Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Diskerpus Badung Gelar Pelatihan Tata Rias dan Kue Kering
MANGUPURA – baliprawara.com
Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan serta menawarkan kesempatan berusaha melindungi dan memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial tersebut, Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan melaksanakan pelatihan tata rias dan kue kering di Ruang Bacaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Puspem Badung, Senin (10/8).
Acara ini dibuka Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung Ni Wayan Kristiani ditandai dengan merias salah satu peserta. Pelatihan ini dihadiri Ketua Gatriwara Badung Ny. Ayu Suartini Parwata, perwakilan dari TP PKK Kabupaten Badung, Perwakilan Organisasi Kewanitaan Kabupaten Badung, Ketua Tim PKK Kecamatan serta para instruktur dari Tiara Kusuma Kab. Badung.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung Ni Wayan Kristiani mengatakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial merupakan kegiatan yang menghubungkan aspirasi masyarakat dalam mendorong kesejahteraan. Perpustakaan hadir dalam memfasilitasi kebutuhan akan keterampilan-keterampilan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk kali ini digelar pelatihan tata rias dan rambut serta akan dilanjutkan dengan pelatihan membuat kue kering. “Ini merupakan salah satu upaya dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dalam hal menindaklanjuti perpustakaan berinklusi sosial dimana perpustakaan bekerjasama dengan instansi terkait bagaimana memberikan edukasi dan memberikan pelatihan yang berguna untuk orang banyak khususnya terhadap masyarakat di Badung terutama bagi ibu-ibu di masa pandemi ini,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan untuk pelatihan ini tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai himbauan pemerintah dengan tidak melibatkan banyak orang serta berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu dan kehidupan masyarakat dapat normal kembali. “Harapan kami mudah-mudahan masyarakat yang kami bina bisa menambah keterampilan dan menerapkan apa yang diperoleh saat ini, serta mudah-mudahan pandemi ini segera berlalu sehingga perekonomian masyarakat dapat pulih kembali,” katanya berharap.
Sementara itu ketua panitia kegiatan Made Dartini melaporkan bahwa program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial terdiri dari beberapa kegiatan yaitu tata rias wajah dan rambut, pelatihan membuat kue, storytelling, pelestarian bahan dan tulisan Bali serta pelatihan komputer. Untuk pelatihan tata rias hari ini pesertanya sebanyak 30 Orang dari PKK sedangkan pelatihan membuat kue kering dilaksanakan dari tanggal 24-27 Agustus juga dengan melibatkan sebanyak 30 orang peserta yang diambil dari Dharma Wanita.
Dikatakan nantinya untuk pelatihan Bahasa Bali akan melibatkan guru-guru dari SMP dan SD, untuk pelatihan Storytelling yaitu pelatihan mendongeng yang akan dilaksanakan melalui Webinar yang melibatkan Guru TK dimana dalam hal ini bekerja sama dengan Ikatan Guru Indonesia dan juga Yayasan Literasi Anak Indonesia (YLAI). “Yang terakhir kami berupaya melakukan Pelatihan Komputer Dasar karena banyak orang tua yang kesulitan mendampingi anak- anaknya terkait dengan belajar Online, terlebih banyak tugas yang harus dikerjakan oleh siswa,” katanya. (MBP)