Tiga Kapal Perang TNI AL dan 1 Helikopter, Jaga Wilayah Perairan Bali
Peninjauan kesiapan kapal perang untuk pengamanan event Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 tahun 2022.
DENPASAR – baliprawara.com
Pelaksanaan event Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 tahun 2022, di Bali, menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Bali, sangat siap menggelar event berskala internasional. Apalagi, dalam waktu dekat, yakni bulan November 2022, Bali akan menjadi tuan rumah event KTT G20.
Untuk memastikan keamanan wilayah laut selama pelaksanaan event GDPRR, pihak TNI Angkatan Laut dalam hal ini melalui Koarmada II, mengerahkan sebanyak tiga kapal perang, yakni KRI Sultan Hasanuddin 366, KRI Kris 624, dan KRI Surabaya 591, untuk melakukan pengawasan dan pengamanan laut. Selain itu juga ada satu helikopter yang di BKO kan untuk kontijensi bila terjadi situasi kedaruratan.
Menurut Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksamana Muda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H., M.A.P., M.Tr. (Han), Satuan Tugas Laut (Satgasla), akan bertugas melaksanakan penyekatan, patroli pengamanan wilayah laut dalam rangka GDPRR. Dikatakan, ada tiga kapal perang yang dikerahkan untuk pengamanan event ini, termasuk ada satu helikopter yang akan beroperasi di perairan selatan Bali.
Lebih lanjut dikatakan, selain melaksanakan tugas pengamanan laut, juga ada satuan tugas untuk melaksanakan pengamanan pelabuhan. Yang tujuannya adalah melaksanakan pengamanan di wilayah pelabuhan, jangan sampai ada gangguan apapun, yang berusaha masuk melalui pelabuhan. “Dengan adanya dua filter yakni Pengamanan Laut dan pengamanan Pelabuhan, maka diharapkan tidak ada gangguan apapun yang bisa menginterupsi ataupun mengganggu atau menggagalkan melaksanakan GDPRR yang digelar di Bali,” tegasnya, saat pengarahan dan pemberangkatan Pasukan Satgasla jaga terkait operasi pengamanan wilayah laut Bali selama GPDRR, Rabu 25 Mei 2022, di pelabuhan Benoa.
[quads id=1]
Dalam operasi ini, kata Laksda Iwan, diterjunkan sekitar 550 prajurit, baik yang diturunkan di kapal perang, di helikopter, dan juga prajurit Lanal Denpasar. Pengamanan kegiatan ini menurutnya, merupakan tugas yang sangat penting, karena TNI AL dalam hal ini, turut ambil bagian dalam melaksanakan tugas yang diemban oleh negara, dalam rangka mengurangi atau menanggulangi dampak bencana. Di sisi lain, tugas ini adalah sekaligus dalam rangka kerja sama yang kuat, komunikasi, koordinasi antara TNI AL dengan unsur pengamanan yang lainnya. “Kita juga akan berkoordinasi dengan pengamanan wilayah yang dalam hal ini di bawah kendali Pangdam IX/Udayana. Keberhasilan tugas ini adalah keberhasilan bersama semua unsur pengamanan. Untuk itulah TNI AL dalam hal ini Koarmada II akan melaksanakan tugas ini seoptimal mungkin sampai selesai,” ucapnya, didampingi Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II Laksamana Pertama TNI Deny Prasetyo, Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar (Danlanal Denpasar) Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo, Komandan KRI Sultan Hasanudin-366, Letkol Laut ( P) Ahmad Ahsan, S.E.,M.Tr.Hanla,M.M., Komandan KRI Keris – 624 Ltk Laut (P) Fadhlon, S.E., Asops Danguspurla Koarmada II, Kol Laut (P) Rafael Dwinatu A.P., S.T., M.Tr.Hanla., Asops Pangkoarmada II Kol Laut (P) Tunggul.
Laksda TNI Iwan menambahkan, pengamanan yang dilakukan ini, harus berhasil agar para delegasi yang hadir langsung dalam pertemuan itu bisa kembali ke negara masing-masing dalam keadaan aman. Dengan demikian citra Indonesia di mata dunia tetap terjaga. “Potensi gangguan di laut bermacam-macam. Saya harap semua gangguan itu bisa diatasi. Kami melakukan antisipasi penuh, sebab segala kemungkinan bisa saja terjadi. Ketiga KRI yang diturunkan akan menempati tempat yang telah ditentukan. Tidak ada overlap di antara ketiga kapal ini,” harapnya. (MBP1)
[quads id=1]