Operasi Pasar Khusus “Gas Melon” di Kelurahan Legian Diserbu Warga
MANGUPURA – baliprawara.com
Suasana di depan kantor Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta, Badung, Senin 3 Juni 2024, cukup ramai sejak pagi hari pukul 08.30 wita. Ratusan warga dari Kelurahan Legian dan sekitarnya, terlihat antre sambil membawa tabung gas LPG 3Kg.
Dari pantauan di lokasi, ratusan warga ini, ternyata antre untuk mengikuti operasi Pasar Khusus LPG 3 Kg atau sering disebut “gas Melon”. Operasi pasar yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DiskopUKMP) ini, untuk memfasilitasi warga yang membutuhkan gas Melon.
Operasi pasar khusus kali ini, disiapkan sebanyak 300 tabung gas untuk masyarakat dengan harga Rp 18.000,-. Meski sudah menunggu berjam-jam, tidak sedikit warga yang terpaksa harus kembali pulang, karena terbatasnya kuota. Bahkan rebutan sempat terjadi ketika tahap pembagian nomor antrian. Warga berdesak-desakan, karena khawatir tidak mendapat bagian.
Salah seorang warga bernama Nila, mengatakan, kelangkaan LPG 3kg ini, sudah terjadi sekitar 2 minggu lalu. Ia mengaku cukup kesulitan mencari gas melon, baik di pengecer maupun di pangkalan. Karena relatif langka, harga gas melon diakuinya juga meningkat dari hari biasanya.
Bukan hanya di Legian, kelangkaan diketahuinya juga terjadi di wilayah Kuta dan sekitarnya. Ia bahkan sempat mencari hingga ke Kerobokan, Kedonganan dan Jimbaran, namun hasilnya juga sama. “Cukup sulit mendapatkan gas ini, jadi sekalian ada operasi pasar saya mau beli 2 tabung aja. Daripada kesulitan cari untuk kebutuhan,” ungkapnya.
Tokoh masyarakat Legian, I Wayan Puspa Negara, yang ditemui di lokasi mengatakan, keberadaan LPG 3 kg ini, sangat menyangkut hajat hidup orang banyak, yang ternyata belum juga ada solusi. Akibatnya, masyarakat datang membludak, semata-mata hanya untuk dapat membeli.
Ia menilai, pihak Pertamina sudah seharusnya menjadi pihak yang bertanggung jawab atas kondisi terjadi. Karena kebutuhan terhadap gas, notabene sudah menjadi kebutuhan pokok yang wajib untuk segera diselesaikan oleh pemerintah. Terlebih, sulitnya mendapat gas 3 kg di pasaran belakangan ini terbilang tanpa alasan jelas.
“Saya sudah berkomunikasi dengan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, untuk segera mengambil langkah-langkah strategis dan berkomunikasi dengan Pertamina. Karena ini persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kalau ini dibiarkan, tentu ini bisa menimbulkan keresahan sosial,” katanya.
Terpisah, Kepala DiskopUKMP Badung, I Made Widiana menuturkan, Operasi Pasar Khusus LPG 3 Kg ini, dilaksanakan karena banyaknya laporan masyarakat yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan LPG 3 kg. “Tiap hari ada sekitar 10 orang yang menghubungi dan mengeluhkan kesulitan masyarakat mendapatkan gas 3 kg di pasaran,” bebernya.
Setelah dikoordinasikan dengan pihak Pertamina, hal tersebut diperkirakan terjadi akibat Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang sempat tutup di masa cuti bersama. Sebagai evaluasi dari kejadian tersebut, maka menurut dia sama sekali tidak boleh ada jeda dalam proses distribusi gas. “Jadi tidak bisa diberlakukan seperti hari kerja. Karena kebutuhan di masyarakat adalah tetap, bahkan ada indikasi naik,” ucapnya.
Operasi pasar tersebut, kata dia, dijadwalkan terlaksana secara bertahap dengan kuota 300 tabung di setiap lokasi. Jadwal sementaranya adalah pada Senin 3 Juni 2024) di Pasar Desa Canggu dan Kantor Lurah Legian, Selasa 4 Juni 2024 di Kelurahan Seminyak dan Kelurahan Kedonganan, dan Rabu 5 Juni 2024 di Kelurahan Kuta dan Kelurahan Jimbaran. Untuk mendapatkan LPG 3 kg senilai Rp 18.000,- tersebut, selain membawa tabung kosong, masyarakat juga diminta untuk berbekal KTP dan KK.
“Ke depan, hemat kami, Pertamina bersama Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas) dan Pemda harus duduk bersama menyikapi terkait dengan keluhan-keluhan ataupun kesulitan masyarakat mendapatkan elpiji. Saya rasa ini harus dibuka secara terang benderang, apa sih sebenarnya yang menyebabkan?,” katanya berharap. (MBP)