Sampah Laut Kembali Serbu Pesisir Barat Badung, Penanganan di Kuta Jadi Tantangan

Wisatawan melintas di STO penempatan sementara sampah laut di pantai Kuta.
MANGUPURA – baliprawara.com
Sampah laut kembali menepi di zona pantai barat Kabupaten Badung, sejak tiga hari sebelum pemelastian Hari Raya Nyepi. Bahkan kondisi sampah laut ini masih cukup banyak menepi ke pantai, pada Kamis 3 April 2025.
Upaya penanganan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung, bersama personel TNI, terus dilakukan. Sebelumnya, Dinas LHK Badung sempat lembur hingga jam 9 malam di Pantai Kuta, untuk mempercepat penanganan sampah laut ini.
Kemunculan sampah laut ini, dibenarkan Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Badung, AA Gede Dalem. Menurutnya, kemunculan sampah laut ini dipicu karena cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini.
Diakui, selama beberapa minggu sebelumnya, sampah sempat menghilang, namun kemudian muncul kembali H-3 pemelastian. Kemunculan sampah laut ini kata dia, merupakan musim fase yang kedua di tahun ini.
Saat ini, hampir seluruh pantai di zona barat Kabupaten Badung kembali dilanda sampah laut. Terbaru, Pantai Cemagi yang sempat tidak ada sampah, pada fase kedua ini, juga cukup banyak sampah yang menepi. Termasuk juga kawasan pantai Labuan Sait, Desa Pecatu yang beberapa tahun tidak dilanda musim sampah laut, kini juga mengalami hal serupa.
“Ini muncul sering ada badai, yang kemudian membawa sampah yang menyangkut di sungai. Hampir tidak ada jeda untuk fase kedua ini. Fase kedua muncul menjelang pemelastian Tawur Kesanga. Jenis sampah yang mendominasi berupa ranting dan kayu, untuk di Kedonganan itu sampah plastik,” katanya, Kamis 3 April 2025.
Sampai saat ini, untuk sampah laut di Pantai Kuta yang jumlahnya cukup banyak, masih dikumpulkan di STO (stop over) Setra Asem Celagi, Kuta, untuk nantinya dibawa ke TPA dan TPST Mengwi. Hal itu dikarenakan proses pengangkutan diutamakan di STO yang berada di kawasan terbuka. “Jadi secara bertahap kita terus angkut dari STO. Kita utamakan dulu di STO di kawasan terbuka,” bebernya.
Sementara itu, Koordinator Deteksi dan Evakuasi Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gde Dwipayana menyampaikan, volume sampah kiriman yang menepi pada fase dua tidak sebanyak puncak di fase satu pada bulan Januari 2025. Total rata-rata sampah yang menepi di fase dua sebanyak 100 ton di seluruh zona pantai barat.
Adapun 3 wilayah yang paling banyak sampah laut untuk fase 2 yaitu di Pantai Kuta, Kedonganan dan Jimbaran. Untuk saat ini, sampah laut merata di seluruh pantai barat. Tapi kecenderungannya mulai menurun. “Untuk di Kuta, sampah yang kita tangani dari pesisir masih kita kumpulkan di STO. Kuta menjadi tantangan karena medannya relatif susah. Petugas dihadapkan dengan pasang air laut, pasir yang gembur, dan abrasi juga,” ucapnya.
Berdasarkan data, sampah kiriman yang telah tertangani sepanjang musim sampah laut yang dimulai akhir November 2024, total sebanyak 3.500-3.600 ton. (MBP)