Simulasi Pemungutan Suara di Badung, Penumpukan Kedatangan Pemilih Menjadi Evaluasi KPU
MANGUPURA – baliprawara.com
Menjelang hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tanggal 27 November 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Badung, menggelar simulasi, Minggu 17 November 2024. Simulasi yang digelar di Banjar Tibubeneng, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung ini, meliputi simulasi pemungutan dan penghitungan suara.
Rangkaian simulasi ini telah dimulai sejak pukul 07.00 Wita, yang mencakup pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati. Dari pantauan di lapangan, para pemilih yang dilibatkan ternyata datang hampir bersamaan. Tentu hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan kedatangan pemilih.
Ketua KPU Badung, I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra, mengatakan, dalam simulasi yang diselenggarakan di TPS 04 ini, melibatkan sebanyak 558 pemilih. Pihaknya tidak memungkiri ditemukan adanya penumpukan kedatangan pemilih.
Hal itupun kata dia, akan menjadi bahan evaluasi pihaknya di KPU Badung, agar penumpukan tersebut tidak terjadi pada hari pemilihan. Dalam hal ini, pihaknya akan mencarikan solusi untuk pengaturan kedatangan pemilih ke TPS. “Ini (penumpukan pemilih-red), yang akan menjadi bahan evaluasi kamu untuk kesiapan penyelenggaraan pemilihan pada 27 November mendatang,” katanya di lokasi.
Menurutnya, jika pemilih datang bersamaan, hal ini akan menyulitkan proses pemungutan suara. Oleh karena itu, kedatangan pemilih perlu dibagi menjadi beberapa sesi. Simulasi ini juga melibatkan teman-teman di PPS, PPK, dan KPPS untuk menjadikan simulasi sebagai laboratorium guna mengamati langsung kegiatan di TPS.
Lebih lanjut ia menyampaikan, untuk hal itu, akan dilakukan evaluasi terkait regulasi. Bagaimana membuat strategi agar 600 pemilih bisa terakomodasi sesuai waktu yang disediakan. “Diperlukan manajemen waktu yang baik dan penyampaian yang jelas kepada pemilih. Kami akan mengevaluasi ini berdasarkan kondisi yang ada. Misalnya, mengatur kedatangan pemilih dalam kelompok tertentu, seperti 100 pemilih pertama datang pukul 07.00 WITA, kelompok kedua pukul 07.20 WITA, dan seterusnya,” terangnya.
“Kami akan mengevaluasi, seperti tadi saat kami belum membagi kedatangan pemilih, sehingga terjadi penumpukan. Menurut kami, sebaiknya kedatangan dibagi menjadi beberapa kluster untuk memudahkan kerja di TPS,” ujarnya.
Sementara itu, Komisioner Bawaslu Badung, Wayan Semara Cipta menyampaikan, dari pemantauan yang dilakukan saat simulasi, ia mencatat bahwa kedatangan pemilih yang bersamaan menyebabkan penumpukan di TPS. Hal ini sudah dikoordinasikan dengan komisioner dan pimpinan KPU Badung. (MBP)