Semesta Suara Pujangga Menggema di FSBJ 2025

Dewa Sahadewa saat tampil membaca puisi.
DENPASAR – baliprawara.com
Parade Baca Puisi bertajuk Semesta Suara Pujangga mengisi panggung Festival Seni Bali Jani (FSBJ) ke-7 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kamis (24/7/2025). Enam penyair dari lintas generasi tampil memukau lewat karya yang menyentuh, penuh ekspresi, dan bertema harmoni semesta.
Komunitas Seni Candaka selaku penyelenggara menghadirkan para penyair pilihan yang bukan hanya berprestasi, tapi juga piawai membawakan puisi secara penuh penghayatan.
Ketua Komunitas, I Gusti Ngurah Gde Cakra Giri Asmara mengatakan, penampilan mereka adalah buah dari proses kurasi ketat berdasarkan kualitas dan kesukaan publik.
“Tema ‘Semesta Suara Pujangga’ kami angkat untuk menyuarakan keberagaman pengalaman, budaya, dan pencarian makna hidup melalui puisi,” jelasnya.
Parade ini tidak hanya menyajikan pembacaan puisi, tetapi juga diiringi seni pertunjukan—dari tarian, musik, hingga multimedia—yang menjadikan puisi sebagai seni hidup dan praktik budaya.
Para penyair dan karyanya, di antaranya Made Edy Arudi: Bawakan Lecut Aku dengan Pecut Pingit Titipan Para Dewa, berkolaborasi dengan dua penari.
Penyair Dr. Dewa Putu Sahadewa tampil dengan gitaris dan penari lewat puisi “Sihir Ingatan” dan “Wajah Bumi”. Kemudian Pranita Dewi membaca puisi Atma, tampil sendiri dengan pencahayaan dramatis.
Sedangkan Wayan Jengki Sunarta membaca empat puisi tanpa iringan, mengandalkan kekuatan vokal dan ekspresi.
Wulan Dewi Saraswati, berkolaborasi dengan Komunitas Aghumi dan multimedia untuk puisi Apa Kabar, Masa Depan?
Bode Riswandi: Tampil solo dengan dua multimedia yang mendampingi puisinya Enam Bait Stanza untuk Indonesia dan Aku Berdarah Tetapi Puisiku Tiada Luka.
Seluruh penyair hadir bukan hanya menyampaikan kata, tapi juga merawat bumi dan budaya melalui puisi. Parade ini menjadi bagian dari upaya menghidupkan filosofi Jagat Kerthi yang mengajak untuk menjaga keseimbangan semesta lewat seni.(MBP2)