Tabanan Orange Farm, Budidayakan Jeruk dengan Sistem Tumpang Sari

 Tabanan Orange Farm, Budidayakan Jeruk dengan Sistem Tumpang Sari

I Gusti Ngurah Simpen, pemilik Tabanan Orange Farm foto bersama istri saat mengikuti KBS Festival 14-19 Agustus 2023.

TABANAN – baliprawara.com

Tabanan tak hanya dikenal sebagai daerah penghasil beras, sehingga menyandang sebutan daerah lumbung padi. Tetapi, Tabanan juga penghasil buah-buahan, seperti manggis, durian, salak dan jeruk. Memang, berbicara jeruk, daerah yang paling banyak penghasil buah ini adalah Kintamani, Bangli. Tetapi Tabanan, juga sesungguhnya daerah potensial untuk pembudidayaan tanaman buah yang kaya vitamin C ini, karena unsur hara tanahnya juga sangat mendukung. 

Tanaman jeruk yang bagus dikembangkan di Tabanan adalah jenis siem dan keprok. Seperti yang dibudidayakan Tabanan Orange Farm, di Banjar Bugbugan Sari, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan. Sejak 11 tahun lalu, Tabanan Orange Farm telah membudidayakan tanaman jeruk organik dengan sistem tumpang sari dan ramah lingkungan. Citarasa buah jeruk yang dihasilkan, juga sudah banyak dirasakan oleh masyarakat, termasuk pengunjung KBS Festival, serangkaian hari jadi Provinsi Bali, di lapangan Niti Mandala Denpasar,Renon 14 -19 Agustus 2023 lalu.

I Gusti Ngurah Simpen, pemilik Tabanan Orange Farm mengatakan, pihaknya ingin memanfaatkan kesuburan tanah di wilayah Tabanan dengan menanam jeruk. Ternyata hasilnya menggembirakan. Citarasa buah jeruknya juga kompetitif, dengan air buah yang banyak dan segar.  Menarik, budidaya  tanaman jeruknya menggunakan sistem tumpang sari. Di lahan miliknya yang cukup luas di wilayah Bugbugan Sari, Senganan, I Gusti Ngurah Simpen mengawali menanam jeruk sejak 11 tahun lalu, kemudian lanjut dikembangkan di daerah sekitarnya.

‘’Jika umumnya tanaman sistem tumpang sari, ada tanaman utama yang lebih tinggi, kemudian di bawahnya ada tanaman lain seperti cabai, jahe dan jenis tanaman lainnya, tetapi di Tabanan Orange Farm, jeruk dijadikan sebagai tanaman utama, kemudian dilengkapi dengan hewan peliharaan seperti entog, bebek dan babi hitam. Babi hitam merupakan plasma nutfah Bali yang keberadaannya mulai langka, karena itu penting dikembangkan ke depan sebagai penghasil daging yang enak,’’ ujarnya saat ditemui di stand pameran KBS Festival, beberapa hari lalu.

See also  Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Unud Rayakan Ulang Tahun Ke-38

Tabanan Orange Farm miliknya tak hanya penghasil jeruk, juga sekaligus dijadikan sebagai objek wisata atau agrowisata di wilayah yang berdekatan dengan daerah tujuan wisata (DTW) Jatiluwih tersebut. Banyak tamu yang melakukan aktivitas bersepeda, kemudian berkunjung ke Tabanan Orange Farm untuk melihat tanaman jeruk, kemudian memetik buahnya untuk pencuci mulut atau dipakai oleh-oleh. 

‘’Sebagai salah satu daerah penyangga DTW Jatiluwih, wilayah Senganan dan sekitarnya sangat strategis ditanami produk pertanian organik untuk kepentingan pariwisata. Jika biasanya wisatawan membeli oleh-oleh berupa cinderamata kerajinan tangan, di wilayah ini petani bisa menyuguhkan cinderamata berupa hasil produksi pertanian, seperti buah-buahan segar. Ini akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat petani. Dengan demikian, harapan banyak pihak menjadikan petani naik kelas, sejajar dengan profesi lainnya, akan betul-betul menjadi kenyataan,’’ katanya. (MBP) 

 

redaksi

Related post