Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Serahkan Tongkat Penuntun Adaptif Kepada 92 Anggota Pertuni Denpasar

 Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Serahkan Tongkat Penuntun Adaptif Kepada 92 Anggota Pertuni Denpasar

Perwakilan dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung, memberikan tutorial penggunaan Tongkat Penuntun Adaptif Kepada 92 Anggota Pertuni Denpasar.

DENPASAR – baliprawara.com

Sentra Terpadu Kartini Temanggung, menyalurkan sebanyak 92 Tongkat Penuntun Adaptif (TPA) seri terbaru, untuk membantu penyandang disabilitas tunanetra dalam beraktivitas. Penyerahan puluhan tongkat kali ini, diberikan kepada anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Denpasar, Kamis 2 November 2023, di Graha Nawasena Rumah Harapan Disabilitas Kota Denpasar.

Penyerahan TPA ini, dihadiri pihak Sentra Terpadu Kartini Temanggung, yakni Koordinator untuk Alat Bantu, Suratinah, bersama Tim diantaranya, Ragil Supriyono Yanto, Retno, Karsono. Turut hadir Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Denpasar, Sentra Mahatmiya Bali – Kementerian Sosial RI, Ketua Pertuni Denpasar bersama anggota. 

Menurut Koordinator Untuk Alat Bantu Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Suratina, penyerahan TPA ini sebelumnya merespon dari pengajuan DPC Pertuni Kota Denpasar. Adapun pengajuan yakni sebanyak 92 tongkat penuntun adaptif untuk penyandang disabilitas sensorik netra. Dari pengajuan ini kata dia, semua telah diakomodir. 

Untuk mempermudah penggunaan alat ini, pihaknya dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung, juga memberikan tutorial cara penggunaan kepada penyandang disabilitas sensorik netra sebanyak 92 orang. “Untuk pengajuan tongkat ini, tentu melalui assessment terlebih dahulu, apakah layak diberikan atau tidak,” ungkapnya.

Koordinator Untuk Alat Bantu Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Suratina.

Dikatakan, TPA seri terbaru ini, telah dilengkapi sistem elektronik. Seperti bluetooth, penentuan lokasi dan sensor lain. Tongkat ini bisa menjadi petunjuk pada penggunanya apalagi ada bahaya di depan. Seperti genangan air, api, objek maupun benda.

Dengan alat ini pihaknya berharap para penyandang disabilitas ini bisa sangat terbantu, namun ia menegaskan kalau tongkat ini merupakan alat bantu, bukan pengganti kedisabilitasan. “Alat ini kami harapkan dapat mempermudah mereka untuk aksesibilitas dalam melakukan kegiatan sehari-hari,” katanya saat ditemui usai penyerahan TPA.

See also  Kelurahan Panjer Mulai Terapkan PKM

Diungkapkannya, selama ini, Senta Terpadu Kartini Temanggung, memiliki wilayah kerja seperti di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Tongkat ini kata dia, akan membantu penyandang disabilitas saat menemui kendala di jalan, seperti menemukan hambatan seperti api, air, atau menemukan jalan buntu, nanti akan keluar suara sirine. Sementra selama ini, dengan menggunakan tongkat biasa, hanya memandu jalan saja. 

Selain di Bali, penyaluran TPA ini telah dilakukan di sejumlah wilayah, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, kalimantan timur, Lampung, dan beberapa wilayah di Indonesia. Untuk Bali sendiri kata dia, di tahun 2022 lalu sudah sempat disalurkan alat tongkat.

Ketua Pertuni Denpasar, I Nyoman Suandi

Sementara itu, Ketua Pertuni Denpasar, I Nyoman Suandi, mengatakan, pihaknya dari Pertuni mewakili anggota menyampaikan banyak terimakasih kepada Sentra Terpadu Kartini Temanggung, karena telah dibantu tongkat. Ia mengungkapkan kalau tongkat ini sangat dibutuhkan selama beraktivitas di lapangan. Khususnya anggota pertuni yang mencari kegiatan di kota Denpasar. “Tentu ini sangat membantu, karena dilengkapi aplikasi suara,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, sebelumnya anggota Pertuni Denpasar juga pernah diberikan alat sejeni, tapi belum terlalu bisa untuk menggunakan. Untuk alat yang diterima saat ini, juga kata dia perlu penyesuaian dalam penggunaanya. “Dulu kami menggunakan tongkat biasa saja, tidak bisa mendeteksi ada bahaya, mungkin ada air, Api maupun hal-hal yang membahayakan. Namun tongkat yang baru ini, sudah dilengkapi aplikasi untuk sensor api dan sensor lain,” bebernya.

Saat ini anggota pertuni denpasar, total ada sebanyak 92 orang. Dari jumlah ini, hampir sebanyak 80 persen dari mereka bekerja sebagai therapist panggilan. Kadang juga bekerja di hotel yang harus berjalan menyusuri trotoar. Sementara 20 persen sisanya dari total 92 anggota ini, ada yang bekerja sebagai guru, maupun di bidang seni budaya yang bergerak di dunia pariwisata. (MBP)

See also  Ajak Masyarakat Patuhi Prokes, Desa Padang Sambian Kelod Rutin Lakukan Sosialisasi

 

redaksi

Related post