Dua Desa Adat di Kecamatan Kuta Gelar Lomba Ogoh-ogoh, Sejumlah Ruas Jalan Akan Ditutup

Rapat koordinasi di kantor Kecamatan Kuta, Selasa 18 Maret 2025.
MANGUPURA – baliprawara.com
Di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, ada sebanyak dua Desa Adat yang akan menggelar lomba ogoh-ogoh saat malam pengerupukan menyambut hari raya Nyepi tahun caka 1947, pada Jumat 28 Maret 2025, yang tentunya akan menjadi pusat perhatian. Untuk kelancaran kegiatan, sejumlah ruas jalan akan dilakukan penutupan, sejak pagi hari, karena akan menjadi lokasi penempatan ogoh-ogoh.
Untuk lomba ogoh-ogoh akan digelar di Desa Adat Kuta dengan total 13 Ogoh-ogoh, dan di Desa Adat Kedonganan akan ada sebanyak 6 ogoh-ogoh yang dilombakan. “Untuk di Kecamatan Kuta yang melaksanakan lomba ogoh-ogoh hanya dua desa, yakni Desa Adat Kuta, dan Desa Adat Kedonganan. Sedangkan untuk Desa lain, hanya akan digelar pawai,” kata Sekcam Kuta I Made Agus Suantara.
Oleh karena itu, saat lomba digelar, akan diadakan parade dan diisi fragmen tari yang dipastikan akan menyita waktu cukup panjang. Meski demikian, dari pihak Dinas Kebudayaan (Disbud) telah mengeluarkan imbauan agar membatasi kegiatan hingga pukul 22.00 wita.
Mengingat nantinya kegiatan lomba akan memakan waktu cukup lama, pihaknya melalui Desa Adat sudah menyampaikan ke Disbud, untuk diberikan dispensasi, hingga pukul 24.00 wita. Dispensasi dimaksud, ditujukan untuk dua Desa Adat yang menggelar lomba ogoh-ogoh yakni Desa Adat Kuta dan Desa Adat Kedonganan.
“Lomba ogoh ogoh ini memerlukan waktu lama karena diisi dengan fragmen tari yang merupakan kreativitas teruna teruni. Untuk Desa Adat Kuta dipusatkan di depan Pura Desa Adat Kuta, dan Kedonganan akan dipusatkan di di pantai Desa Adat Kedonganan,” ucapnya, usai rapat koordinasi (Rakor) yang digelar, Selasa 18 Maret 2025 di kantor Kecamatan Kuta.
Rakor ini kata dia, digelar untuk mensinergikan terkait keamanan terhadap pelaksanaan hari raya dan proses penggotongan ogoh-ogoh. Berdasarkan informasi dalam rapat, saat pangerupukan pada pukul 10.00 Wita ogoh-ogoh akan bergerak ke lokasi penempatan masing-masing. Untuk di Kuta, ogoh-ogoh akan dipusatkan di sepanjang Jalan Legian ke utara.
“Kemungkinan mulai pukul 09.00 Wita akan ada penutupan arus lalin di Jalan Legian. Satu persatu ogoh-ogoh akan bergerak sesuai rute yang akan dilalui dari Jalan Legian menuju depan Pura Desa Adat Kuta yang menjadi panggung utama pementasan. Disana juga akan pentas Jegeg Bungan Desa yang menjadi ajang setiap tahun saat pengerupukan,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, masing-masing ogoh-ogoh dari 13 banjar di Kuta, akan pentas dengan durasi sekitar 10 menit. Setelah itu mereka akan mengarah ke timur menuju depan Puskesmas Kuta I dan berbelok ke kanan menuju selatan, dilanjutkan berbelok kanan menuju kantor Lurah Kuta kemudian lurus ke Pasar Seni Kuta yang menjadi lokasi akhir penempatan ogoh-ogoh. Terkait hal itu, hanya Jalan Legian yang akan mengalami skema buka tutup lalin. Sedangkan Jalan Raya Kuta menuju Denpasar (depan pura desa) masih bisa dilalui kendaraan.
Sementara, untuk di Kedonganan, titik kumpul ogoh-ogoh berada di Catus Pata Desa. Sedangkan lokasi atraksi berada di area parkir bus Pura Segara Desa Adat Kedonganan. Selain dari sekaa teruna dari 6 banjar, lomba ogoh-ogoh di sana akan diikuti oleh anak usia muda yang membuat ogoh-ogoh penggembira. Rute yang akan dilalui yaitu dari masing-masing banjar menuju Pantai melalui perempatan ke arah barat. Sedangkan ogoh-ogoh penggembira dari titik kumpul ke arah timur menuju Bypass Ngurah Rai, menuju ke arah utara sampai ke simpang Benoa Square. Dilanjutkan ke arah barat menuju Jalan Toyaning sampai pertigaan watermark ke arah selatan. Untuk menuju ke perempatan ke arah barat menuju titik atraksi ogoh-ogoh.
Untuk mengatasi sektor kesehatan selama Ngerukpuk dan Penyepian, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas kuta I dan Kuta II akan bersinergi menangani keluhan masyarakat. Untuk warga yang bersalin akan diarahkan ke BKIA. Petugas akan standby bertugas di masing-masing puskesmas dan akan diberikan nomor telpon layanan. Dinas LHK Badung akan menerjunkan personilnya untuk menjaga kebersihan usai pawai dan lomba ogoh-ogoh. Petugas UPT DLHK Badung akan standby di belakang ogoh-ogoh dalam mengatasi kebersihan.
Khusus untuk lampu penerangan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PLN, Dishub yang menangani LPJ dan Dinas PUPR yang menangani lampu di DTW agar bisa dapat mematikan lampu usai lomba ogoh-ogoh. Hal itu untuk mengantisipasi adanya lampu penerangan yang masih ditemukan menyala saat Nyepi. Apabila ada lampu yang ditemukan masih menyala saat Nyepi, pihaknya akan meminta bantuan petugas PLN untuk melakukan pemadaman dengan pengawalan pecalang. “Nanti kami minta nomor telepon masing-masing instansi terkait untuk bisa memberikan nomor telepon dan mengantensi semuanya ke lapangan. Setelah pawai ogoh-ogoh agar semua lampu di padamkan,” imbaunya sembari akan meminta petugas Balawista untuk memberikan imbauan terkait nyepi kepada wisatawan di pantai.
Terkait Idul Fitri yang berdempetan dengan Nyepi, berdasarkan arahan FKUB agar umat muslim yang akan sholat diimbau dilaksanakan di rumah masing-masing. Hal itu untuk menjaga situasi dan sebagai bentui rasa toleransi. Apabila ada umat yang dekat dengan masjid dengan jarak 100 meter, mereka masih diperkenankan sholat ke masjid dengan catatan tidak menggunakan motor dan tidak menyalakan lampu dan tidak menggunakan pengeras suara. (MBP1)