“View From Here”, Pameran Kartun Jango Pramartha di Ramada by Wyndham Bali Sunset Road
Dari kiri ke kanan: Sonya Atika, Jango Pramartha dan Adrianto Prakoso
DENPASAR – baliprawara.com
Jango Pramartha, kartunis terkemuka asal Denpasar, Bali selalu “gelisah” tentang persoalan yang dihadapi Bali belakangan ini. Persoalan alam lingkungan, sosial, budaya dan sebagainya dipotret dan dikritisi lewat karya kartun. Bahkan, ia memberi alarm agar masalah bisa diantisipasi. Jika terjadi persoalan, segera bisa dipecahkan dan dicarikan solusi.
Sejumlah karya kartunnya yang mewartakan tentang Bali kini, dipamerkan di Ramada by Wyndham Bali Sunset Road, Kuta Bali mulai 31 Oktober 2025. Bertajuk “View From Here”, pameran ini menampilkan sekitar 20 karya Jango yang sarat refleksi kritis, namun penuh humor mengenai perkembangan budaya dan kehidupan sosial Bali di tengah arus globalisasi.

”Karya saya adalah cara untuk merekam kenyataan yang mungkin terlalu sering kita lewatkan. Kartun dapat menjadi cermin—kadang lucu, kadang pedih—namun tetap relevan untuk membuka percakapan yang diperlukan,” ujar Jango Pramartha.
Ia sangat optimis, pameran di hotel ini mendapat apresiasi dari kalangan wisatawan. Sebab, tamu yang datang ke Bali tak hanya menikmati pariwisata semata, tapi ada yang ingin menikmati seni budaya.

Pertemuan Kembali
Kurator pameran, Yudha Bantono menyampaikan pameran Kartun Jango Pramartha “View From Here” sejatinya merupakan pertemuan kembali dirinya sebagai seniman, satiris, sekaligus pengamat untuk menampilkan Bali melalui lensa kartun yang tajam, namun terdistorsi secara jenaka. Karya kartun Jango lebih dari sekadar pertunjukan visual humor. Karya-karya Jango merupakan cermin bagi budaya Bali yang terus berkembang. Kartun-kartun Jango sangat penting dihadirkan sebagai refleksi dalam melihat apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Bali, dinamika pariwisata, isu lingkungan, dan pengaruh global.
Di Bali, batas antara tradisi,spiritualitas, dan pariwisata massal memang hidup saling berdampingan. Celakanya bila batas-batas itu semakin samar dan mungkin dapat dihindari melalui percakapan yang sopan, justru akan menjadi bersayap dan menjebak. Untuk itu melalui kumpulan karya-karya yang telah ia buat dan terseleksi, pameran “View From Here” ditujukan untuk memperkuat kembali suara dan perspektif Bali, baik dari penduduk Bali lokal maupun dirinya yang mewakili sebagai seniman.

Jango terlihat sangat fasih menyoroti ironi sehari-hari dan kontradiksi struktural, kesenjangan antara ritual dan komersialisasi, beban pembangunan terhadap ekosistem, dan ketahanan identitas masyarakat tradisi yang menjunjung budaya luhur.
Jango memang cerdik membidik pengaruh kemajuan globalisasi dengan perubahan gaya hidup masyarakat Bali yang menggambarkan bentrokan antara budaya baru dengan prosesi religi di pura misalnya. Kartun-kartun Jango secara halus hadir mempertanyakan apakah “keaslian” dari perkembangan Bali yang sebenarnya atau termodifikasi menjadi kemasan baru, bahkan telah menjadi budaya baru. Tanpa melabeli patut atau tidak, ia mengkemas sebagai sebuah realita.
Empat Dekade
Jango telah berkarya lebih dari empat dekade. Ia telah berkontribusi dalam dunia kartun Indonesia melalui karya-karya yang terbit di media lokal, nasional dan internasional. Karyanya tampil dalam berbagai pameran global, menempatkannya sebagai representasi kartunis lokal yang mendunia. Melalui sudut pandang yang kritis, Jango menggunakan kartun sebagai medium refleksi publik terhadap isu lingkungan, budaya, dan perubahan sosial.
Jango Pramartha dikenal sebagai salah satu kartunis paling berpengaruh di Indonesia dengan rekam jejak lebih dari 40 tahun berkarya. Ia menjadi representasi kuat kartun Bali modern yang tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga telah melangkah ke panggung internasional melalui pameran dan publikasi global. Dengan gaya satire yang menggali ironi
kehidupan, karya Jango telah menjadi rujukan dalam menarasikan isu budaya dan dinamika sosial Bali di tengah perubahan dunia.
Kolaborasi Seni
untuk Ruang Ekspresi
Adrianto Prakoso, General Manager Ramada by Wyndham Bali Sunset Road, memberi apresiasi tinggi terhadap pameran kartun Jango Pramartha. Sebagai bagian dari komitmen hotel dalam mendukung perkembangan seni dan budaya lokal, Ramada by Wyndham Bali Sunset Road menyediakan ruang bagi seniman untuk berkarya dan membangun koneksi dengan masyarakat luas.
“Kami percaya bahwa hotel tidak hanya menjadi tempat menginap, tetapi juga ruang pertemuan kreatif. Melalui pameran ini, kami ingin memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kehidupan seni dan memperkuat identitas budaya Bali,” kata Adrianto Prakoso didampingi Sonya Atika, HR & Marketing Communication Manager
Ramada by Wyndham Bali Sunset Road.
”Dengan menghadirkan karya-karya yang berbicara tentang realitas Bali masa kini, kami berharap pameran ini dapat menjadi medium dialog antara masyarakat, pelaku pariwisata, dan para kreator, ” ujarnya. (MBP2)