Shortcut Singaraja-Mengwitani, Upaya Seimbangkan Pembangunan Ekonomi di Bali Utara

 Shortcut Singaraja-Mengwitani, Upaya Seimbangkan Pembangunan Ekonomi di Bali Utara

Gubernur Bali Wayan Koster saat peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan Shortcut Singaraja-Mengwitani, Kamis 2 September 2021.

SINGARAJA – baliprawara.com

Pembangunan jalan baru shortcut Singaraja-Mengwitani yang sudah dilakukan peletakan batu pertama menandai dimulai pengerjaan, tak hanya untuk mengurangi tikungan dan kondisi jalan menanjak. Namun, Menurut Gubernur Bali Wayan Koster, juga sebagai upaya untuk menyeimbangkan pembangunan perekonomian antara wilayah Bali utara dengan wilayah Bali selatan. 

“Astungkara, baru bisa terwujud di era kepemimpinan Saya bersama Wakil Gubernur Cok Ace. Dari dulu hanya menjadi wacana dan komoditi politik saat kampanye setiap pilkada, sekarang sudah menjadi kenyataan. Tentu infrastruktur ini akan sangat bermanfaat bagi Krama Bali, khususnya bagi Krama Buleleng, memperlancar transportasi dan muncul pusat-pusat perekonomian baru yang menggerakkan perekonomian berbasis rakyat di wilayah sekitarnya,” kata Gubernur Koster usai prosesi peletakan batu pertama, Kamis 2 September 2021.

 

Lebih lanjut dikatakan, bahwa pembangunan infrastruktur darat, khususnya pembangunan jalan baru shortcut titik 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ditambah titik 11 dan 12 ruas jalan Singaraja-Mengwitani, yang sumber pendanaan pelaksanaan program ini merupakan kolaborasi antara Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Bali. Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan fisik jalan baru shorcut ini, Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen membebaskan lahan yang diperlukan untuk pembangunan jalan shortcut yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2018 untuk titik 3, 4, 5, dan 6 melalui APBD Perubahan Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018. Dilanjutkan dengan pembebasan lahan titik 7, 8, 9, dan 10 melalui APBD Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2020. 

See also  Langkah Gotong Royong, Diharapkan Mampu Percepat Pembangunan Ekonomi Masyarakat

 

Total anggaran yang sudah direalisasikan untuk pembebasan lahan sebesar Rp 200,1 Milyar. Dan masih akan dilanjutkan lagi pembebasan lahan titik 11 dan 12 pada tahun 2022. Bahkan, pembangunan fisik titik 7D, 7E, 9, dan 10 akan dilanjutkan yang pelaksanaannya akan dimulai pada tahun 2022 (rencana proses tender akhir tahun 2021), dan target penyelesaian tahun 2023. Kemudian akan dilanjutkan lagi pembangunan titik 11 dan 12 pada tahun 2023 sampai tahun 2024.  (MBP)

 

redaksi

Related post