Tembok Penyengker Rumah Warga Jebol, Pembangunan yang Masif dan Minimnya Saluran Pembuangan Jadi Biang Kerok

 Tembok Penyengker Rumah Warga Jebol, Pembangunan yang Masif dan Minimnya Saluran Pembuangan Jadi Biang Kerok

Tembok penyengker rumah warga di Sawangan, Kuta Selatan, jebol akibat hujan. (ist)

MANGUPURA – baliprawara.com

Hujan deras dengan intensitas cukup tinggi, melanda wilayah Kuta Selatan, Badung, sejak Minggu 5 Januari 2025 malam. Hal itu berdampak pada jebolnya tembok penyengker 2 rumah warga yang ada di Lingkungan Sawangan, Kuta Selatan. Akibatnya, rumah warga tergenang air. Dari keterangan yang didapat, kejadian ini selain disebabkan karena minimnya saluran pembuangan, pembangunan yang masif juga mengakibatkan tertutupnya jalan air yang ada.

Menurut Kepala Lingkungan Sawangan, Wayan Jabut, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 wita. Saat itu hujan kondisi hujan cukup deras, namun air hujan tidak mengalir dengan baik sehingga menerjang tembok warga hingga jebol.

Meski demikian, ia mengungkapkan kalau kondisi rumah warga yang temboknya jebol tersebut, masih aman, dan tidak menimbulkan kerusakan lain. “Tapi air hujan yang masuk ke rumah warga dan membanjiri rumah. Ketinggiannya sampai selutut orang dewasa untuk yang terdalam. Sekarang kondisinya sudah surut,” katanya Senin 6 Januari 2025.

Adapun kedua rumah warga tersebut yaitu milik I Ketut Wana yang beralamat di Jalan villa Shanti Sawangan dan rumah I Wayan Soklat yang berlokasi di sebelah balai banjar. Untuk rumah I Ketut Wana, tembok jebol disebabkan karena ketiadaan saluran pembuangan air hujan yang cukup baik akibat pembangunan yang cukup masif. Mengingat saluran pembuangan yang berada disekitar kini terisi bangunan-bangunan villa.

Hal itu membuat air hujan yang cukup deras meluap karena tidak bisa mengalir dengan baik, sehingga menjebol tembok penyengker warga tersebut. “Begitu air hujan penuh, kondisinya meluap dan membuat tembok penyengker roboh. Jadi, itu perlu koordinasi agar saluran air dapat mengalir dengan baik. Aliran air yang selama ini asa memang berubah seiring dengan munculnya bangunan villa-vila besar sekitar. Celah untuk mengalirkan air cukup sulit saat ini,” harapnya.

See also  FMIPA Unud lakukan Pendampingan Masyarakat untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati

Sementara, untuk tembok rumah I Wayan Soklat yang jebol juga disebabkan karena tidak ada gorong-gorong di depan rumah tersebut. Kebetulan lokasi rumah warga itu berada di pojok persimpangan, sehingga aliran air hujan yang datang dari tempat lebih tinggi numpuk disana. Untuk itu perlu dibuatkan saluran drainase yang memadai agar air hujan dapat dialirkan dengan baik. (MBP)

 

redaksi

Related post