BPJamsostek Sebut Wabah COVID-19 Belum Sebabkan PHK
MANGUPURA – baliprawara.com
Perekonomian dunia termasuk Indonesia di awal tahun 2020 menerima hantaman keras dari wabah virus Corona (COVID-19). Namun sejauh ini BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek masih belum bisa mengukur sejauh mana dampak COVID-19 terhadap perusahaan maupun tenaga kerja di Pulau Dewata.
Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Evi Afiatin mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan di lapangan. Salah satunya potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah Corona.
“Saya kira sih ini masih terlalu dini untuk bisa melihat dampaknya sampai sejauh mana. Bank Indonesia juga sempat menyampaikan, salah satu dampaknya bisa terjadi yang istilahnya kehilangan pekerjaan. Tapi sampai saat ini sepertinya sih masih belum sampai sejauh itu,” katanya di sela-sela seminar bertajuk Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Kebijakan Moneter Tahun 2020 Terhadap Pariwisata di Bali, yang dihadiri peserta BPJamsostek berstatus platinum di Kuta belum lama ini.
Sementara, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Risky Ernadi Wimanda pada kesempatan yang sama mengakui, COVID-19 memberikan dampak terhadap sektor finansial dan riil. Pengaruh di sektor finansial seperti jatuhnya harga saham dan depresiasi nilai tukar mata uang. Sedangkan untuk sektor riil, seperti dampak penurunan pengguna jasa angkutan udara, kemerosotan kunjungan wisatawan termasuk volume ekspor-impor. “Tentunya di Indonesia dampaknya sudah dihitung oleh teman-teman pusat. Itu sekitar 0,1 persen. Tetapi di Bali sendiri, kami menilai akan terasa lebih dalam,” bebernya.
Bank Indonesia memperkirakan, dalam kondisi terburuk sekalipun, perekonomian Bali akan tetap tumbuh di angka 3,8% pada tahun 2020. Namun pihaknya disebut akan terus memantau data, dan pergerakan di lapangan. “Karena kita terus setiap hari melihat jumlah wisatawan mancanegara yang datang,” ujarnya.
Sementara, Deputi Direktur BPJamsostek Wilayah Bali, Nusa Tenggara, dan Papua (Banuspa), Deny Yusyulian berharap seminar ini membuat seluruh peserta platinum memahami rencana mitigasi menghadapi dampak COVID-19. “Minimal mereka tahu kondisi ke depan akan seperti apa. Mereka bisa memitigasi hal-hal yang bisa mereka lakukan,” kata Deny Yusyulian. (praw)