Bibit Siklon 92S di Samudera Hindia Selatan Bali, Picu Angin Kencang Hingga 89 Kilometer Per Jam

 Bibit Siklon 92S di Samudera Hindia Selatan Bali, Picu Angin Kencang Hingga 89 Kilometer Per Jam

Kondisi bangunan bale lantang di Bongkasa, Badung yang ambruk diterjang angin kencang, Sabtu 22 Maret 2025.

MANGUPURA – baliprawara.com
Kondisi cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang terjadi di wilayah Bali sejak beberapa hari terakhir. Kondisi ini bahkan semakin parah pada Sabtu 22 Maret 2025, yang berdampak pada sejumlah kejadian pohon tumbang dan bangunan ambruk di berbagai wilayah.

Dari informasi yang dirilis pihak Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, cuaca ekstrem ini diakibatkan kecepatan angin yang mengalami peningkatan signifikan. Dari data pihak BBMKG, kecepatan maksimum angin tercatat mencapai 48 knot atau setara dengan 89 kilometer per jam, pada Sabtu 22 Maret 2025.

Menurut penuturan Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, data pengamatan di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, tercatat kecepatan angin maksimal mencapai 48 knot atau 89 kilometer per jam. Kondisi ini menurutnya sudah masuk dalam kategori angin kencang.

Menurutnya, Bibit Siklon 92S di Samudera Hindia Selatan Bali, menjadi salah satu pemicu cuaca ekstrem di Bali. Lebih lanjut dikatakan Cahyo, secara klimatologis, sebagian besar wilayah Bali masih berada dalam musim hujan.

Kejadian hujan ringan hingga lebat yang terjadi di wilayah Bali disebabkan oleh beberapa faktor meteorologis. Selain akibat Bibit Siklon 92S yang memicu pertumbuhan awan-awan konveksi, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berada pada kuadran 5 (Maritime Continent) turut mendukung pertumbuhan awan hujan.

Ditambah lagi, massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (12.000 meter), serta suhu muka laut di sekitar Bali yang berkisar antara 29 hingga 30 derajat celcius, semakin memperkuat potensi hujan dan angin kencang.

“Berdasarkan prediksi BMKG, kondisi cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung hingga 25 Maret 2025. Wilayah Bali berpotensi mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai kilat, petir, dan angin kencang,” katanya.

See also  Mengaku Guru Yoga, Ternyata Ini Kelakuan Sepasang Kekasih Asal Rusia di Kontrakannya

Selain itu, tinggi gelombang laut di Perairan Selatan Bali diperkirakan mencapai 1,25 hingga 3 meter, yang dapat membahayakan aktivitas pelayaran. Cahyo mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. (MBP)

 

redaksi

Related post