Bali Berpotensi Kehilangan 18 Persen dari Wisman Tiongkok

 Bali Berpotensi Kehilangan 18 Persen dari Wisman Tiongkok

DENPASAR -baliprawara.com

Penutupan sementara penerbangan dari dan ke Tiongkok mengakibatkan Bali berpotensi kehilangan 18 persen kunjungan wisatawan mancanegara dari Tiongkok. Hal ini tentu juga membawa dampak, apalagi jika virus corona terus mewabah sampai akhir tahun 2020.

Apalagi kunjungan Tiongkok termasuk salah satu penyumbang jumlah kunjungan terbesar di tahun 2019 lalu. Yang mana di tahun 2019, negeri tirai bambu ini menyumbang 1.185.519 dari total 6,3 juta kunjungan wisman ke Bali. Sehingga bila dipersentasekan, dalam satu tahun Bali berpotensi kehilangan 18 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara.

 

Dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok ini, Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Putu Astawa membantah kalau Bali sudah mengalami kerugian hingga triliunan rupiah dalam waktu sebulan terakhir. Pihaknya menjelaskan, berdasarkan data, ada sekitar 20.000 wisatawan Tiongkok yang membatalkan kunjungannya ke Bali. Sedangkan rata-rata pengeluaran atau spending money per 5 hari sekitar 300-500 US dolar (antara Rp 5-7 juta). Jika diperkirakan, Rp 5 juta dikalikan Rp 20 ribu jadinya Rp 10 miliar. “Jadi 1 bulan ini kehilangan sekitar Rp 10 miliar dalam periode peak season untuk wisatawan Tiongkok,” bebernya saat memberikan keterangan, Sabtu (15/2/2020).

Meski mengalami penurunan lanjut Astawa, sebagian dari wisatawan Tiongkok yang masih ada di Bali sudah ada yang memperpanjang masa tinggalnya. Dari data yang dirilis pihak Imigrasi, ada sekitar 1200an wisatawan Tiongkok yang kini masih berada di Bali. Penambahan lama tinggal ini dikatakan dapat mengurangi potensi kehilangan kunjungan wisman.
“Sebagai contoh, mereka yang awalnya berencana tinggal 5 hari akhirnya memperpanjang menjadi satu bulan. Ini khusus yang Tiongkok, kalau wisman dari negara lain saya lihat masih berjalan seperti biasa atau normal,” jelasnya.

See also  Ini Yang Dibahas Pada Rankercab PHRI Badung

Sementara, Ketua BHA, Ricky Putra berharap untuk menambah jumlah kunjungan, diharapkan ada shifting destinasi dari wisman yang tadinya ingin ke Tiongkok menjadi ke Bali. Begitu juga wisatawan dari provinsi lainnya di Indonesia agar diarahkan datang ke Bali.

Tentu hal ini kata dia tidaklah mudah. Karena untuk bisa mengalihkan kunjungan ini, memerlukan terobosan. Seperti bagaimana bisa menambah flight untuk daerah-daerah tersebut, terutama dari US, Middle East, dan juga dari Eropa untuk mengurangi potential loss dan membantu okupansi secara keseluruhan. “Kami berharap pangsa pasar lain seperti Australia, Eropa, Jepang dan Korea tetap datang ke Bali dan kalau perlu bertambah,” harapnya. (praw1)

See also  Hindari Calo, BPJAMSOSTEK Kanwil Banuspa, Permudah Klaim JHT

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *