Vila Berkedok Rumah Kos Menjamur, Pemkab Badung Akan Buat Regulasi

Wakil Bupati Badung, Bagus Alit Sucipta.
MANGUPURA – baliprawara.com
Okupansi atau tingkat hunian hotel, menurun drastis meski kedatangan wisatawan ke Bali meningkat. Diduga, maraknya pembangunan rumah kos yang difungsikan sebagai vila, menjadi salah satu pemicu permasalahan tersebut.
Kondisi menurunnya tingkat hunian hotel yang juga terjadi di Badung, menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung. Menindaklanjuti hal itu, Wakil Bupati (Wabup) Badung, Bagus Alit Sucipta bahkan telah meminta pihak Satpol PP Badung untuk turun melakukan pengawasan. Terutama terhadap kondisi banyaknya vila yang berkedok tempat kos, yang ternyata banyak menjadi tempat untuk menginap bagi wisatawan asing di Badung. Termasuk juga tempat penginapan berupa vila,yang izinnya bukan vila.
Selain pengawas, pihaknya juga akan membuat regulasi untuk mengatur hal itu. “Kita akan membuat regulasi mengenai masalah ini, sehingga ada retribusi masuk ke pemerintah daerah, dengan pengusaha asing yang membangun vila, tapi izinnya bukan vila,” kata Wabup Bagus Alit Sucipta, Minggu 6 April 2025.
Keberadaan rumah-rumah kost seperti vila ini kata Bagus Alit Sucipta yang juga mantan anggota DPRD Bali ini, sudah menjadi perhatiannya bersama Bupati Badung. Sehingga nantinya dengan adanya wisatawan asing yang tinggal di kost tersebut, bisa ada retribusi yang dibayarkan.
“Kalau seperti ini terus (wisatawan menginap di rumah Kos-red) yakni banyak wisatawan asing datang ke Badung, tapi tidak ada kontribusi yang masuk ke daerah. Hal ini harus kita carikan jalan keluarnya. Ini tidak bisa dilakukan dengan cepat, nakun akan lakukan secara bertahap,” terangnya.
Dengan dilakukan penataan tersebut, pihaknya berharap, ke depan, Badung akan menuju quality tourism. Sebelumnya sejumlah tokoh pariwisata termasuk dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia mengeluhkan turunnya okupansi hotel di sejumlah wilayah di Badung bahkan Bali.
Wisatawan asing cukup banyak yang datang ke Bali bahkan ke Badung, namun tidak berbanding lurus dengan tingkat hunian hotel yang ada di Bali. hal ini diduga maraknya pembangunan vila yang tidak berizin serta rumah kost untuk para wisatawan asing sehingga hotel-hotel di Bali menjadi sepi peminat.
Selain itu, maraknya penyalahgunaan visa oleh warga asing yang menjalankan bisnis penyewaan vila di Bali juga perlu ditangani. Banyak dari mereka melakukan pengelolaan usaha properti secara ilegal, bahkan dilakukan dari luar negeri. Yang mana sebagian besar keuntungan yang didapat dikendalikan langsung dari luar negeri, tanpa memberikan kontribusi langsung kepada perekonomian lokal. Selama ini, Bali hanya menjadi tempat menghasilkan uang, sedangkan untuk dampak lingkungan dan sosial seperti sampah menjadi beban di Bali. (MBP1)