“Swara Apurva” Dewata Nawa Sanga, Indra Lesmana Bawa Makna Kembali ke Titik Sentral untuk Keseimbangan

 “Swara Apurva” Dewata Nawa Sanga, Indra Lesmana Bawa Makna Kembali ke Titik Sentral untuk Keseimbangan

Indra Lesmana (tengah) saat peluncuran karya terbarunya, Swara Apurva, Jumat 25 April 2025.

MANGUPURA – baliprawara.com
Karya musik terbarunya, dari musisi maestro jazz Indonesia Indra Lesmana, berjudul Swara Apurva, resmi diluncurkan Jumat 25 April 2025, di The Apurva Kempinski Bali. Karya terbarunya ini, terdiri dari 9 komposisi yang bertemakan 9 penjuru mata angin, yaitu Dewata Nawa Sanga. Peluncuran yang dibuka dengan pertunjukan tari sembilan dewa penjaga arah mata angin ini, juga menjadi puncak perayaan ulang tahun ke-6 The Apurva Kempinski Bali.

Ditemui sebelum peluncuran, Indra Lesmana menyampaikan bahwa pada karya ini, ia coba menyampaikan, bukan hanya arah mata angin, bukan hanya mengenai dewa-dewa yang menjaga arah mata angin. Namun ia mencoba merasakan setiap karakter, setiap rasa dari makna dibalik semua itu. “Yang saya rasakan adalah bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan diri kita dalam kehidupan sehari-hari,” katanya di hadapan wartawan.

Lebih lanjut disampaikan, sembilan mata angin tersebut bila dilihat, ada berbagai macam energi dan karakter yang sebenarnya semuanya adalah untuk mendapatkan suatu keseimbangan. Yaitu di titik sentral yang berada di tengah-tengah dari 9 penjuru mata angin.

“Jadi sembilan mata angin yakni 8 mata angin dan 1 titik sentral, saya ingin sampaikan di Dewata Nawa Sanga ini adalah, kita harus selalu kembali ke titik sentral, dimana kita bisa mendapatkan keseimbangan,” ucapnya.

Dalam Komposisi Swara Apurva, berbagai instrumen tradisional Indonesia, seperti Gamelan, Rindik, Jegog, Sasando, Sapek (alat musik Kalimantan), Kendang, Suling, Nakun Tapanuli (Sumatera Utara), Kecapi, angklung, taganing dan sebagainya, yang dipadukan dengan Piano dan Strings quartet.

Lebih lanjut kata Indra Lesmana, pembuatan karya ini menghabiskan sekitar empat bulan, yang dimulai dari awal Desember 2024 dan selesai dikerjakan pada pertengahan bulan April 2025. Dalam durasi itu, Indra menyelami tahap demi tahap mulai dari perancangan suara hingga penciptaan komposisi, dengan pendekatan yang sangat intuitif dan terhubung pada alam serta kearifan lokal Bali.

See also  Brida Badung Gelar Sosialisasi Indeks Inovasi Daerah

Namun, dalam proses pembuatan, tentu ada tantangan yang dihadapi yakni memadukan unsur-unsur suara tradisi. Karena kata dia, yang sulit adalah bagaimana memadukan tuning dari alat-alat musik tradisi yang digunakan. “Pada Swara Apurva ini, bagaimana meng create suatu balance harmoni, antara musik tradisi dengan alat musik modern,” bebernya.

Karya ini menurut General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet, merupakan komitmen dari hotel dalam merayakan dan memperkenalkan budaya Indonesia ke panggung dunia dengan menghidupkan warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Melalui Powerful Indonesia to the World, pihaknya tidak hanya memamerkan warisan budaya Indonesia yang kaya, tetapi juga mengajak dunia untuk merasakan dan mengalaminya secara langsung.

Swara Apurva ini, hadir untuk memperkuat identitas dan atmosfer khas resort yang selama ini dikenal dengan pendekatan arsitektur dan pelayanannya yang sarat budaya. Karya ini bahkan menjadi theme song resmi dari The Apurva Kempinski Bali. Yang mana, musiknya dapat dinikmati di seluruh area hotel, untuk memberikan pengalaman imersif bagi setiap pengunjung.

“Kami percaya bahwa pengalaman tamu yang luar biasa dapat berjalan seiring dengan praktik operasional yang bertanggung jawab. Itulah sebabnya, melalui kampanye ini, kami tidak hanya menampilkan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga mengajak dunia untuk merasakannya langsung,” terangnya. (MBP)

 

redaksi

Related post