Timbang Pandang Bentara Budaya Bahas Koleksi Seni dan Ekosistem Kebudayaan
Narasumber Dr. dr. Dewa Sahadewa dan Prof. Yudha Triguna saat acara Timbang Pandang.
GIANYAR – baliprawara.com
Timbang Pandang bertajuk Koleksi, Kurasi, dan Ekosistem Seni digelar di Gedung Unit 1 Ketewel, Gianyar, Sabtu (25/10). Diskusi ini menjadi bagian dari program lanjutan Bali Art Lounge #2: Pradnyana Purusottama – Transcending the Past, Present, and the Future yang sebelumnya digelar di Bali Nusa Dua Hotel, 27 September-10 Oktober 2025 yang menyoroti dinamika seni rupa Bali modern dan kontemporer.
Dua tokoh lintas bidang dihadirkan sebagai narasumber Timbang Pandang, yakni Prof. Dr. Ida Bagus Gde Yudha Triguna, M.S., akademisi, budayawan, sekaligus kolektor seni; serta Dr. dr. Dewa Putu Sahadewa, Sp.OGK, dokter dan penyair yang aktif membina komunitas sastra. Keduanya memaparkan pandangan tentang peran kolektor, kurator, dan seniman dalam menjaga keberlanjutan ekosistem seni rupa.
“Seni bukan sekadar bentuk visual, melainkan jalan dharma, yakni cara memperhalus buddhi dan menuntun manusia menuju kebijaksanaan,” ujar Prof. Yudha Triguna.
Lebih lanjut, Dirjen Bimas Hindu periode 2006-2014 ini menekankan bahwa koleksi seni bukan benda mati, tapi penanda spiritualitas dan persahabatan. Ia hidup sejauh manusia memaknai dan merawatnya.
Dalam paparannya, Prof. Yudha juga menyinggung pandangannya dalam bukunya, Teori tentang Simbol dan Makro Humaniora yang menjadi landasan diskusi. Ia menilai seni dan simbol memiliki peran penting dalam menata dan menafsirkan dunia manusia, membangun jembatan antara nalar, rasa, dan makna kebudayaan.

Sementara itu, Dewa Putu Sahadewa menyoroti pentingnya empati dan spiritualitas dalam relasi antara seniman dan penikmat karya.
“Karya seni adalah puisi yang dilukis, semacam spiritualitas yang diwujudkan dalam rupa. Saat kita mengoleksi atau mengapresiasi karya, sejatinya kita sedang merawat batin kebudayaan,” tuturnya.
Selain sebagai penyair, Dewa Sahadewa mendirikan dan membina beberapa komunitas sastra, antara lain Jatijagat Kehidupan Puisi (JKP), Puisi Dedari (virtual-Kupang). Ia juga menjadi anggota berbagai komunitas sastra. Atas dedikasinya di bidang sastra, ia dianugerahi Bali Jani Nugraha oleh Pemerintah Provinsi Bali pada tahun 2021.
Diskusi juga menyinggung bagaimana praktik koleksi dan kurasi dapat memperkuat jaringan ekosistem seni. Dalam sejarah dunia, peran tokoh seperti Peggy Guggenheim atau Uli Sigg menunjukkan bagaimana koleksi pribadi bisa menjadi kekuatan sosial, bukan sekadar akumulasi estetika.
Forum ini, juga pameran berkala Bali Art Lounge, menegaskan fungsi pameran bukan hanya sebagai ajang apresiasi, tetapi juga pendidikan dan refleksi bersama. “Timbang Pandang diharapkan menjadi ruang lintas generasi tempat gagasan, nilai, dan pengalaman seni saling bertemu,” ujar Anak Agung Gde Rai Sahadewa selaku representatif Bentara Budaya di Bali.
Acara ini terbuka untuk umum dan menjadi bagian dari komitmen Bentara Budaya dalam membangun ekosistem seni yang berkelanjutan, kontekstual, dan inklusif. (MBP2)