Teliti Potensi Stem Cell Dalam Penanganan Striktur Uretra, dr. Ida Bagus Putra Pramana Raih Gelar Doktor

 Teliti Potensi Stem Cell Dalam Penanganan Striktur Uretra, dr. Ida Bagus Putra Pramana Raih Gelar Doktor

DENPASAR – Baliprawara.com

Ujian Promosi Doktor dengan kandidat promovendus, dr. Ida Bagus Putra Pramana, Sp.U., dengan judul disertasi ” Pengaruh Adipose Derived Stem Cell dengan Kultur Hipoksia dan Normoksia Terhadap Kadar IL-10, TNF-α, FGF-2, Ekspresi Myofibroblast dan Pembentukan Jaringan Fibrosis pada Rekonstruksi Uretra Tikus, bertempat di ruang sidang pascasarjana lt. III, Gedung Pascasarjana Denpasar, Selasa (23/05/2023).

Striktur uretra yaitu fibrosis atau spongiofibrosis pada lumen uretra, yang dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut pada traktus urinarius dan menurunkan kualitas hidup pasien. Operasi rekonstruksi menjadi pilihan namun memiliki angka rekurensi sebesar 10 – 20 %, sehingga menimbulkan biaya tinggi dalam pengobatan. Stem Cell menjadi pilihan terapi yang dapat dikombinasi dengan operasi rekonstruksi. Masenkimal stem cell yang berasal dari Adipose memiliki kemampuan dalam mencegah terbentuknya jaringan fibrosis, selain itu letaknya yang superficial sehingga mudah dilakukan harvesting.

Lingkungan dalam mengkultur stem cell menjadi salah satu hal penting dalam meningkatkan viabilitas, kemampuan proliferasi dari stem cell dimana salah satu yang dapat dilakukan adalah melalui kultur hipoksia. Kultur hipoksia dikatakan dapat meningkatkan proliferasi dan viabilitas stem cell pasca di tansplantasikan jika dibandingkan dengan kultur normoksia.

Salah satu mekanisme dalam proses penyembuhan luka untuk menurunkan terbentuknya fibrosis adalah melalui penurunan kadar dari sitokin pro-inflamasi dan peningkatan sitokin antiinflamasi, Pengaruh ADSC dengan kultur hipoksia terhadap sitokin pro-inflamasi (TNF-α) dan anti-inflamasi, (IL-10 dan FGF-2) perlu dijelaskan lebih lanjut. 

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental pada hewan dengan randomized post test only control group design. Kesimpulan dari penelitian ini pemberian ADSC 2 x 105 dengan kultur hipoksia dapat meningkatkan factor pertumbuhan antiinflamasi dan antifibrosis seperti IL-10 dan FGF 2 dan menurunkan sitokin pro inflamasi seperti TNF-α. Pemberikan ADSC dengan kultur hipoksia juga dapat menurunkan terbentuknya myofibroblast pada hari ke 14 dan juga jaringan fibrosis pada hari ke 14. 

Novelty dari penelitian ini adalah bahwa pre-kondisi Hipoksia memiliki hasil yang lebih baik dalam mencegah terbentuknya jaringan fibrosis pada jaringan uretra dibandingkan pada kondisi ADSC dengan pre-kondisi normoksia dan hipoksia, hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan dari IL-10 dan FGF-2 serta penurunan dari TNF-α, yang selanjutnya akan menurunkan ekspresi dari myofibroblast dan menurunkan pembentukan jaringan fibrosis.

Ujian dipimpin oleh Dekan FK Unud, Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes., dengan tim penguji Prof. Dr. dr. I Gde Raka Widiana, Sp.PD-KGH (K) (Promotor), Dr. dr. Gede Wirya Kusuma Duarsa,MARS, M.Kes,Sp.U, Subsp.Ped (Kopromotor I), Prof. Dr. dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes., Sp.BS (K) Spinal, FICS., FINSS (Kopromotor II)

Pada ujian kali ini, Dr. dr. Ida Bagus Putra Pramana, Sp.U., dinyatakan lulus sebagai Doktor Lulusan ke- 380 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan predikat Cumlaude. (MBP/Unud.ac.id)

 

tim redaksi

Related post