Siklon Tropis Goni Diprediksi Jauhi Indonesia, Masyarakat Harus Tetap Waspada
JAKARTA – baliprawara.com
Menurut analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dirilis pada hari Minggu (1/11), posisi siklon tropis Goni berada pada 13.5 LU, 123.6 BT atau sekitar 1.150 kilometer sebelah utara Tahuna, Sulawesi Utara. Sedangkan arah gerakannya menuju barat dan barat daya dengan kecepatan 15 knots atau 27 kilometer per jam, menjauhi Indonesia.
Adapun untuk kekuatannya mencapai 90 knots atau 175 kilometer per jam dan memiliki tekanan 960 hPa. Siklon tropis Goni ini diprediksi bergerak menjauhi wilayah Indonesia selama 24 jam kedepan.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati, berdasarkan analisa prediksi 24 jam ke depan atau yang berlaku untuk Senin (2/11) pukul 07.00 WIB, posisi siklon berada pada 15.2 LU 118.4 BT atau sekitar 1.530 kilometer sebelah utara dan barat laut Tahuna, Sulawesi Utara. Selanjutnya untuk arah gerakan siklon menuju ke barat dan barat laut dengan kecepatan 15 knots atau 27 kilometer per jam.
Sedangkan kekuatannya menjadi melemah dari sebelumnya yakni 45 knots atau 85 kilometer per jam dan tekanannya naik menjadi 994 hPa. “Kendati bergerak menjauhi wilayah Indonesia, siklon tropis Goni tetap memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Tanah Air,” katanya.
Adapun dampak tersebut adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat terjadi di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.Kemudian gelombang laut dengan ketinggian 4.0-6.0 meter juga berpotensi terjadi di perairan Laut Cina Selatan.
Melihat adanya potensi dampak cuaca atas siklon tropis Goni tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah, khususnya bagi wilayah yang diprediksi terdampak secara tidak langsung untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu BNPB juga merekomendasikan agar pemerintah daerah memperkuat kapasitas jajarannya dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusia untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu berbasis pengurangan risiko bencana. Dalam hal ini, bencana alam yang dapat terjadi dan dipicu oleh faktor cuaca seperti banjir, banjir bandang, angin puting beliung, angin kencang dan tanah longsor perlu dicegah dan diantisipasi dengan baik agar kemudian tidak menimbulkan korban jiwa. (MBP)