Sembilan Bidadari Karya Seniman Lodtunduh, Diharapkan Jadi Momentum Kebangkitan Pariwisata

 Sembilan Bidadari Karya Seniman Lodtunduh, Diharapkan Jadi Momentum Kebangkitan Pariwisata

Seorang wisatawan, terlihat mengabadikan karya patung sembilan bidadari, di Alas Harum, Tegalalalang, Gianyar, Minggu (13/3/2022).

GIANYAR – baliprawara.com

Seniman I Wayan Agus Eri Putra, asal Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, kembali membuat karya instalasi yang sangat fenomenal. Setelah sebelumnya telah membuat sejumlah karya berbahan ramah lingkungan, termasuk terakhir membuat Patung Dewi Sri berbahan ilalang setinggi 14 meter sampai tembus rekor MURI Tahun 2020 lalu. Kini Agus Eri kembali membuat karya berupa sembilan patung bidadari yang terbuat dari anyaman bambu, dengan tinggi rata-rata sekitar 3 meter.

Sembilan bidadari yang dikerjakan selama tiga bulan ini, telah rampung, dan Pada Minggu 13 Maret 2022, semua patung berbahan ramah lingkungan tersebut, dibawa menuju Alas Harum Luwak Coffee, di Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Gianyar. Dengan diangkut mobil pickup, perjalanan 9 bidadari ini turut dikawal mobil Patwal dan dua perangkat gong baleganjur. Menariknya, iring-iringan patung 9 bidadari ini, menjadi perhatian publik saat melintas di sepanjang jalur menuju kawasan Alas Harum. Tak jarang warga lokal maupun wisatawan, mengabadikan iringan patung ini melalui smartphone mereka.

Ditemui usai mengantar patung-patung tersebut, Agus Eri menuturkan kalau pembuatan patung ini sebagai bentuk kerinduan para seniman dalam mengekspresikan kreativitas, terutama di tengah sempat dilarangnya pembuatan ogoh-ogoh. “Ini sebagai wadah kami dalam mengekspresikan diri membuat karya seni sebagai pengganti ogoh-ogoh,” kata Agus Eri.

 

Lebih lanjut kata Agus Eri, pembuatan patung tersebut menghabiskan waktu selama tiga bulan. Disamping melibatkan puluhan seniman, pihaknya juga mempekerjakan masyarakat setempat dalam hal membuat ulatan atau anyaman. “Pengerjaan selama 3 bulan, dengan dibantu 23 seniman yang juga berasal dari Desa Lodtunduh,” terang Agus Eri.

See also  179 Siswa dari 4 SLB di Kuta Selatan, Mengikuti Vaksinasi Dosis Kedua

Untuk bahan baku yang digunakan, Agus Eri mengatakan, seluruhnya menggunakan bambu lokal. Yang mana, bambu ini ia beli dari petani bambu di Kabupaten Bangli. Dikatakan, untuk total bahannya total biaya yang dikeluarkan kurang lebih mencapai Rp 130 Juta. “Untuk bambu kami beli di Bangli. Untuk bahannya saja, menghabiskan biaya kurang lebih Rp 130 juta,” imbuhnya.

Patung bidadari gagasan owner Alas Harum Luwak Coffee Made Ardana dan Made Nano ini, dipersiapkan sebagai hiasan objek Alas Harum Luwak Coffee, di Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Gianyar. Yang mana, patung ini diharapkan akan menjadi magnet bagi pengunjung. Mengingat, saat ini, Bali telah dibuka kembali untuk kunjungan wisatawan mancanegara (WNA). Apalagi, pemberlakuan tanpa karantina dan juga VOA, sudah mulai diuji coba, tentu ini menjadi momen kebangkitan pariwisata Bali.

 

Seperti yang disampaikan owner Alas Harum Luwak Coffee Made Ardana, keputusan untuk memesan patung sembilan bidadari pada Agus Heri adalah karena Agus Heri dinilai merupakan salah satu seniman kreatif yang selalu mengembangkan karyanya. Agus Heri juga merupakan seniman yang pernah membuatkan Patung Dewi Sri berbahan alang-alang setinggi 14 meter sampai tembus rekor MURI Tahun 2020 lalu. “Patung bidadari ini akan diletakkan di sejumlah spot di Alas Arum,” ungkapnya.

Selain itu, pihaknya melihat ada kerinduan seniman lokal dalam berkarya, sehingga pihaknya memutuskan untuk memesan patung sembilan bidadari tersebut sebagai wadah seniman untuk berkreasi.bAdapun filosofi sembilan bidadari ini kata dia adalah, the balance of beauty yang artinya kecantikan yang seimbang. Ini menurutnya, mencerminkan pelayanan di Alas Harum yang selalu mencerminkan keramahan dan keseimbangan. “Hal ini mencerminkan pelayanan kami yang cantiknya seimbang. Luarnya bisa dilihat, dalamnya bisa dirasakan,” beber pria yang akrab disapa Made Nano ini.

See also  MDA Himbau Masyarakat Bali Sikapi Pernyataan AWK dengan Elegan

Namun ia mengatakan jika peletakan patung di beberapa spot foto akan memakan waktu cukup lama. Dimana pengelola merencanakan peresmiannya nanti bertepatan dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April nanti. Yang jika memungkinkan akan dirangkai dengan fashion show dan sejenisnya. (MBP1)

 

redaksi

Related post