup banyak

Menurut Koordinator Deteksi dan Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, I Made Gde Dwipayana, sempat dua minggu terakhir sampah kiriman sudah tidak ada yang menepi. Tetapi sekarang sampah kiriman muncul lagi di semua zona pesisir selatan Badung. “Fenomena sampah kiriman ini mulai terlihat dalam dua hingga tiga hari terakhir,” katanya saat dikonfirmasi Senin 24 Maret 2025.

Lebih lanjut menurut Dwipayana, untuk jenis sampah kiriman yang menepi saat ini di pantai Kuta, memang didominasi oleh sampah organik, seperti batang kayu, ranting, bambu, dan rumput laut, bahkan ada juga sedikit sampah plastik. Meski di kawasan pantai Kuta sampah didominasi sampah organik, namun untuk di pantai Kedonganan, masih didominasi oleh sampah plastik.

Terkait penanganan sampah kiriman yang volumenya cukup banyak ini, tim dari DLHK Badung saat ini masih mengumpulkan sampah di Stopover (STO) sebelum akhirnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung atau TPST Mengwitani. Saat ini, fokus utama masih pada pembersihan di area pantai agar tetap bersih menjelang Hari Raya Nyepi.

See also  Bupati Hadiri Pelaksanaan Dharma Santi di Pura Lingga Bhuwana Puspem Badung

“Belum diangkat (sampah), masih fokus pembersihan dulu. Kami akan angkut mungkin setelah Nyepi, karena sekarang sudah mau pemelastian. Sekarang semuanya ngejar supaya pantai bersih untuk sebelum Nyepi,”ujarnya.

Berdasarkan perkiraan awal, jumlah sampah kiriman yang menepi di kawasan Samigita diperkirakan mencapai 10-20 ton. Jumlah sampah tersebut kurang lebih sama dengan yang ditemukan di Pantai Kedonganan dan Jimbaran. Meski demikian, jumlah ini masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu, volume sampah saat ini lebih tinggi. Sejak kemunculan pertama di akhir November, total sampah kiriman yang telah ditangani sudah mencapai 3.400 ton. Namun, pihaknya memperkirakan kondisi ini akan selesai pada April. Sementara, fenomena sampah kiriman di pesisir Badung tahun ini mencapai puncaknya pada Januari lalu, tetapi kini menunjukkan tren penurunan. Meskipun sempat reda selama dua minggu, kondisi cuaca buruk belakangan ini kembali memicu kemunculan sampah di berbagai pantai.

Untuk mempercepat penanganan, DLHK Badung telah mengerahkan berbagai alat berat di seluruh zona pesisir. Peralatan yang digunakan antara lain lima unit loader, satu unit excavator, dua unit beach cleaner, serta dua unit crawler carrier. (MBP1)

 

redaksi

Related post