Siswa SMAN 1 Penebel Ciptakan Tower Ganda Daur Ulang Air, Ide Sederhana yang Berbuah Prestasi

 Siswa SMAN 1 Penebel Ciptakan Tower Ganda Daur Ulang Air, Ide Sederhana yang Berbuah Prestasi

Siswa memanfaatkan air daur ulang dari tower ganda.(ist)

TABANAN – baliprawara.com
Suasana di halaman SMAN 1 Penebel, Kabupaten Tabanan, tampak berbeda. Di sudut sekolah berdiri dua menara air berukuran sedang dengan pipa-pipa yang tersambung rapi.

Bagi sebagian orang, mungkin itu hanya tandon air biasa. Namun, bagi warga sekolah, inilah hasil karya inovatif siswa mereka yang berhasil menjuarai Lomba Tirtanovasi 2024, program konservasi air yang digagas oleh Bali Water Protection (BWP) bersama IDEP Selaras Alam.

Putu Krishna Jaya Mahendra, siswa kelas XII/5 berusia 17 tahun, menjadi sosok di balik ide cemerlang tersebut. Bersama rekan-rekannya, ia merancang sistem “Tower Tandon Ganda Daur Ulang Air” yang kini menjadi kebanggaan sekolah.

“Tujuannya sederhana, kami ingin air hujan yang biasanya terbuang bisa dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan sekolah,” ujar Krishna saat ditemui di lokasi tower Kamis 30 Oktober 2025.

Inovasi ini tidak hanya unggul secara konsep, tetapi juga telah diuji dan diterapkan secara nyata di lingkungan sekolah. Sistem ini bekerja dengan dua menara air yang masing-masing memiliki tandon berkapasitas 250 liter. Air hujan yang turun ditampung, lalu disaring melalui lapisan arang, pasir, dan kerikil sebelum dialirkan ke tandon kedua untuk digunakan kembali.

Hasil air saringan ini telah diuji oleh Puskesmas setempat dengan nilai pH mencapai angka 7, artinya air tersebut cukup bersih untuk kebutuhan non-konsumsi seperti mencuci tangan, menyiram tanaman, hingga membersihkan toilet sekolah. “Kalau untuk minum, tentu harus dimasak dulu,” tambah Krishna.
Pembangunan tower ini mendapat dukungan penuh dari IDEP dengan bantuan dana sebesar Rp6 juta setelah proposal mereka dinyatakan sebagai salah satu pemenang lomba. Sejak dioperasikan, tower ini telah memberikan dampak nyata dalam menghemat penggunaan air bersih di sekolah.

See also  Pemerintah dan DPRD Badung Sepakati 2 Ranperda, Bupati Giri Prasta Perintahkan OPD Segera Lakukan Percepatan

Tak berhenti di sana, pihak sekolah juga mengembangkan sistem ini untuk kebutuhan nursery atau tempat pembibitan tanaman. Air hasil filterisasi dialirkan ke area penghijauan untuk menyirami tanaman, sekaligus menjadi media pembelajaran konservasi bagi siswa.

Selain tower ganda, SMAN 1 Penebel kini juga memiliki sumur imbuhan sebagai bagian dari sistem konservasi air. Sumur dengan kedalaman tiga meter dan diameter 1,5 meter ini dibangun di area terendah sekolah agar dapat menampung air hujan sebelum diserap kembali ke tanah.
Guru pembina Siswa Pecinta Alam (SISPALA), Putu Adi Adnyana Negara, menjelaskan bahwa sistem ini menjadi langkah nyata sekolah dalam menjaga keseimbangan air tanah. “Dengan sumur imbuhan ini, air hujan tidak hanya tertampung tapi juga dikembalikan ke alam, membantu mencegah kekeringan di musim kemarau,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa program ini berhasil menumbuhkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa. “Kami berharap kerja sama dengan IDEP terus berlanjut, karena salah satu siswa kami juga sudah mendapatkan beasiswa dari mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Itu bukti nyata bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa membuka peluang masa depan,” harapnya.

Sementara itu, Media and Communication Officer IDEP Foundation, Nicolaus Sulistiyo, mengatakan, publikasi mengenai proyek ini diharapkan dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain di Bali untuk melakukan langkah serupa. “Kegiatan ini dirancang agar sekolah tidak hanya menjadi penerima manfaat, tapi juga pelaku perubahan,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Muchamad Awal, Direktur Eksekutif IDEP Foundation. Ia menegaskan bahwa Tirtanovasi merupakan program yang mengedepankan pendekatan bottom-up, melibatkan masyarakat dan sekolah sebagai agen perubahan. “Inovasi seperti ini penting karena muncul dari kebutuhan lokal. Ini bukan untuk menggantikan peran pemerintah, tapi untuk mempercepat solusi melalui ide yang tumbuh dari masyarakat sendiri,” ungkapnya.

See also  Pemkot Salatiga Belajar Kemitraan dan Strategi Komunikasi Media ke Pemkot Denpasar

Keberhasilan SMAN 1 Penebel menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan tidak harus berhenti pada teori. Melalui praktik nyata seperti Tower Ganda Daur Ulang Air, para siswa belajar langsung tentang pentingnya konservasi air, pemanfaatan sumber daya alam secara bijak, serta bagaimana teknologi sederhana bisa memberikan manfaat besar bagi lingkungan.

Kini, tower yang berdiri kokoh di halaman sekolah itu bukan sekadar simbol kemenangan lomba, tetapi juga bukti bahwa ide kecil dari tangan muda bisa membawa perubahan nyata. Dengan semangat kolaborasi antara sekolah dan lembaga lingkungan, SMAN 1 Penebel perlahan menjelma menjadi sekolah yang mandiri dalam pengelolaan air sekaligus menjadi teladan konservasi di Kabupaten Tabanan. (MBP)

 

redaksi

Related post