Kembalikan Lebar Bibir Pantai Sepanjang 5,3 Km, Pengisian Pasir Pantai Kuta Dimulai Awal Desember dari Zona 1
Sosialisasi pekerjaan beach fill zona 1, Jumat 21 November 2025.
MANGUPURA – baliprawara.com
Pekerjaan pengisian pasir (sand nourishment) terkait proyek konservasi pantai Seminyak – Legian – Kuta (Samigita), di Zona 1 akan segera dimulai. Tahap ini merupakan langkah awal konservasi bibir pantai dari rangkaian proyek Bali Beach Conservation Project (BBCP) Phase II yang dijadwalkan tuntas pada November 2026. Hal tersebut terungkap dalam sosialisasi yang digelar di kawasan Pantai Kuta , Jumat 21 November 2025.
Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) BWS Bali–Penida, I Gede Lanang Sunu Perbawa, menjelaskan bahwa pengerjaan di Zona 1 yakni dari area Pantai Sekeh, tepat di sisi selatan yang berbatasan dengan landasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan dimulai awal Desember, dengan target penyelesaian pada akhir Desember 2025.
“Pekerjaan pertama dimulai di Zona 1 pada akhir tahun ini, lalu berlanjut ke Zona 2 dan 3 secara bertahap. Target kami, Zona 1 rampung pada akhir 2025. Mudah-mudahan cuaca bersahabat agar kegiatan bisa berjalan lancar tanpa gangguan seperti banjir atau rob yang sempat terjadi sebelumnya,” ujarnya.
Ia memaparkan, pekerjaan di Zona 1 meliputi pembongkaran sand stopper lama, pengisian pasir sepanjang 490 meter dengan volume 160.000 meter kubik, perpanjangan saluran drainase 100 meter, serta modifikasi sand stopper. Untuk mendukung pekerjaan ini, telah dipasang pipa besi penyalur pasir (pipa GIP) yang membentang dari Pantai Jerman ke Pantai Sekeh. Pipa tersebut akan menyalurkan pasir hasil pengerukan dari laut saat kapal keruk beroperasi.
“Pengisian pasir dilakukan dari laut karena jika dari darat bisa memperparah kemacetan di Kuta yang jalannya sempit dan ramai wisatawan,” jelasnya. Setelah Zona 1 selesai, pipa akan dipindahkan ke zona berikutnya.
Pasir yang digunakan berasal dari perairan Selat Bali, sekitar 12 kilometer dari garis pantai. Lokasi ini dipilih setelah melalui studi terkait warna, ukuran butir, dan karakter alami pasir agar menyerupai karakter pasir di kawasan Kuta–Legian.
“Kami mencari karakter pasir yang paling mendekati kondisi asli. Tidak mungkin sama persis, tapi kami sesuaikan warna dan teksturnya,” tegas Gede Lanang.
Untuk Zona 2, pekerjaan meliputi pembangunan lima breakwater, empat baru dan satu modifikasi, serta pengisian pasir sepanjang 2.850 meter dengan volume 310.000 meter kubik. Adapun Zona 3 mencakup pengisian pasir sepanjang 2.000 meter dengan volume 140.000 meter kubik. Sehingga total panjang 5.340 meter atau 5,3 km untuk di tiga zona, dengan volume pasir yang akan diisi sebanyak 610.000 meter kubik.
“Seluruh pekerjaan ditarget rampung pada November 2026 sesuai kontrak, dan kami optimis bisa menyelesaikannya tepat waktu,” tambahnya.
Terkait potensi gangguan cuaca, ia menyebut pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi terhadap pasang air laut, gelombang tinggi, dan terumbu karang yang bisa membahayakan kapal. Koordinasi rutin dengan BMKG juga dilakukan untuk memastikan kegiatan berjalan aman dan efisien.
Sebelum pekerjaan pengisian pasir tersebut, BWS Bali–Penida mengadakan sosialisasi bersama Desa Adat Kuta, tokoh masyarakat, dan pihak terkait pada Jumat 21 November 2025. Dukungan masyarakat dianggap penting mengingat abrasi di kawasan tersebut semakin parah dalam beberapa tahun terakhir.
“Masyarakat mendukung penuh proyek ini. Kondisi abrasi di Pantai Kuta sudah mengkhawatirkan, terutama saat gelombang ekstrem. Pengisian pasir ini bertujuan mengembalikan lebar pantai agar lebih aman bagi wisatawan dan aktivitas warga,” katanya.
Bendesa Adat Kuta, I Komang Alit Ardana, menambahkan bahwa program pengisian pasir sudah lama direncanakan. Ia menilai keberadaan sand stopper penting untuk menjaga kondisi pantai dalam jangka panjang. “Program pengisian pasir ini sudah dirancang sejak lama. Saya mendukung penuh karena sand stopper memang dibutuhkan untuk perawatan pantai ke depan,” ujarnya.(MBP)