Sempat Dikeluhkan Pengunjung, Karung Pasir di Pantai Kuta Akhirnya Dibongkar

 Sempat Dikeluhkan Pengunjung, Karung Pasir di Pantai Kuta Akhirnya Dibongkar

Karung pasir di Pantai Kuta, akhirnya dibongkar setelah dikeluhkan pengunjung.

MANGUPURA – baliprawara.com

Karung pasir diatas krib penahan abrasi di Pantai Kuta, yang sempat dikeluhkan pengunjung karena terkesan kumuh, akhirnya dibongkar, Senin 15 Januari 2024 pagi. Pembongkaran karung pasir ini, dilakukan langsung oleh para pedagang pantai yang memasang karung tersebut, dengan pengawasan dari Satgas Pengelola Pantai Kuta. 

Ketua Satgas Pengelola Pantai Kuta, Wayan Sirna menerangkan, pembongkaran karung pasir ini, dilakukan atas koordinasi Dinas PUPR kepada Desa Adat Kuta. Dari hasil koordinasi tersebut kemudian pihaknya meminta agar pedagang yang membuat tanggul pasir itu, membongkar kembali apa yang mereka pasang. “Hari ini kita mulai bongkar,” ucapnya.

Diungkapkannya, semula pemasangan karung pasir ini dilakukan pedagang untuk memfasilitasi keluhan wisatawan akan keberadaan akses untuk menuruni krib. Karena kata dia, kondisi krib batu yang tidak rata, sempat membuat wisatawan tersandung dan hampir terjatuh. 

Namun seiring perkembangannya, justru pemasangan karung pasir ini semakin banyak muncul diatas krib dan menyerupai tanggul. Akibat keberadaan karung yang banyak robek dan tidak rata, mengakibatkan pemandangan di sana menjadi kumuh. “Untuk itu, karung pasir yang berada diatas krib kemudian diminta agar dibongkar karena membuat estetika kawasan menjadi tidak bagus,” ucapnya.

Berdasarkan informasi yang ia dengar di lapangan, munculnya tanggul karung pasir itu dipicu oleh keterbatasan space berjualan pedagang. Selama ini para pedagang pantai cukup kesulitan berjualan dengan space yang terbatas akibat abrasi yang merongrong. Berkaca dari hal itu, ia menilai diperlukan upaya penanganan sementara, sambil menunggu pengembalian pasir yang rencananya dilakukan oleh BWS Bali Penida.

“Kalau bisa space ini ditambah sekitar 4-5 meteran, agar pedagang dapat menempatkan lounge chair mereka. Jika menunggu BWS tentu akan cukup lama, tentu pengisian pasir ini perlu dilakukan sementara waktu oleh Pemkab Badung,” harapnya.

See also  Kementerian Lingkungan Hidup Bersama Ribuan Masyarakat Bersihkan Sampah Laut di Pantai Kuta

Salah seorang pedagang bernama Ketut S yang ditemui di lokasi menerangkan bahwa, selama ini pihaknya cukup kesulitan dengan kondisi area berjualan yang terbatas. Kondisi itu sangat berpengaruh terhadap perekonomiannya yang mengandalkan pemasukan dari berjualan di pantai. 

Keberadaan breakwater yang dibuat selama ini menurutnya cenderung hanya mengamankan pedestrian yang ada. Padahal ia berharap keberadaan krib ini juga dapat menambah space pedagang berjualan. Sehingga manfaatnya dirasakan bukan hanya untuk mengamankan aset pemerintah, namun juga kesejahteraan masyarakat yang berjualan di pantai. 

Terpisah, Bendesa Adat Kuta Komang Alit Ardana menerangkan bahwa, keberadaan karung pasir itu merupakan suatu inisiasi pedagang yang peduli akan kondisi yang terjadi di Pantai Kuta. Hal itu sifatnya sementara dan mereka siap untuk membongkar jika tidak diperkenankan. Pihaknya telah meminta pedagang untuk membersihkan karung pasir tersebut, karena kondisinya memang tidak elok. Apalagi karung itu terbuat dari plastik yang rentan rusak. 

Pihaknya berharap kepada pemerintah untuk membantu dalam menata Kuta agar kembali bersinar dan berseri. Salah satu hal yang diharapkan adalah program pengisian pasir untuk menangani abrasi di Pantai Kuta. Rencananya tahun ini BWS Bali Penida akan melakukan pengisian pasir yang diharapkan benar-benar dapat terealisasi. (MBP)

 

redaksi

Related post