Desa Adat Pecatu Gelar Mecaru Pasca Penemuan Jenazah Tanpa Identitas di Bawah Tebing Uluwatu

 Desa Adat Pecatu Gelar Mecaru Pasca Penemuan Jenazah Tanpa Identitas di Bawah Tebing Uluwatu

Upacara mecaru, Jumat 30 Agustus 2024 di kawasan Pura Uluwatu pasca penemuan jenazah tanpa identitas di pantai di bawah tebing setinggi 90 Mdpl. (ist)

MANGUPURA – baliprawara.com

Pasca penemuan jenazah seorang pria di pantai dibawah Tebing Pura Uluwatu, pihak Desa Adat Pecatu, langsung menggelar upacara Mecaru, Jumat 30 Agustus 2024. Upacara mecaru ini digelar sebagai bentuk pembersihan secara spiritual, mengingat lokasi penemuan mayat serta jalur evakuasi berada di kawasan luar pura Uluwatu.

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, mengatakan, upacara Mecaru ini dilakukan untuk menjaga kesucian kawasan Pura Luhur Uluwatu. Yang kawasan pura Sad Kahyangan ini, dianggap sebagai tempat sakral oleh masyarakat.

“Kami melakukan pembersihan secara niskala, karena lokasi tersebut merupakan wilayah suci Pura Luhur Uluwatu. Upacara ini perlu dilakukan untuk membersihkan leteh atau kekotoran secara spiritual yang mungkin terjadi akibat kejadian tersebut,” katanya.

Digelar di lokasi evakuasi jenazah, prosesi mecaru ini melibatkan pangempon dan pangemong Pura Luhur Uluwatu. Pecaruan ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Puri Agung Jro Kuta, yang memiliki peran penting dalam menjaga tradisi dan kesucian pura.

Upacara Mecaru ini diharapkan dapat mengembalikan kesucian dan keseimbangan spiritual di kawasan Pura Luhur Uluwatu, serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang. “Kami meyakini bahwa pembersihan secara ritual harus dilakukan agar wewidangan Ida Batara bisa kembali bersih,” harapnya.

Diberitakan sebelumnya, sosok jenazah tanpa identitas, ditemukan mengabang di tepi pantai perairan di dekat tebing Pura Uluwatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kamis 29 Agustus 2024. Dari informasi yang didapat, jenazah ini pertama kali dilihat pada pukul 17.20 Wita.

Hal itu kemudian dilaporkan kepada pihak Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas), untuk bantuan evakuasi. Menurut laporan yang diterima petugas siaga SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dari petugas Balawista, bahwa jenazah pertama kali terlihat terdampar di tepi pantai.

See also  Pengelola Kawasan Uluwatu Terus Berbenah dan Siapkan SOP Sambut New Normal

Menindaklanjuti laporan tersebut, Basarnas menurunkan sebanyak 7 personel menuju lokasi dengan membawa peralatan mountenering. Proses evakuasi sempat terkendala. Selain lokasi jenazah yang berada di bawah tebing kapur yang cukup tinggi, juga kondisi gelap karena sudah malam. Sementara penerangan sangat terbatas dan air laut mulai pasang.

Diperkirakan ketinggian tebing mencapai 90 Mdpl. Menurutnya proses evakuasi harus dilakukan dengan cepat namun harus tetap berhati-hati mengingat ketinggian tebing sangat ekstrim. Setelah beberapa lama, petugas akhirnya berhasil menjangkau posisi jenazah hingga berhasil dievakuasi.

Jenazah kemudian berhasil ditarik ke atas dengan dibantu tim SAR gabungan dan selesai sekitar pukul 20.08 Wita. Kemudian dibawa menuju Rumah Sakit Umum Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah menggunakan ambulance Sosial Ummat Masjid Agung Palapa. (MBP)

 

redaksi

Related post