Seniman Kuta Bawakan Tari Perdamaian “Santi Maha Paripurna” di Momen Peringatan Bom Bali
MANGUPURA – baliprawara.com
Ada yang berbeda pada momen peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali, tahun 2022 ini. Yang mana, untuk pertama kalinya peringatan tragedi yang menewaskan sebanyak 202 orang ini, diisi dengan penampilan sejumlah seniman Kuta.
Pada momen peringatan 20 tahun tragedi Bom Bali ini, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta, bersama Yayasan Isana Dewata, menggelar doa bersama di monumen kemanusiaan Ground Zero, di Jalan Raya Legian, Kuta, Badung, Rabu 12 Oktober 2022. Selain doa lintas agama, dalam kegiatan ini, juga diisi penampilan tarian perdamaian oleh masyarakat Kuta, berjudul “Santi Maha Paripurna”. Melalui tarian yang ditampilkan pada kegiatan ini, diharapkan bisa menggaungkan perdamaian ke seluruh dunia.
Karya persembahan Sanggar Seni Kuta Kumara Agung tersebut, menunjukkan implementasi pentingnya kerukunan dan rasa toleransi sebagai wahana mencapai kedamaian. Pesan tersebut tampak tertuang dalam setiap gerak para penari.
“Santi Maha Paripurna memiliki arti perdamaian adalah hal yang maha sempurna. Saya berharap ini bukan hanya menjadi tontonan, melainkan juga dapat memberikan tuntunan tentang pentingnya perdamaian untuk terwujudnya Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma, yang berarti mewujudkan kedamaian semua makhluk dan keharmonisan alam semesta dengan jalan kebaikan,” ungkap Dr I Gusti Made Darma Putra selaku konseptor.
Meski dipentaskan pada momen peringatan Bom Bali, karya itu ditegaskan Darma Putra yang juga doktor lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini, bukan membicarakan tragedi kemanusiaan yang merenggut ratusan nyawa tersebut. Melainkan murni implementasi dari sebuah perdamaian. “Prinsipnya di sini kami tidak ingin mengingat lagi kejadian itu. Tapi bagaimana kita mewujudkan sebuah perdamaian, yang kami tuangkan dalam bentuk seni tari,” ungkapnya.
Menariknya, karya tersebut digarap hanya dalam waktu tiga minggu saja. Meski demikian, tetap diupayakan untuk memberikan suguhan terbaik, demi tersampaikannya pesan dimaksud. “Ini adalah karya seni tari kreasi inovatif, dengan sedikit sentuhan teatrikal. Ada lima penari terlibat, baik pria maupun wanita,” ucap pria yang juga merupakan Ketua Umum Listibiya Kecamatan Kuta tersebut.
Sementara itu, Ketua LPM Kuta, I Putu Adnyana, mengatakan, kegiatan bertajuk ‘Doa dari Bali untuk Dunia’ tersebut, bukanlah untuk memperingati sebuah tragedi. Melainkan lebih kepada mengenang dan mendoakan para korban, serta perdamaian untuk kedepannya.
Kegiatan ini diisi doa lintas agama dan pencerahan Peace Word ‘Forgiving is Beautifying’ dari tokoh motivator yakni Gede Prama. “Inti dari rangkaian kegiatan ini, kita semua mendambakan kedamaian dan kebersamaan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan dalam sebuah kebhinekaan,” ucapnya.
Sejak pagi, kawasan monumen kemanusiaan Ground Zero, terlihat ramai. Keluarga maupun kerabat serta teman korban tragedi Bom Bali, silih berganti melakukan doa sambil membawa karangan bunga. Tragedi yang memilukan yang terjadi tanggal 12 Oktober 2002 ini, diharapkan tidak pernah terjadi lagi, dan perdamaian selalu tercipta di Bali dan Dunia. (MBP)