Terdampak Pandemi, Staff Hotel Bintang Lima Nyambi Jualan Kopi di Kuta

MANGUPURA – baliprawara.com

Staff Hotel Bintang Lima Komang Gede Suastika, seorang staff accounting di salah satu hotel di kawasan Jalan Dewi Sartika, Kuta, Kini memilih berjualan kopi di pinggir jalan pantai Kuta. Ini dilakukannya akibat tempatnya bekerja, kini tanpa kunjungan wisatawan. Sehingga seluruh staf terpaksa bekerja sesuai jadwal yang telah ditentukan manajemen. Bahkan akibat hal itu, dirinya yang dulu tercukupi dari penghasilannya, saat ini mulai merasa berat. 

Namun hal itu tidak membuatnya putus asa. Untuk bisa menyambung hidup di tengah masa pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan akan berakhir, Suastika kini memilih untuk mencoba peruntungan baru. Dengan hobi yang dimiliki yakni bersepeda, serta kecintaannya pada kopi, dia kemudian mulai merealisasikan ide sederhananya. Yakni memodifikasi sepeda yang biasa digunakan untuk gowes, menjadi media untuk berjualan. 

 

Dengan ide yang dimiliki, sebuah gerobak kayu yang sudah dipoles sedemikian rupa, kini siap menemaninya untuk berjualan kopi. Dengan semangat baru sambil menunggu kondisi pariwisata kembali pulih, dia kini mulai berjualan di kawasan jalan pantai Kuta. 

Suastika yang baru mulai bisa jualan awal bulan Juli kemarin sempat terdampak akibat penerapan PPKM. Namun kini dirinya sudah kembali bisa berjualan. Diungkapkan Suastika, dalam memulai belajar meracik kopi dari tayangan di youtube dan referensi di internet. Dari sana dirinya mulai mengenal jenis-jenis peralatan maupun nama-nama kopi serta cara menyajikan.

“Saya belajar dari YouTube terkait penyeduhan kopi secara manual brew, karena jika dengan menggunakan mesin kopi espresso memerlukan biaya besar dan perlu belajar lebih lama,”  katanya, Kamis (5/8) saat ditemui di rumahnya di kawasan jalan Majapahit, Kuta.

See also  Update Covid-19 di Denpasar, Kembali 1 Pasien Meninggal Dunia

 

Berjualan kopi keliling ini kata dia, baru kembali dilakukannya kurang lebih satu minggu terakhir. Komang yang lahir dan besar di Kuta merasakan dampak pandemi Covid-19 sangat besar bagi perekonomian keluarganya, serta tidak pernah terbayangkan akan ada pandemi. “Jujur dari kecil dan besar di Kuta kita terlena dengan ramainya kunjungan wisatawan kesini sekarang kena pandemi seperti ini, berubah drastis,” imbuh Komang.

Selama berjualan, dia tidak hanya menyiapkan kopi, namun juga menyediakan minuman lain yang bisa dijadikan pilihan seperti teh dan kelapa muda. Meski hasil dari berjualan belum begitu banyak, namun pihaknya bersyukur masih adalah penghasilan di kondisi seperti sekarang. “Daripada berdiam diri saja dirumah tanpa bisa menghasilkan lebih baik ada pemasukan sedikit demi sedikit bisa membantu kan lumayan,” paparnya.

Ini tentu bisa menjadi contoh bagi kita semua. Meski seluruh sektor kini terdampak, namun bukan berarti harus menyerah dengan keadaan. Kita harus bangkit dengan kreatifitas. Namun demikian, Komang berharap kedepan, kehidupan dapat kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 dan perekonomian pulih sehingga dirinya dapat bekerja seperti semula. (MBP1)

 

redaksi

Related post