Terdeteksi di Kedalaman 850m, Evakuasi KRI Nanggala-402 Sangat Riskan dan Memiliki Kesulitan Tinggi
MANGUPURA – baliprawara.com
KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam berdasarkan bukti otentik penemuan tumpahan minyak dan serpihan. Status tenggelam dikeluarkan setelah KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4/2011)
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, kepingan dan barang-barang yang diyakini merupakan komponen dari KRI Nanggala di lokasi merupakan komponen yang melekat di kapal selam. Kata dia, komponen tersebut tidak mungkin terangkat ke permukaan bila tidak ada keretakan di Kapal. Barang barang ini diyakini milik KRI Nanggala, dan tidak dimiliki oleh kapal lain. “Dari saksi mantan ABK Manggaya dan komunitas kapal selam, diyakini ini adalah barang milik KRI Nanggala,” katanya saat memberikan keterangan pers pada Sabtu (24/4/2021) di Base Ops Lanud Ngurah Rai.
Dengan dinyatakannya tenggelam, pihaknya menyampaikan keprihatinan pada keluarga Hiu Kencana dan keluarga kapal selam atas kejadian yang tidak diharapkan. Dengan adanya kejadian ini lanjut Kasal, untuk unsur yang masih melakukan pendeteksian, akan terus bekerja keras. Kata Kasal, KRI Nanggala-402 terdeteksi pada kedalaman 850 m.
Namun demikian, pihaknya akan berupaya untuk mengevakuasi meski memiliki kesulitan tinggi. “Terdeteksi di kedalaman 850 m. Jandi sangat riskan dan memiliki kesulitan tinggi. Sehingga dengan kesulitan ini kita tetap jalankan untuk pengangkatan maupun evakuasi,” terangnya.
Operasi pencarian dan proses evakuasi belum akan dibatasi sampai kapan tetapi akan dicek dan dievaluasi dari temuan-temuan yang ada sampai bisa melakukan evakuasi dengan beberapa cara yang sebelumnya disampaikan.
Sementara, terkait misi evakuasinya nanti, pada International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO), atau organisasi koordinasi internasional untuk operasi penyelamatan kapal selam terdapat cara pertama dengan imboost yaitu dengan selang dimasukkan ke dalam. Yang mana di kapal selam itu seperti pipa-pipa yang bisa ditancapkan dengan selang pembungkus, dibungkus dengan ketebalan tinggi sehingga bisa naik kapal selamnya. Selain itu kata Kasal, juga bisa dengan cara diangkat.
“Kapal MV Swift Rescue milik Singapura memiliki kapal selam mini seperti robotic untuk memasang peralatan dan mengangkat kapal selam. Mudah-mudahan kapal-kapal yang dikirim ke tempat kita dari luar negeri bisa mengevakuasi ini (KRI Nanggala – red). Tentunya dengan resiko yang tinggi karena kedalamannya sampai 850 meter ada cara-cara tertentu untuk itu,” harapnya. (MBP1)