Implementasi Konsep Tri Hita Karana, DTW Uluwatu Tetap Persembahkan Gebogan Buah Dimansa Pandemi

 Implementasi Konsep Tri Hita Karana, DTW Uluwatu Tetap Persembahkan Gebogan Buah Dimansa Pandemi

MANGUPURA – baliprawara.com

Meski masih dalam suasana pandemi Covid-19, namun pengelola Objek Wisata kawasan luar Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) tetap menggelar prosesi upacara Hari Raya Tumpek Kandang atau Tumpek Uye, Sabtu (5/12). 

Prosesi ini menurut Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, Wayan Wijana, ini sebagai implementasi konsep Tri Hita Karana serta sebagai penghormatan kepada kawanan monyet. Yakni berupa persembahan Gebogan Buah untuk kawanan Monyet yang ada di Uluwatu.

Dua Gebogan yang terdiri dari berbagai macam buah ini, dipersembahkan bagi ratusan ekor monyet. Yang mana, prosesi ini tentu menjadi atraksi serta  tontonan menarik bagi Wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata andalan Kabupaten Badung ini. Selama masa pandemi Covid-19, kegiatan ini juga dikaitkan dengan konsep pariwisata yakni Clean, Health, Safety and Environment (CHSE). “Environment yaitu terkait dengan lingkungan. Kita menghormati monyet yang ada disini dengan memberikan Gebogan Buah setiap 210 hari, atau setiap hari raya Tumpek Kandang. Meskipun dalam situasi Pandemi seperti sekarang ini Upacara tetap kita laksanakan tanpa ada halangan dengan tulus ikhlas,”jelas Wayan Wijana.

Wayan Wijana yang juga Praktisi Pariwisata ini lebih jauh menjelaskan prosesi upacara ini merupakan kalender kegiatan yang dilakukan secara konsisten oleh Manajemen Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, bersama Desa Adat Pecatu dan Puri Jro Kuta. Selain persembahan gebogan, untuk tetap menjaga kesehatan, secara rutin Monyet yang ada di kawasan Uluwatu,  juga dilakukan perawatan setiap bulannya dengan bekerjasama dengan Universitas Udayana khususnya Fakultas Kedokteran Hewan.

See also  Ajukan 16 Proposal, Unud Selenggarakan Coaching Clinic Presentasi PPK Ormawa

“Semoga ini bisa memberi daya dukung pada Objek Wisata di Uluwatu di samping kita memiliki The Five Wonderful Beauties berupa Tebing, Sunset, Pura Uluwatu serta satwa Monyet. Bahkan, satwa Monyet pun dirawat dengan sebaik-baiknya untuk bisa sehat sama seperti manusia. Jadi kita disini juga sudah menerapkan Protokol Kesehatan pencegahan penularan Covid-19 secara ketat dan sesuai standar yang telah ditetapkan,” tegas Wayan Wijana.

Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta menyampaikan kalau kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap 210 hari dengan memberikan persembahan pada ratusan Wanara atau Monyet yang ada di jaba Pura Luhur Uluwatu. Lebih jauh dijelaskan Made Sumerta yang juga menjabat Anggota DPRD Badung bahwa, persembahan Gebogan Buah kepada para monyet ini,juga merupakan implementasi Tri Hita Karana khususnya hubungan manusia dengan binatang. “Jadi ratusan Monyet yang ada di Uluwatu kita berikan persembahan berupa buah-buahan hari ini,” ucapnya.

Hal senada ditegaskan Pengempon Pura Luhur Uluwatu sekaligus Penglingsir Puri Agung Jro Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya.  Pihaknya menyatakan kalau upacara atau upakara persembahan berupa Gebogan Buah kepada makhluk hidup yang ada di Pura Luhur Uluwatu khususnya monyet saat hari Raya Tumpek Kandang ini, merupakan sinergitas budaya, Alam dengan binatang. Sehingga akan ada sinergitas juga dengan hadirnya Wisatawan, karena upacara ini akan menjadi Atraksi wisata. (MBP1)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *