Tujuh BUMN Berkolaborasi Bangkitkan Pasar Wisata Domestik dan Internasional
JAKARTA – baliprawara.com
Kebangkitan sektor pariwisata di masa Pandemi Covid-19 membutuhkan upaya bersama secara menyeluruh dari hulu hingga hilir dalam ekosistem pariwisata. Dengan adanya upaya bersama diharapkan lebih banyak potensi pariwisata Indonesia yang selama ini belum tergarap baik, akan menjadi sumber devisa baru bagi Indonesia.
Sebanyak tujuh BUMN mengawali upaya kolaborasi ekosistem pariwisata melalui penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tentang Kolaborasi Program Strategis BUMN Ekosistem Pariwisata. Penandatanganan MoU ini merupakan untuk berkolaborasi guna membangkitkan kembali sektor pariwisata di Indonesia, Rabu (10/3).
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kolaborasi yang dilakukan 7 BUMN ekosistem Pariwisata dan Pendukung dengan melakukan MoU untuk merumuskan program- program strategis dalam pengembangan pariwisata. Menurut Erick, ini merupakan inisiatif yang baik sesuai Key Performance Indicators (KPI) yang diberikan kepada para direksi dan komisaris BUMN tersebut.
“Salah satu fungsi BUMN adalah sebagai agent of development sehingga memiliki peranan penting di dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional [PEN]. Tujuh BUMN ini berkolaborasi untuk menjadi motor penggerak agar sektor pariwisata kembali meningkat dan memberikan dampak positif bagi pelaku usaha lainnya,” jelas Menteri BUMN.
BUMN yang menandatangani MoU, yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai operator bandara, PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai operator bandara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai operator maskapai Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC sebagai pengembang dan pengelola kawasan pariwisata, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) selaku pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, PT Hotel Indonesia Indonesia Natour (Persero) yang merupakan travel management dan operator jaringan hotel, serta PT Sarinah (Persero) yang memiliki bidang usaha ritel, properti, ekspor, impor dan distribusi.
Melalui penandatanganan MoU ini, ketujuh BUMN tersebut akan lebih intensif menindaklanjuti MOU ini dengan quick win program terkait promosi bersama, cross selling, bundling strategy dan pembuatan produk-produk terkait pariwisata sesuai new normal. Di samping itu, para pihak juga akan mengkaji kemungkinan pemanfaatan sumber daya perusahaan termasuk anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi untuk mendukung berjalannya program strategis ini.
“Saya meminta agar sinergitas ini dapat dijalankan secara konsisten dan bukan hanya lip service, tidak hanya seremonial saja tetapi harus menjadi sesuatu yang konkrit. Kami harap kontribusi yang kita lakukan kepada negara dapat lebih optimal dan memberikan manfaat bagi dunia usaha dalam menghadapi tantangan akibat pandemi,” tandas Erick.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang juga hadir dalam acara tersebut menyebut MoU ketujuh BUMN Pariwisata dan Pendukung sebagai value creation berbasis allignment of interest. Sandiaga menyatakan dukungannya 100% atas kolaborasi yang dilakukan ketujuh BUMN tersebut.
“Saya menyebut ini sebagai value creation berbasis allignment of interest yang fokus pada sektor pariwisata dan saya yakin dengan Kementerian BUMN yang dipimpin Pak Erick, inovasi, kolaborasi dan adaptasi ini dapat dihadirkan dalam bentuk holding. Saya ingin penggabungan ini tidak hanya langkah korporasi saja tetapi juga menginspirasi bagi bangsa ini,” ujar Sandiaga.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyatakan bahwa dirinya memberikan dukungan yang maksimal pada kolaborasi ini.”Saya sangat mendukung momen-momen ini karena saya lihat idenya sangat bagus dan Insya Allah ini akan memberikan kita kemudahan-kemudahan, khususnya melakukan suatu sinergi dan kita bisa mendukung pariwisata menjadi andalan nasional. Kalau dilihat di bidang transportasi yang merupakan salah satu pendorong ekonomi, maka apa yang kita hasilkan adalah konektivitas dari satu tempat ke tempat lain, kita memang berusaha mempermudah aksesibilitas apalagi untuk kepentingan pariwisata dan untuk UMKM, sehingga saya berusaha untuk memberikan dukungan yang maksimal pada penggabungan ini melalui upaya mewujudkan sistem transportasi yang baik,” ujar Menteri Budi.
Pada kesempatan yang sama, tujuh BUMN di sektor Pariwisata dan Pendukung ini juga menandatangani MoU dengan Himpunan Bank Negara (BRI, Mandiri, BNI, BTN) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Direktur Tim Project Management Office (PMO) Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung Edwin Hidayat mengatakan, MoU antara tujuh BUMN dengan Himbara dan Telkom ini bertujuan menghadirkan suatu produk untuk peningkatan trafik ke destinasi wisata.
“Selain itu, MoU ini juga bertujuan untuk menghadirkan loyalty program, melakukan promosi secara optimal, dan menjalankan program CSR antara lain bagi UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Tak hanya itu, Penggunaan platform digital juga akan dilakukan untuk meningkatkan kembali minat wisata,” ujar Edwin.
Pembentukan Holding
Kolaborasi 7 BUMN yang ditandai dengan penandatanganan MoU hari ini merupakan upaya membentuk pasar (demand creation) oleh Tim PMO Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, sebagai langkah awal sebelum holding terbentuk. Adapun proses pembentukan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung saat ini masih terus berjalan.
Walaupun Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung masih dalam proses pembentukan, namun ketujuh BUMN tersebut sudah memulai proses kerja sama dan melakukan transformasi di berbagai area untuk menyiapkan diri melayani masyarakat secara lebih baik dengan memastikan ketersediaan produk dan layanan pariwisata yang berkualitas, terjangkau dan terintegrasi. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Holding ini untuk meningkatkan sinergi BUMN-BUMN pada sektor pariwisata dan pendukung serta mengoptimalkan potensi dan peran BUMN.
“Tujuan Holding pariwisata dan pendukung untuk mendorong pelaksanaan inisiatif-inisiatif lintas sektor yang terintegrasi, pengembangan infrastruktur pariwisata dan pendukung, peningkatan daya saing, dan penguatan kemampuan pendanaan di masa depan,” pungkas Erick. (MBP)