Tebing Pantai Suluban Diduga Tercemar Limbah, Wisatawan Keluhkan Bau Menyengat
Tebing pantai Suluban, Pecatu, diduga tercemar limbah cair. (ist)
MANGUPURA – baliprawara.com
Tebing di kawasan Pantai Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, kembali menjadi sorotan setelah muncul dugaan kuat adanya cemaran limbah cair yang menetes dari bagian tebing. Peristiwa ini mulai ramai diperbincangkan setelah sebuah video singkat beredar luas di media sosial.
Dalam unggahan tersebut terlihat seorang wisatawan yang secara tidak sengaja terkena cairan berbau menyengat ketika melintas di bawah tebing yang menjadi akses menuju pantai berpasir putih tersebut. Video tersebut kemudian memancing berbagai tanggapan dari warganet.
Banyak wisatawan yang mengaku pernah mengalami kejadian serupa ketika mengunjungi Pantai Suluban. Sebagian bahkan menyebutkan bahwa bau yang muncul cukup tajam dan membuat pengalaman berwisata terasa terganggu. Beberapa komentar menyatakan bahwa tetesan cairan dari tebing sudah cukup lama terlihat, namun tidak pernah mendapat tindak lanjut serius.
Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, tidak menampik adanya dugaan pencemaran limbah ini. Ia mengatakan bahwa laporan tersebut sudah disampaikan kepada Satpol PP BKO Kuta Selatan agar segera dikoordinasikan kepada Kasatpol PP Badung untuk ditindaklanjuti. Menurutnya, laporan masyarakat menjadi dasar penting untuk menelusuri sumber timbulnya cairan yang menetes dari bagian tebing.
Sumerta juga menyampaikan bahwa dirinya sudah meminta dinas terkait, termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), untuk melakukan pemeriksaan langsung ke lokasi. “Pemeriksaan diharapkan dapat memastikan jenis, sumber, serta kelayakan pembuangan limbah yang diduga berasal dari aktivitas usaha di sekitar tebing,” katanya, Senin 1 Desember 2025.
Lebih lanjut dikatakan, di bagian atas tebing Pantai Suluban terdapat banyak usaha pariwisata, mulai dari hotel, restoran, hingga bangunan chapel yang sering digunakan untuk acara pernikahan. Area tersebut memang tidak banyak dihuni pengusaha lokal, sehingga timbul dugaan bahwa cairan yang menetes berasal dari salah satu atau beberapa pelaku usaha pariwisata yang beroperasi di atas tebing.
Sumerta menjelaskan bahwa indikasi adanya aliran limbah sebenarnya sudah lama terlihat. Ia mengaku sempat melihat warna coklat mencolok pada beberapa bagian tebing ketika air laut sedang surut. Bahkan, menurutnya, jika diamati dari laut menggunakan perahu, aliran cairan dari tebing dapat terlihat cukup jelas. Pengalaman tersebut kerap ia saksikan saat melakukan upacara pakelem di kawasan laut Pecatu, di mana kondisi tebing terlihat lebih detail.
Sebagai Anggota DPRD Badung, Sumerta menegaskan bahwa kondisi limbah yang mengalir ke area pantai sangat memprihatinkan. “Pantai Suluban merupakan salah satu destinasi populer bagi wisatawan yang ingin berselancar maupun sekadar berenang, sehingga keberadaan limbah tentu menjadi masalah serius. Wisatawan sering mempertanyakan sumber bau tidak sedap setiap kali mengunjungi kawasan tersebut,” ucapnya.
Menurutnya, kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi. Keluhan yang mirip juga pernah muncul dari kawasan Pantai Labuan Sait atau yang dikenal pula sebagai Pantai Padang-Padang. Oleh karena itu, Sumerta menilai perlunya langkah antisipatif agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Sumerta menekankan pentingnya tindakan tegas bagi pelaku usaha maupun pihak lainnya yang terbukti membuang limbah, baik padat maupun cair, secara sembarangan. Ia mengatakan bahwa sebagai Bendesa Adat, ia sudah berkali-kali mengingatkan masyarakat serta pihak usaha agar menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang limbah ke tebing maupun laut.
Ke depan, proses monitoring harus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya ketika persoalan sudah viral di media sosial. Menurutnya, langkah cepat dan tepat sangat diperlukan karena limbah yang mengalir ke laut berpotensi membawa dampak buruk bagi ekosistem serta kenyamanan wisatawan yang datang ke Pecatu.
Sumerta berharap agar sungai-sungai yang bermuara ke Pantai Suluban maupun wilayah Pecatu lainnya turut diperiksa. Ia siap memberikan informasi tambahan terkait lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat pembuangan limbah agar pemeriksaan lapangan dapat berjalan lebih efektif. (MBP)