Ramai Penonton, “Magnet” Drama Gong Lawas Masih Kuat
DENPASAR – baliprawara.com
“Magnet” drama gong lawas masih tetap kuat. Terbukti, pagelaran drama gong lawas di Gedung Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Rabu (2/7/2025) malam, serangkaian PKB ke-47, ramai penonton.
Drama gong lawas persembahan Paguyuban Drama Gong Lawas (DGL) pimpinan AA Gede Oka Aryana, S.H., M.Kn. tersebut, menyuguhkan lakon berjudul “Sanan Tuak”.
Gelar kesenian ini dihadiri Gubernur Bali, Wayan Koster beserta Nyonya Putri Suastini Koster dan pejabat lainnya.

Penonton sudah tampak memasuki gedung Ardha Candra beberapa saat sebelum pagelaran dimulai, agar mendapat tempat duduk strategis di panggung berkapasitas sekitar 10 ribu penonton tersebut.
Tepat pukul 20.13 Wita, sorot mata para penonton tertuju pada panggung sisi utara, ketika tabuh pembuka drama gong yang ditata Ida Bagus Kartika, mengalun merdu mengawali pagelaran.
Selanjutnya, penonton “diajak berkelana” mengikuti alur cerita drama gong, saat adegan demi adegan berlangsung.
Sebanyak 21 pragina tampil malam itu. Nama-namanya sudah tak asing lagi bagi pecinta drama gong. Mereka adalah Sang Ayu Ganti, Sang Ayu Tirta, Luh Sasih Arini (Mongkeg), Nyoman Supadma, Anak Agung Kartika, Ida Bagus Raka Pujana (Komang Apel), Jro Dasaran Suyadnya, Dewa Ayu Yuniari, Ida Bagus Mambal, Gede Randana, Nyoman Lues, Wayan Suratni, Madya Yani, Gulik, Wayan Sudiantha, Wayan Pasta, Mangku Rai, Ajik Dolir, Ida Bagus Topok, Selamat dan Jro Made Jani.
“Sanan Tuak”
Drama gong “Sanan Tuak” yang naskahnya disusun dan disempurnakan Jro Dasaran Suyadnya tersebut, mengisahkan seorang Raja bengis, namun dalam perjalannya berhasil dikendalikan oleh Patih Agung.
Kekuasaan Raja selanjutnya dipegang oleh Patih Agung dengan merongrong pemerintahan dari dalam. Siapa lawan yang mengetahui tindak-tanduk Patih Agung harus disingkirkan. Termasuk Patih Werda disingkirkan karena mengetahui beberapa upeti yang dipegang oleh Ki Dukuh Tanggun Titi diambil oleh Patih Agung.
Tetapi sepak terjang Patih Agung tidak bertahan lama. Terbukti dengan kematian Ki Dukuh Tanggun Titi, jalan untuk memusnahkan karma Patih Agung segera terhenti. Pergerakan pemuda Pegatepan dengan keyakinan yang besar karena membawa jimat Sanan Tuak, mampu memusnahkan perjalanan Ki Patih Agung.
Persiapan Matang
Koordiator Paguyuban Drama Gong Lawas, Anak Agung Oka Aryana yang kesehariannya sebagai notaris menyampaikan, persiapan pentas dilakukan secara matang. Latihan untuk pementasan sudah berjalan sejak dua mingu lalu secara beruntun di Sekretariat Paguyuban DGL di Puri Gandapura, Kesiman Kertalangu.
Hal ini dibenarkan oleh Koordinator tabuh Ida Bagus Kartika. Dikatakan, latihan tabuh sudah dilakukan sebanyak 7 kali secara beruntun.
Wakil Ketua Paguyuban DGL Drs. Dewa Putu Kandel, S.Pd., M.Pd. didampingi Sekretaris Pande Adi Asmara, S.E. juga mengungkapkan bahwa begitu mendapatkan jadwal pentas dari Disbud Bali, pihaknya langsung bergerak cepat mengumpulkan seniman dan penabuh. Mereka langsung menyambut gembira karena mendapat kesempatan ngayah di PKB untuk menghibur masyarakat yang masih merindukan kehadiran drama gong lawas. “Bahkan yang membuat kami sedikit terharu, sebelum hari pementasan banyak masyarakat penggemar drama gong lawas menghubungi kami di medsos. Mereka menyampaikan akan datang lebih awal agar dapat berfoto ria dengan para seniman drama gong lawas,” ujar Anak Agung Oka Aryana. (MBP2)