Selamatkan Potensi 400 Ribu Telur Penyu Per Tahun Melalui Program Adopsi Tukik

 Selamatkan Potensi 400 Ribu Telur Penyu Per Tahun Melalui Program Adopsi Tukik

Pelepasliaran penyu di pantai Kuta.

MANGUPURA – baliprawara.com

Dengan munculnya penyu hijau di perairan Selatan Bali, diyakini akan menjadi pertanda Baik, kalau penyu hijau ini mulai akan menepi ke pantai di Bali. Pasalnya, menurut Kepala BKSDA Bali, R. Agus Budi Santosa, sejak 4-5 tahun terakhir, penyu hijau tidak ada menepi ke pantai Bali.

“Ada penyu hijau di perairan Bali, kita senang. Karena selama ini, 4-5 tahun terakhir, tidak pernah ada penyu hijau di Bali. Selama ini yang ada hanya Penyu lekang saja. Jadi ini pertanda baik mungkin ekosistem sudah mulai pulih. Karena yang namanya penyu, dia hanya akan ke pantai, bila dia mau bertelur,” kata Agus, Sabtu 8 Januari 2022, saat ditemui di pantai Kuta.

 

Selama ini menurutnya, banyak penyu yang bertelur di sepanjang pantai di Bali. Bahkan dari data yang dimiliki, diperkirakan selama setahun, potensi telur penyu yang menetas di Bali, sebanyak 400 ribu telur. Tentunya hal ini bisa menjadi potensi ekonomi, melalui program adopsi bagi wisatawan yang berlibur ke Bali. 

Yang mana, untuk program adopsi, per satu tukik untuk dilepasliarkan, dihargai 10 dolar saja, tentu dalam setahun, akan ada pendapatan mencapai 4 juta dolar. Selain itu kata dia  melalui program adopsi ini, juga akan menyelamatkan populasi penyu.

“Potensi di Bali, untuk telur penyu, ada sebanyak 400a ribu. Kalau kita bisa berdayakan dengan program adopsi tukik untuk dilepasliarkan, tentu sangat bagus. Misalkan satu tukik 10 dolar saja, tentu sudah 4 juta dolar per tahun. Sehingga kita berharap, kalau sudah besar jangan ditangkap, biarkan dia bertelur di pantai di Bali. Kemudian tukiknya kita pakai untuk program adopsi tukik. Yang nikmati nanti masyarajat juga,” katanya menegaskan.

See also  Permintaan Tinggi, Distribusi "Gas Melon" Diharapkan Tetap Normal Saat Libur Galungan

 

Lebih lanjut dikatakannya, dengan masyarakat tidak menangkap penyu dewasa, tentu ini bisa menjadi peluang, bisa mendapat penghasilan juga. 

Untuk di Bali selama ini, yang dominan ada tiga jenis penyu. Yakni Penyu Sisik, Penyu Lekang dan Penyu Hijau. Tapi kata dia, lima tahun terakhir,  hampir seratus persen semua nya penyu lekang. 

“Pertanda buruk sebetulnya. Padahal sebelumnya ada tiga jenis penyu di Bali. Sekarang Penyu hijaunya sudah mulai muncul. Ini pertanda ekosistem sudah mulai membaik. Pandemi ini ternyata juga memberi efek positif, untuk tumbuhan dan satwa liar. Buktinya, semakin banyak tumbuhan dan satwa liar yang mudah dijumpai. termasuk juga populasinya semakin bertambah dengan cepat,” bebernya. (MBP1)

 

redaksi

Related post