Suwat Waterfall, Permata Tersembunyi di Gianyar

 Suwat Waterfall, Permata Tersembunyi di Gianyar

by : Gendhis Aliyah

GIANYAR – baliprawara.com

Bukan hanya pantai. Bali memiliki sejuta jalan yang akan membawa kita ke berbagai tempat tersembunyi nan indah. Yup! Buat yang ngaku sebagai seorang eksplorer, kini saatnya untuk menjelajahi tempat-tempat rahasia di Pulau Dewata yang masih baru. Salah satunya adalah Air Terjun Suwat.

Suwat Waterfall diambil dari nama desa tersebut yang lokasinya ada di Gianyar, Bali. Area di air terjun ini cocok banget buat yang suka ketenangan seperti di dalam hutan. Jarak tempuh dari Denpasar sekitar satu jam, sedangkan dari Kuta sekitar satu setengah jam.

Air Terjun Suwat ini sebenernya udah dibuka dari September tahun 2019 lalu. Namun karena pandemi, kawasan ini sempat tutup selama beberapa bulan dan akhirnya dibuka kembali bulan Juli ini dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti dengan menyediakan tampat cuci tangan yang dapat ditemukan di dekat penjualan tiket masuk. Untuk harga tiket masuknya sendiri kalau untuk dewasa sebesar Rp. 15.000 sedangkan untuk anak-anak hanya Rp 10.000.

Gerbang masuknya cukup keren. Gapuranya dibuat menyerupai kura-kura yang mana, di atas kepala kura-kura tersebut terdapat tulisan “Suwat Waterfall”. Dan beberapa langkah setelah dari gapura itu, pengunjung akan mendenger suara air terjun yang membuat kita tidak sabar untuk segera berenang di sana.

Ternyata hanya sekitar 5 menit saja untuk sampe di air terjunnya. Tapi, selama melewati jalur trek menuju ke air terjun, dikelilingi pagar dari tanaman. Sehingga akan terasa seger dengan pemandangan yang hijau.

See also  Penyemprotan Disinfektan Secara Serentak di Wilayah Kabupaten Jembrana

Selain di gapura masuk, ternyata pahatan kura-kura juga ada di bebatuan dekat kolam air terjun yang dapat dipanjat untuk mendapatkan spot bagus ketika mengambil gambar dengan latar belakang air terjun. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter.

Terkait relief kura-kura di area air terjun, Bendesa Adat Suwat, Ngakan Putu Dibya mengatakan, dahulu, di desa Suwat banyak terdapat kura-kura air tawar. Namun saat ini, sudah tidak ditemukan lagi. “Untuk itulah, kami menjadikannya sebagai ikon di air terjun ini dengan memasang di gapura masuk dan memahatnya di bebatuan area air terjun.”

Lebih lanjut dikatakan, dengan dibukanya air terjun baru ini, maka pihaknya berharap, dapat meningkatkan ekonomi di desa ini. Hal tersebut tentu untuk melaksanakan Perda nomor 4 Tahun 2019 tentang desa adat di Bali.

Warna pirus (turquoise) di kolam air terjun ini bener-bener ngundang untuk berenang. Jadi, pastiin jangam lupa baju renang dan baju ganti untuk menikmati kesegaran airnya. Selain itu, pengelola air terjun juga sudah menyiapkan sebuah kayak yang dirakit dengan bambu yang dapat digunakan oleh pengunjung. Usai bermain air, pengelola juga sudah menyiapkan ruang ganti, toilet, serta mini bar yang menyediakan berbagai makanan dan minuman yang dapat dibeli oleh pengunjung.

Sedangkan bagi yang ingin menambah koleksi foto, Air Terjun Suwat ini juga menyediakan spot untuk ber-swafoto. Untuk ke depannya, air terjun ini juga akan memfasilitasi areanya dengan bale bangong atau gazebo. Jangan lupa, jangan buang sampah sembarangan. (MBP14)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *