Video Tebing Uluwatu Longsor Adalah Hoaks, Bendesa Pecatu Tegaskan Itu Material Penguatan Tebing

Dinding Tebing uluwatu kini dalam proses penguatan dengan material perekat. (ist)
MANGUPURA – baliprawara.com
Bagian sisi utara Tebing Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kuta Selatan Badung, sempat menjadi sorotan. Pasalnya, di Media Sosial, beredar video yang memperlihatkan seolah tebing uluwatu mengalami kondisi longsor.
Video yang dibagikan oleh akun @piterpanjaitan itu bahkan sempat di repost oleh sejumlah akun media sosial dan mendapat tanggapan beragam. Namun kebenaran terkait informasi kalau tebing mengalami longsor, dibantah oleh Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta.
Menurut Sumerta yang juga Anggota DPRD Badung ini menegaskan kalau video yang memperlihatkan tebing Uluwatu longsor adalah hoaks atau informasi bohong. Hal itu kata dia, juga diperkuat dari informasi yang disampaikan oleh Jro Mangku Gede yang sehari-hari ada di sana.
Menurutnya kondisi tebing yang terlihat dalam video tersebut, merupakan proses pekerjaan penguatan tebing. Dikatakan, saat ini di lokasi dimaksud, sedang dilakukan pengisian material sejenis perekat untuk memperkuat dinding tebing. Sehingga dalam prosesnya ada material yang terlihat seolah tebing longsor.
“Itu (video yang beredar) adalah informasi bohong. Tidak benar itu, karena saat ini pada tebing tersebut sedang ada pekerjaan pemasangan perekat,” tegas Sumerta, Selasa 21 Januari 2025.
Ia kembali menyampaikan kalau yang terlihat dalam video, yang berwarna putih itu adalah merupakan sejenis material perekat. “Saat ini di tebing uluwatu itu sedang dilakukan pekerjaan penembela bagian-bagian yang terkikis dengan material yang bisa merekatkan satu sama lain,” ucapnya.
Dikatakan, terkait aktivitas persembahyangan di area Pura Uluwatu selama pekerjaan pemasangan, tetap berjalan normal. Semua aktivitas persembahyangan oleh pemedek, tetap bisa dilakukan. Namun untuk jumlah pemedek, dari kapasitas di area Utama Mandala yabg bisa menampung 75 orang, kini dibatasi sampai 35 orang saja.
“Persembahyangan seperti semula, dari kapasitas untuk di Utama Mandala yang biasanya jumlah pemedek sebanyak 75 orang, sekarang menjadi 35 orang. Sedangkan untuk di Madya Mandala tetap tidak ada pembatasan,” bebernya. (MBP)