Sampah Popok Berserakan di Jalan, Desa Ungasan Akan Beri Sanksi Bila Tertangkap

Sampah popok berserakan di salah satu ruas jalan di Ungasan.
MANGUPURA – baliprawara.com
Di Desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung, masih banyak ditemukan masyarakat yang secara sengaja, membuah sampah sembarangan. Bahkan, mereka secara sembunyi-sembunyi membuang sampah, di akses jalan pintas yang selama ini sepi lalu lintas.
Padahal, Desa setempat sudah mengeluarkan aturan yang melarang masyarakatnya membuang sampah sembarangan. Bahkan bagi pelanggar, tak segan-segan akan dikenakan denda Rp 1,5 juta.
Seperti yang disampaikan Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Mega Kencana Ungasan, Made Nuada Arsana, pengelolaan sampah di Ungasan sebenarnya sejak tahun 2017 sudah memiliki payung hukum dari peraturan desa yang kemudian diperbarui di tahun 2019. Aturan tersebut mengatur sanksi dan dendanya meningkat melalui Perdes nomor 8 tahun 2019. Kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan sampah yang dilakukan sejak awal tahun ini.
Meski demikian kata dia, sampai saat ini masih saja ditemukan sampah yang dibuang sembarangan. Oknum yang membuang sampah tersebut biasanya berlokasi di jalan-jalan kecil yang jarang dilalui kendaraan. Seperti baru-baru ini ada sampah popok yang dibuang sembarangan. “Mereka biasanya kucing-kucingan dengan petugas. Untuk itu, bilamana ditemukan masyarakat membuang sampah sembarangan yang tidak pada tempatnya, atau mengotori lingkungan akan dikenakan denda. Denda administratif dan denda uang sebesar Rp 1,5 juta,” katanya Minggu 5 Juni 2022.
Selain melakukan edukasi dan pengawasan, Arsana menjelaskan, saat ini Bumdes juga telah memberikan jasa angkut sampah. Program tersebut dijalankan sebanyak tiga kali selama seminggu. Sampah tersebut diangkut dari rumah warga kemudian dikirimkan ke TPST Samtaku, Jimbaran. “Kalau sebelumnya kami memberikan edukasi tanpa solusi, sekarang kami sudah punya solusi yaitu desa sudah memiliki jasa angkut sampah mulai dari awal tahun 2022. Kalau masyarakat ingin diangkut sampahnya setiap hari kami akan siapkan MoU khusus,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, rencananya akan dibuat tempat khusus untuk pengelolaan sampah secara mandiri di Desa Ungasan. Namun hingga kini pihaknya mengaku masih kekurangan anggaran. Sehingga pihaknya telah mengajukan permohonan penggunaan lahan dan anggaran pembangunan kepada Pemprov Bali. “Penggunaan lahan sudah disetujui, tinggal saat ini kami mohon untuk pembangunannya, karena lumayan biayanya tidak sedikit. Mudah-mudahan tahun depan sesuai harapan TPST mandiri milik desa ini di support oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten,” harapnya. (MBP)