Selain Ganggu Penerbangan, Angin Berkecepatan 81 km/jam Juga Robohkan Sejumlah Pohon

 Selain Ganggu Penerbangan, Angin Berkecepatan 81 km/jam Juga Robohkan Sejumlah Pohon

Sebuah pohon jenis Bunut, tumbang menimpa warung dan rumah di jalan Raya Kuta.

MANGUPURA – baliprawara.com

Angin kencang yang muncul secara tiba-tiba pada Senin 2 Januari 2023 sore, mengakibatkan aktivitas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, sempat terganggu. Selain itu, sejumlah fasilitas di Bandara Ngurah Rai, juga ada yang mengalami kerusakan.

Menurut General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawa, cuaca ekstrem terjadi pada Senin sore memang menimbulkan sejumlah dampak sekitar Bandara Ngurah Rai. Seperti kerusakan sejumlah fasilitas berupa plafon area luar terminal domestik, serta menyebabkan sejumlah pesawat tidak bisa mendarat maupun tidak bisa lepas landas. 

Berdasarkan pantauan yang dilakukan pihaknya, saat ini ada beberapa penerbangan yang berstatus masih menunggu cuaca membaik. Namun pihaknya tidak merinci berapa jumlah pesawat dimaksud. “Untuk dampak kerusakan yang ditimbulkan, saat ini tim teknik sudah menuju ke lokasi-lokasi tersebut untuk melakukan pembersihan area. Tidak ada korban atas kejadian runtuhnya plafon di beberapa titik itu,” katanya.

Untuk penerbangan yang terdampak ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, ada sebanyak 5 penerbangan. Dimana terdapat 1 penerbangan kembali ke bandara asal, 2 penerbangan dialihkan ke bandara lain, dan 2 penerbangan bersifat holding di ruang udara Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. “Sampai dengan saat ini, penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali masih beroperasi,” bebernya.

Di lokasi lain, angin kencang ini juga mengakibatkan tumbangnya pohon beringin besar di jalan padma utara Legian, bersama beberapa utilitas tiang provider, serta pohon bunut besar di jalan Raya Kuta yang menimpa warung dan rumah disekitar. Untuk pohon bunut di jalan Raya Kuta, diperkirakan berdiameter lebih dari 100 cm tersebut, menimpa warung dan banguna tempat tinggal milik warga atas nama, Wayan Werka, di jalan Raya Kuta no 99. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 16.00 Wita itu. 

See also  Berbagi Kebahagian Sambut Galungan dan Kuningan, Desa Adat Pecatu Bagikan 65 Ton Beras kepada Krama

Pasca peristiwa naas itu, pihak pemilik rumah langsung menggelar prosesi nuntun. Sebab ada 2 bangunan pelinggih yang tertimpa pohon. Prosesi nuntun ini digelar sebelum nantinya dilakukan perbaikan pada palinggih yang rusak. “Angin kencang itu berlangsung sekitar 15 menit. Pohon tiba-tiba tumbang, menimpa warung. Untung batang pohon besar ini tertahan dinding bangunan warung,” ungkap Werka.

Sementara itu, menurut BBMKG Wilayah III Denpasar, cuaca ekstrem berupa angin kencang terjadi di sebagian besar wilayah Bali, memang menyebabkan pohon tumbang dan atap rumah beberapa warga beterbangan. Berdasarkan Data Kecepatan Angin Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, kecepatan angin saat itu mencapai 44 knot atau 81 km/jam, yang terjadi pada pukul 15.23 Wita.

Menurut analisis cuaca sementara, kondisi itu dipengaruhi oleh Ex- Siklon Tropis Ellie yang masih terpantau berada di daratan Australia bagian Barat, tepatnya di sekitar 17.8°LS 127.1°BT, dengan kecepatan angin maksimum 25 knot dan tekanan terendah 998 mb. Citra satelit Himawari-8 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif yang cukup signifikan terutama di bagian barat dan utara sistem. 

Adapun dampak tidak langsung selama 24 jam kedepan Ex-TC Ellie terhadap kondisi cuaca di Indonesia diantaranya, hujan dengan intensitas sedang – lebat di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian angin kencang di Laut Jawa, Samudera Hindia Selatan Jawa, Selat Makassar bagian Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Laut Sumbawa, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafuru. 

Disusul tinggi gelombang 1.25 – 2.5 Meter di Laut Jawa bagian Barat, Perairan Utara Jawa Tengah, Perairan Utara Bali hingga Lombok, Selat Lombok Bagian Utara, Selat Wetar, dan Perairan Selatan P. Flores. Tinggi Gelombang 2.5 – 4.0 Meter di Perairan Selatan Jawa, Perairan Utara Jawa Timur Hingga Kep.Kangean, Laut Jawa Bagian Tengah Hingga Timur, Perairan Utara P.Sumbawa Hingga Flores, Selat Bali – Lombok – Alas – Sape Bagian Selatan, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Sumba, Selat Ombai, Laut Sawu, Selat Makassar Bagian Selatan, Perairan Kep.Selayar – Sabalana, Laut Banda, Perairan Kep. Sermata – Tanimbar, Laut Arafuru Bagian Tengah Dan Timur. Tinggi Gelombang 4.0 – 6.0 Meter di Perairan Selatan Bali Hingga P. Sumba, Perairan Kupang – P.Rote, Perairan P. Sabu, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah Hingga NTT, Laut Timor, dan Laut Arafuru Bagian Barat. Serta terdapat wilayah pertemuan angin (konvergensi) yang memanjang dari Jawa-Bali-NTB-NTT yang menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan ringan-lebat dan angin kencang.

See also  Museum Pasifika Bali, Resmikan Pameran “Bentuk dalam lanskap: Covarrubias’ Bali and Mexico South"

Peringatan dini Cuaca Ekstrem wilayah Bali sudah dikeluarkan oleh Forecaster on Duty BMKG Bali pada tanggal 2 Januari 2023, sebanyak 3 kali mulai pukul 12.00 – 17.30 Wita. BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir. Masyarakat umum, Nelayan dan Pelaku Kegiatan Wisata Bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan utara dan selatan Bali. Masyarakat juga diminta selalu memperhatikan dan mengupdate Informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca / iklim ekstrem. (MBP)

 

redaksi

Related post