Tibor si Tukang Parkir Bersuara Emas, Jadikan Legian Sebagai Kampung Halamannya

MANGUPURA – baliprawara.com

Seorang juru parkir, di kawasan pantai Legian, Kecamatan Kuta, Badung, Bali, tiba-tiba menjadi sorotan sejumlah media. Bagaimana tidak, juru parkir bernama lengkap Tibortius Hamny Wijaya, (44), yang memiliki suara emas ini, bahkan, juga sempat diundang untuk Duet Dengan Dewi Persik di Jakarta.

Dalam keseharian, berkat keramahannya, Pria asal Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur ini, sangat dicintai warga maupun pedagang di sekitar kawasan pantai Legian. Bahkan, kehadirannya, juga memberikan warna baru di pantai Legian.

Di lingkungan Desa Adat Legian, Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Badung, sebagian besar warga mengenalnya dengan nama Tibor Wijaya. Dari hampir keseluruhan pengunjung pantai Legian, pasti menyapa Tibor. Pribadi yang murah senyum dan periang ini, sukses membuat pria ini dikenal. Selain sebagai orang yang ramah, Tibor memiliki suara yang merdu. Bahkan, Selama 29 tahun di Bali, Ia juga sangat fasih berbahasa Bali. Bahkan dari beberapa lagu yang ia sukai, salah satunya merupakan lagu Bali.

 

Selain aktif bekerja, Tibor mengaku memang memiliki hobi menyanyi sejak lama. Bahkan dirinya juga memiliki cita-cita menjadi seorang penyayi terkenal. Dirinya yang saat ini tinggal di rumah kos di Jalan Tukad Balian, gang 22 nomor 1, Renon, sejak lama berkeinginan memiliki rumah di Bali.  “Selain ingin jadi penyanyi saya juga punya cita-cita punya rumah di Bali,” katanya dengan penuh pengharapan saat ditemui di pantai Legian, Sabtu 22 Januari 2022.  

Berkat suara emasnya, Tibor yang viral di media sosial, sempat diundang dalam salah satu acara televisi Swasta di Jakarta. Dalam acara tersebut, Tibor berkesempatan duet dengan penyanyi danggut papan atas, Dewi Persik. “Ada tiga lagu yang saya nyanyikan. Selain itu saya juga bertemu dengan lima artis ibukota,” tuturnya dengan penuh senyum.

See also  FEB UPR Lakukan Kunjungan dan Short Course ke FEB Unud

 

Selama dirinya bekerja sebagai tukang parkir, kehadiran Tibor juga mengundang keramaian di pantai Legian.Pasalnya, tingkah laku dan keceriaannya itu, selalu bisa menghibur dan membuat suasana menjadi ramai. Seperti penuturan dalah seorang pedagang di sana, Nyoman Werti, dengan adanya Tibor, jualamnya pun selalu ramai pembeli. Penjual nasi babi guling dan jajan Bali yang sudah berjualan selama 2 tahun ini pun merasa bersyukur. “Kalau tidak ada dia (Tibor) rasanya sepi sekali. Seperti kemarin ditinggal dua hari ke Jakarta jadi sepi. Biasanya pagi-pagi sudah ada yang belanja,” pungkasnya menuturkan.

Namun dibalik keceriaannya, Tibor ternyata memiliki cerita kelam. Sejak lahir ia menjadi yatim piatu, setelah orang tuanya meninggal. Akhirnya pria kelahiran 10 Oktober 1978 ini dititipkan di panti asuhan dan beruntung ada seorang Pastur yang mengangkatnya sebagai anak. 

Tidak berakhir disitu, pria 44 tahun ini, kesedihannya berlanjut ketika dirinya akan menikah dengan pacar yang telah 15 tahun menjalin asmara. Saat itu, tibor harus menahan perih, pasalnya setelah membayarkan mahar berupa kerbau senilai kurang lebih Rp 20 juta, ternyata sebulan sebelum menikah calon istrinya kabur dengan pria lain. Saat ini, kesedihan itu telah dikuburnya dalam-dalam. 

 

Terkait awal merantau ke Pulau Dewata hingga saat ini, Tibor mengaku kalau dirinya datang ke Bali pada tahun 1994 silam. Saat awal kedatangannya, dia langsung melamar pekerjaan di Harian Umum NusaBali. Diakuinya, dia bekerja di perusahaan media itu sebagai officce boy dan lamanya kurang lebih selama 7 tahun. Namun, setelah itu memutuskan untuk berhenti dan mencari pekerjaan baru di kawasan Legian, Kecamatan Kuta. Menariknya, saat mencari kerja itu, Tibor hanya bermodalkan pergaulan dan salah satu tokoh di Legian mengajaknya untuk bertugas sebagai juru parkir. “Saya ingat betul, saya mulai kerja sebagai juru parkir di Pantai Legian mulai bulan Juni 2001 silam. Ya, awalnya karena saya sering jalan dan tegur sapa semua orang gitu. Hingga akhirnya ditawari pekerjaan ini,” ungkap Tibor

Tibor juga mengaku kalau dirinya bekerja sebagai juru parkir yang berada dalam tanggungjawab Desa Adat Legian. Selama bekerja kurang lebih 21 tahun hingga saat ini, Tibor menganggap bahwa Legian sebagai kampung halamannya dan warganya bagian dari keluarga besar. Hal ini karena dia diterima dan menjadi salah satu pegawai, meski hanya sebagai juru parkir. Apalagi, dia hanya statusnya pendatang. “Saya ini merantau dari Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dengan tujuan bekerja. Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Desa Adat Legian yang sudah menerima dan menganggap saya bagian dari mereka,” papar.

 

Meski sudah diundang dan tampil di TV Nasional, Tibor mengaku masih mencintai pekerjaannya sebagai tukang parkir di Pantai Legian. Bahkan, sehari usai pulang dari Jakarta, dia langsung kembali bekerja dan menghibur pengunjung dan juga para pedagang di Pantai Legian. “Sampai saat ini saya masih mencintai pekerjaan saya. Saya juga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Karena untuk bekerja dan dipercaya oleh Desa Adat Legian hingga sampai saat ini butuh waktu dan perjuangan,” ucapnya.

See also  UPT Bahasa Unud Ikuti Pelatihan Bisnis dan Manajemen Unit Usaha Badan Pengelola Usaha Unud

Salah satu tokoh masyarakat Legian, I Wayan Puspa Negara, yang juga Ketua LPM Legian ini mengatakan, keberadaan Tibor di Pantai Legian memberikan warna tersendiri. Hal ini dikarenakan Tibor memiliki kepribadian yang unik. Bahkan, dia bisa bergaul dengan berbagai kalangan dengan cepat. “Kalau saya menilai memang orang ini sangat unik. Humoris, cepat bergaul dan juga memiliki suara bagus,” puji Puspa Negara.

Dia pun bercerita, jika dirinya mengenal Tibor sejak 15 tahun silam. Kala itu, pengawasan khususnya parkir di Pantai Legian masih ditangani LPM. Sehingga sering bertemu dan berinteraksi dengan Tibor. Saat beraktivitas, Tibor sering bernyanyi dan juga berguyon dengan para pengunjung. Atas tingkahnya itu, para pengunjung merasa nyaman dan betah untuk datang berkunjung lagi. “Melihatnya saat ini viral di mana-mana, saya sangat senang dan mendukungnya. Karena dia memang memiliki suara bagus, dia juga orang yang humble dan humoris,” terangnya. (MBP1)

 

redaksi

Related post