Survey MBKM Bina Desa Luwus, “Jaje Bendu” Masih Menjadi Pesona UMKM Desa Luwus Tabanan

 Survey MBKM Bina Desa Luwus, “Jaje Bendu” Masih Menjadi Pesona UMKM Desa Luwus Tabanan

MBKM Bina Desa Luwus, angkat potenI jaje Bali. (ist)

TABANAN – baliprawara.com

Banjar Poyan yang berlokasi di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, ternyata memiliki cukup banyak potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal. Dari hasil survey yang dilakukan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Bina Desa Luwus, Fakultas Hukum Universitas Udayana (FH Unud), potensi UMKM tersebut, banyak terdapat pembuat jaje (kue) Bali.

Yang mana, produk jaje Bali ini, biasanya dibuat untuk dikonsumsi atau sebagai sarana persembahyangan. Salah produk yang dihasilkan adalah jaje Bendu. Di Banjar Poyan ini, salah satu produsen Jaje Bendu yakni Made Suli, wanita berusia 65 tahun yang sudah menekuni usaha ini sejak tahun 1990. Made Suli, merupakan generasi ke-2 yang menjadi pengelola jaje bendu di banjar Poyan, setelah almarhum ibunya.

Menurut Made Suli, bahan dasar pembuatan jaje bendu ini adalah air garam, tepung ketan, perasan air daun pucuk, dan gula merah. Proses pembuatan jaje bendu ini masih sangatlah tradisional. Ia bahkan masih menggunakan kompor tungku dengan bahan bakar kayu serta menggunakan alat-alat yang sederhana untuk mengelola jaje bendu ini.

Jaje bendu ini sebenarnya terdapat di beberapa daerah yang ada di Bali, yang membedakan adalah penamaan makanan dan rasanya. Yang mana rasa jaje bendu yang dikelola oleh Made Suli ini, masih memiliki rasa original dibandingkan dengan beberapa tempat yang ada di Bali. Terutama yang sudah mendapatkan inovasi baru dengan beberapa bahan tambahan, misalnya daun pandan atau pewarna makanan lainnya yang membuat cita rasa dari jaje bendu berbeda dari rasa originalnya.

See also  Tak Ada Orderan, Perajin Handicraft Berbahan Limbah Alam di Tabanan Tetap Berkarya 

Made Suli dalam sehari mampu membuat jaje bendu dua kali, yaitu pada pagi hari dan malam hari biasanya menghasilkan kurang lebih 500 biji jaje bendu perharinya. Pemasaran jaje bendu ini, idak hanya dipasarkan di banjar Poyan saja, melainkan ada juga yang memesan dari Pasar Baturiti, Kintamani, Petang, Kapal, Sembung, dan ada juga warga dari Sulawesi yang memesan untuk dikonsumsi secara pribadi bersama keluarga.

Made Suli berharap, dengan adanya promosi yang dilakukan Bina Desa Luwus 2024, jaje bendu di Desa Poyan ini dapat diketahui di seluruh wilayah Bali serta dapat memotivasi UMKM Lokal bali untuk terus melestarikan jaje khas bali.

“Bagi Masyarakat yang ingin memesan jaje bendu ini dapat langsung datang ke rumah Ibu Made Suli yang beralamat di Banjar Poyan, Desa Luwus, Gang Renjuna,”  terangnya. (MBP)

 

redaksi

Related post