The Fourth Global Sanskrit Conference di UHN Sugriwa, Pengaruh Bahasa Sanskerta Sangat Mendalam di Nusantara

KONFERENSI – Rektor UHN Sugriwa Prof. Gusti Ngurah Sudiana (kiri) foto bersama pada acara The Fourth Global Sanskrit Conference di Kampus Bangli, Selasa (15/10).
BANGLI – baliprawara.com
Sanskerta merupakan bahasa tertua di dunia yang tetap hidup dan abadi karena kandungan nilai-nilai universal di dalamnya. Meskipun lahir ribuan tahun lalu, bahasa ini tidak pernah kehilangan relevansinya. Di Nusantara, pengaruh bahasa Sanskerta sangat mendalam hingga kini. Bahasa Sanskerta digunakan dalam berbagai bentuk persembahyangan, teks-teks suci dan mantra-mantra, dipadukan dengan bahasa Kawi dan Jawa Kuno.
Demikian antara lain terungkap dalam acara The Fourth Global Sanskrit Conference 2025, Rabu 15 Oktober 2025 di Aula FDD Kampus Bangli UHN Sugriwa. Kegiatan internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar bekerja sama dengan Yayasan Dharma Sthapanam dan Global Sanskrit Forum (Bharat) mengusung tema “The Relevance of Vedic Dharma and Indian Knowledge Systems in Addressing Contemporary Challenges”.
Konferensi internasional ini menghadirkan narasumber dari berbagai negara, di antaranya Prof. Rajaneesh Kumar Shukla (India), Prof. Satya Narayan, Ph.D. (Amerika Serikat), Rasa Āchārya Dr. I Made Darmayasa (Bali, Indonesia), dan Prof. Dr. Drs. I Made Surada, M.A. (Guru Besar UHN Sugriwa Denpasar), dipandu Dr. I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra, M.Pd.
Narasumber Prof. Dr. Drs. I Made Surada, M.A. dalam pemaparannya, menjelaskan bahwa pengaruh bahasa Sanskerta di Nusantara sangat mendalam dan berkelanjutan hingga kini. Ia menegaskan bahwa dalam berbagai bentuk persembahyangan, teks-teks suci, serta mantra-mantra yang digunakan di Nusantara—terutama di Bali—terdapat perpaduan antara bahasa Sanskerta, Kawi, dan Jawa Kuno.
”Campuran linguistik ini mencerminkan proses akulturasi budaya dan spiritual yang memperkaya khazanah keagamaan Hindu di Indonesia, sekaligus menunjukkan betapa eratnya hubungan historis dan filosofis antara peradaban India dan Nusantara,” kata Prof. Surada.
Hal senada disampaikan Prof. Satya Narayan, Ph.D., bahwa pengetahuan yang bersumber dari Veda memiliki kekuatan untuk mengangkat dan menyempurnakan kehidupan manusia. Ia menegaskan bahwa Vedic science tidak hanya berisi ajaran spiritual, tetapi juga mengandung prinsip-prinsip ilmiah yang selaras dengan perkembangan sains modern.
Menurutnya, banyak aspek ilmu pengetahuan yang kini dikaji secara ilmiah telah lama termuat dalam ajaran Veda, yang seluruhnya ditulis dalam bahasa Sanskerta — bahasa suci yang menjadi medium pengetahuan tertinggi dan jembatan antara kebijaksanaan kuno dengan pemahaman ilmiah masa kini.
Nilai Universal
Prof. Rajaneesh Kumar Sukla menjelaskan bahwa bahasa Sanskerta merupakan bahasa tertua di dunia yang tetap hidup dan abadi karena kandungan nilai-nilai universal di dalamnya. Meskipun lahir ribuan tahun lalu, bahasa ini tidak pernah kehilangan relevansinya. Setiap kata dalam Sanskerta mengandung makna filosofis yang dalam, mencerminkan tatanan kosmis dan kesadaran spiritual manusia. Karena itu, bahasa ini tidak hanya menjadi sarana komunikasi, tetapi juga wahana pengetahuan, kebijaksanaan, dan spiritualitas yang melampaui ruang dan waktu. “Sanskerta menjadi bukti bahwa bahasa dapat menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan umat manusia,” ujarnya.
Sanskerta Bahasa
Luar Biasa
Sementara itu, Rasa Ācārya Dr. I Made Darmayasa menyampaikan bahwa bahasa Sanskerta adalah bahasa yang luar biasa karena memiliki kekuatan spiritual dan struktur linguistik yang sangat teratur.
Ia berharap ke depan Universitas Hindu Negeri (UHN) Sugriwa dapat membuka program studi Sanskerta, sehingga para mahasiswa dan umat Hindu memiliki kesempatan untuk mempelajari bahasa suci ini secara mendalam.
Dengan demikian, mantra-mantra yang dilantunkan dalam berbagai upacara keagamaan dapat dikembalikan pada struktur dan pelafalan aslinya, menjaga kemurnian makna serta getaran spiritual yang terkandung di dalamnya. (MBP2)