Dicintai Masyarakat, Yonda Kembali Dikukuhkan Sebagai Bendesa Tanjung Benoa untuk Kali ke-3
MANGUPURA – baliprawara.com
Untuk kali ketiga, I Made Wijaya, SE., atau sering dipanggil Yonda, kembali dipilih sebagai Bendesa Adat Tanjung Benoa masa bakti 2021-2024. Meski sudah dua kali menjabat, ternyata kepercayaan dan kecintaan masyarakat Tanjung Benoa kepada sosok figur panutan yang juga Anggota DPRD Badung dari fraksi Gerindra ini masih sangat tinggi. Hal itu dikarenakan, jiwa “ngayah” yang dilakukannya selama ini, mampu memberikan bukti dan bisa mensejahterakan masyarakat setempat.
Setelah resmi terpilih kembali menjadi Bendesa, Sabtu (20/2) dilakukan pengukuhan bersamaan dengan prajuru adat lainnya. Hadir dalam pengukuhan tersebut Plh Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, bersama unsur Muspika Kuta Selatan, Seluruh Bendesa Adat di Kuta Selatan, MDA dan undangan lainnya. Pengukuhan yang digelar di Pura Desa Tanjung Benoa ini, dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Ditemui usai pengukuhan, Bendesa Adat Tanjung Benoa, I Made Wijaya mengatakan, selanjutnya dirinya sudah menyiapkan sejumlah program sesuai dengan awig-awig yang ada di desa setempat. Untuk program jangka pendek, pihaknya menargetkan bisa selesai selama 1 tahun untuk di palemahan, pawongan dan parahyangan. Sedangkan untuk program jangka menengah akan ditarget selama 2 tahun dan program jangka panjang ditarget 3 tahun.
Diungkapkannya, untuk program jangka pendek yang akan dilakukan yakni, awig-awig yang sudah ada, akan direvisi agar bisa disesuaikan dengan apa yang sudah disampaikan oleh MDA. Terkait awig-awig ini, pihaknya akan mengevaluasi seiring berjalannya waktu. Sementara program lainnya, meski di tengah pandemi Covid-19 ini, sudah tentu pihaknya perlu mengantisipasi pelaksanaan yadnya-yadnya dalam setahun. Sementara, baga pawongan, dengan kondisi ekonomi yang terganggu akibat Covid-19 ini, tentu juga berdampak pada sektor ketahanan pangan warga.
Untuk itu, dalam program nyepi ini, pihaknya akan membantu dari dana desa adat dan juga berharap ada bantuan dari pihak ketiga. Menyambut galungan maupun Nyepi lanjut dia, diharapkan program stimulus bisa berlanjut untuk membantu kebutuhan pokok masyarakat berupa sembako seperti yang sudah rutin dilakukan sebelumnya. “Situasi seperti sekarang, ketahanan pangan masyarakat, karena tidak memiliki sawah, tentu sangat membutuhkan,” katanya.
Sementara untuk di palemahan, potensi yang mandek saat ini, usaha yang sudah dikelola desa adat, juga akan dimaksimalkan untuk mengantisipasi melalui tabungan yang masih tersimpan di LPD. “Ada 3 hal yang sudah saya konsep dalam visi misi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, di parahyangan, palemahan dan pawongan,” bebernya.
Sementa, Plh Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa menyampaikan selamat kepada prajuru Desa Adat Tanjung Benoa yang dikukuhkan ini. Kedepan, pihaknya berharap, agar bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Karena kata dia, Bendesa Adat, merupakan ujung tombak, mitra kerja dari pemerintah Kabupaten Badung. Karena sebagai pemerintah, tentu tidak akan berjalan dengan baik bila tanpa dukungan dari Bendesa Adat.
Untuk itu pihaknya berharap agar terus menjaga sinergitas antara desa adat dengan pemerintah, baik itu desa dinas, kelurahan, kecamatan maupun pemerintah kabupaten Badung. Ini penting menurutnya karena dirinya tidak mau ada dikotomi pemerintahan dari desa dinas dan desa adat. “Karena bagaimanapun juga muara dari tata kelola pemerintahan kita adalah bagaimana mensejahterakan masyarakat kita. Jangan ada dikotomi, ada Pemerintahan Dinas dan pemerintahan Desa Adat. Ini yang saya harapkan kedepan,” ucapnya.
Lebih-lebih kata dia saat ini, kita sedang menghadapi wabah covid-19. Karena seperti disadari bersama kalau virus ini masih ada di Badung, maupun di Bali, tentu ini akan menjadi hambatan yang besar. Karena di Badung sebagai daerah tujuan wisata, yang notabene sangat berharap dari sektor pariwisata. Sedangkan Kalau wabah ini masih ada, tentu keamanan dan kenyamanan tidak akan terjadi di wilayah kabupaten Badung.
Untuk itulah dirinya memohon, mengajak dan mengimbau kepada prajuru adat yang baru ini agar bersama sama untuk menjadi contoh dalam rangka bersama-sama, bersama rakyat untuk berperilaku di dalam kehidupan sehari hari, tetap menerapkan protokol kesehatan. “Mari bersama-sama menyatukan diri. Badung yang mengandalkan pariwisata, apalagi Tanjung Benoa merupakan daerah yang mengandalkan pariwisata. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, tentu menjadi kendala. Kalau kita tidak bersama-sama tentu sulit. Pengawasan penanganan Covid agar terus dilakukan jangan hangat-hangat tahi ayam,” tegasnya. (MBP1)