Kolaborasi FKH Unud dan Ikayana Vet, Kontrol Populasi Monyet dan Pengobatan Kera Putih di Kutsel

MANGUPURA – baliprawara.com

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana (Unud) dan Ikatan Alumni Udayana Komisariat Fakultas Kedokteran Hewan ikayana Vet, bersama institusi menggelar pengabdian kepada masyarakat berupa pemberian pakan (feeding) monyet, vasektomi pengobatan luka serta pemotongan taring monyet di beberapa lokasi wisata di Kuta Selatan (Kutsel), pada Minggu 6 Februari 2022. Kegiatan vasektomi monyet ini, bertempat di area Pura Gunung Payung, Desa Kutuh, Kuta Selatan, dilanjutkan pengobatan kera putih yang mengalami luka gigitan di area Pura Dalem Selonding, serta pemotongan taring kera di area Pura Uluwatu, Pecatu. 

Dalam pengabdian kolaborasi ini, diikuti oleh Aalumni FKH dari berbagai angkatan, forum dokter hewan peduli (PDHF), Puslit Satwa Primata Unud, mahasiswa dan dari almamater yang juga dihadiri oleh Dekan FKH Unud. Ketua Ikayana Vet, Yustisia yang sekaligus ketua pelaksana menjelaskan tim pengabdi bersama masyarakat melakukan pemberian pakan kepada monyet-monyet liar di sekitaran wewidangan pura dan pelayanan kesehatan berupa kontrol populasi melalui vasektomi untuk monyet yang dominan.

“Kondisi pandemi membuat kunjungan wisatawan terbatas, yang mana sebelumnya suplai makanan monyet banyak bergantung dari pengunjung menjadi berkurang. Supaya monyet-monyet ini tidak menimbulkan masalah mencari makan ke rumah warga, untuk itu kami berupaya membantu bersama warga melakukan feeding buah-buahan,” ucap Yustisia.

 

Dekan FKH Unud Prof. Suartha mengatakan bahwa pihak kampus tetap berkewajiban menjaga kompetensi lulusan supaya tetap siap kerja dilapangan. “Teknik vasektomi pada monyet ekor panjang berbeda dari hewan anjing, untuk itu kampus berkewajiban meningkatkan kompetensi lulusan. Vasektomi ini bertujuan untuk mengontrol populasi, supaya monyet tidak keluar dari habitatnya” ujar Suartha.

See also  Undiksha Berbagi, Salurkan Ratusan APD ke Sejumlah Rumah Sakit

Kegiatan vasektomi ini sebelumnya sudah pernah dilakukan, dan sampai sekarang total ada 5 ekor monyet jantan dominan yang sudah di vasektomi di wewidangan Pura Gunung Payung. Perlu diketahui bahwa monyet yang menjalani vasektomi tidak mampu lagi berproduksi menghasilkan keturunan, namun tidak mengganggu struktur kepemimpinan dalam kawanan monyet tersebut.

Kegiatan pengabdian berlanjut ke wilayah Pura Selonding kawasan Pecatu. Di lokasi ini dilakukan feeding monyet dan pengobatan monyet yang terluka. Sebelumnya pernah viral pemberitaan media keberadaan kera putih yang oleh masyarakat disebut Wenara Petak disakralkan seperti Hanoman dalam cerita pewayangan. Namun sangat disayangkan kemunculan sang hanuman sekarang ini penuh luka gigitan. Diduga mendapatkan luka akibat perkelahian sesama jantan dominan yang menginginkan pucuk pimpinan dalam kawanan tersebut.

“Banyak luka bekas gigitan pada bagian bahu, lengan kanan, paha dan kaki kanan. Lukanya dalam dan sudah terinfeksi, ada peradangan dan mulai bau, tapi tidak ada belatung, perkiraan luka sekitar 5 hari,” tutur Dewa Anom, salah satu dokter hewan yang ikut menangani.

Beruntung kera segera dapat diamankan dan diberikan perawatan intensif. Luka yang terbuka dijahit dan diberikan pengobatan antibiotika, anti radang dan penghilang rasa sakit. Untuk sementara dirawat dalam kandang untuk memudahkan perawatan dan kontrol, dan akan dilepas kembali bila sudah sembuh. Semoga monyet yang unik ini bisa segera pulih sedia kala kembali ke komunitasnya. (MBP)

 

redaksi

Related post