The Fourth Global Sanskrit Conference, Bahasa Sansekerta “Satukan” Cendekiawan Dunia di UHN Sugriwa

CONFERENCE – Pembukaan The Fourth Global Sanskrit Conference di Pasraman Parama Dhama Padanggalak, Sanur Denpasar, Selasa, 14 Oktober 2025.
DENPASAR – baliprawara.com
Para cendekiawan dunia berkumpul di Bali dalam acara The Fourth Global Sanskrit Conference, pada 14–16 Oktober 2025. Kegiatan internasional itu diselenggarakan Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar bekerja sama dengan Yayasan Dharma Sthapanam dan Global Sanskrit Forum (Bharat).
Bertema “The Relevance of Vedic Dharma and Indian Knowledge Systems in Addressing Contemporary Challenges”, konferensi ini menghadirkan para cendekiawan terkemuka dari berbagai negara, di antaranya Prof. Rajaneesh Kumar Shukla (India), Prof. Satya Narayan, Ph.D. (Amerika Serikat), Rasa Āchārya Dr. I Made Darmayasa (Bali, Indonesia), dan Prof. Dr. Drs. I Made Surada, M.A. (Guru Besar UHN Sugriwa Denpasar).
Acara pembukaan dilangsungkan di Pasraman Parama Dhama Padanggalak, Sanur Denpasar, Selasa, 14 Oktober 2025. Kemudian sesi konferensi akademik diselenggarakan di Aula FDD Kampus Bangli UHN Sugriwa pada 15 dan 16 Oktober 2025.
Sumber Pengetahuan
dan Filsafat
Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa, Prof. Dr. Gusti Ngurah Sudiana, dalam sambutannya yang disampaikan WR 1, Prof. Dr. I Nyoman Subagia, S.Ag., M.Ag. menekankan bahwa penyelenggaraan konferensi ini sangat istimewa karena berlangsung di Bali, daerah yang memiliki sejarah panjang penggunaan Bahasa Sanskerta pada masa kerajaan-kerajaan kuno.
“Konferensi Global Sanskerta keempat ini sangat bermakna karena mengingatkan kita bahwa Bahasa Sanskerta pernah menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan keagamaan di Nusantara. Banyak teks suci yang kita pelajari hingga kini berbahasa Sanskerta,” ujar Prof. Sudiana.
Dikatakan, Bahasa Sanskerta bukan sekadar bahasa kuno; ia adalah sumber pengetahuan, filsafat, dan nilai-nilai universal yang membentuk dasar peradaban manusia di berbagai belahan dunia. Melalui teks-teks suci seperti Veda, Upanishad, Itihasa, Purana, dan berbagai karya klasik lainnya, Sanskerta menjadi jembatan antara masa lalu yang penuh kebijaksanaan dan masa kini yang haus akan pencerahan.
Konferensi global ini merupakan momentum yang sangat penting untuk mempertemukan para pakar, peneliti, dan penggiat bahasa Sanskerta dari seluruh dunia. Pertemuan ini tidak hanya memperkuat kolaborasi akademik lintas negara, tetapi juga menjadi ruang refleksi tentang bagaimana nilai-nilai luhur yang terkandung dalam literatur Sanskerta dapat diterapkan untuk menjawab tantangan dunia modern — termasuk dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan kemanusiaan.
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar merasa terhormat menjadi bagian dari gerakan global yang berupaya melestarikan dan mengembangkan warisan luhur ini.
“Semoga konferensi ini dapat melahirkan gagasan-gagasan segar, memperkaya khazanah penelitian, serta memperkuat jejaring internasional yang berlandaskan semangat Vasudhaiva Kutumbakam — bahwa seluruh dunia adalah satu keluarga. Dan, menghasilkan manfaat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan spiritualitas umat manusia,” ujarnya.
Di UHN Sugriwa dan berbagai perguruan tinggi keagamaan Hindu di Indonesia, mata kuliah Sanskerta menjadi bagian penting dari kurikulum, diajarkan oleh para ahli dan guru besar. Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak mahasiswa, dosen, pegawai, serta generasi muda Hindu yang mahir berbahasa Sanskerta, sehingga mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai Weda dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu Ketua Panitia The Fourth Global Sanskrit Conference, Dr. Ni Gusti Ayu Agung Nerawati, S.Ag., M.Si., didampingi Sekretaris Panitia, Dr. Anak Agung Ngurah Budiadnyana, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum bersejarah bagi UHN Sugriwa. “Konferensi Sanskrit Global yang diselenggarakan setiap tahun di berbagai negara, untuk pertama kalinya dilaksanakan di Bali. Ini merupakan kehormatan besar bagi UHN Sugriwa dan Yayasan Dharma Sthapanam sebagai tuan rumah penyelenggaraan keempat kalinya,” ujar Dr. Nerawati.
Momentum Penting
Koordinator Kegiatan, Dr. I Gede Suwantana, M.Ag., menegaskan bahwa konferensi ini menjadi momentum penting untuk mengingat kembali hubungan sejarah antara India dan Nusantara, yang telah terjalin selama berabad-abad. “Bahasa Sanskerta pernah hidup dan berkembang di Nusantara. Para pendeta di Bali hingga kini masih mengucapkan mantra dalam Bahasa Sanskerta, dan sebagian besar teks keagamaan Hindu maupun Buddha di Nusantara ditulis dalam bahasa yang sama. Hal ini menunjukkan kedekatan intelektual dan spiritual antara India dan kepulauan Indonesia sejak masa lampau,” jelasnya.
Ketua Yayasan Dharma Sthapanam Bali, Prof. Dr. Made Sutama menyambut baik gelaran konferensi Sanskrit ini. Lewat acara ini diharapkan terealisasi kerjasama dalam kaitan dengan misi tiga institusi yaitu Global Sanskrit Forum, UHN Sugriwa dan Yayasan dalam upaya pelestarikan dan pengembangan bahasa Sansekerta. Lewat acara ini, diharapkan ke depan Global Sanskrit Forum bisa mendatangkan para pakar untuk mem-back misi pengembangan dan pelestarian Sansekerta. Sebab, bahasa Sansekerta amat vital bagi umat manusia, khususnya Hindu. Sanskrit banyak menyimpan ajaran Hindu. Ketika orang mengkaji Hindu lebih mendalam, tentu mereka mesti memahami bahasa Sansekerta. Karena itu Sansekerta penting dilestarikan dan dipertahankan untuk mendukung pelaksanaan ajaran Hindu. (MBP2)