Grup Astra Bali, Serahkan Donasi Untuk Bayi Cempaka Yang Ibunya Meninggal

 Grup Astra Bali, Serahkan Donasi Untuk Bayi Cempaka Yang Ibunya Meninggal

GIANYAR – baliprawara.com

Bayi malang bernama Ni Ketut Cempaka Pebriani, yang ditinggal ibunya meninggal karena sakit, kini hanya dirawat kakaknya. Dengan kondisi ekonomi yang sulit, Bapaknya Wayan Gunawan yang hanya seorang buruh serabutan, tidak bisa memenuhi asupan susu sang bayi yang sejak lahir tidak mendapat ASI.

Untuk itu lah, perwakilam Grup Astra Bali, Sabtu (6/3/2020) bertandang ke rumah keluarga Wayan Gunawan (39), warga Dusun Payungan, Desa Selat, Kecamatan Klungkung. Pada kesempatan tersebut, jajaran perwakila Grup Astra Bali, menyerahkan donasi untuk bayi Ni Ketut Cempaka Pebriani yang ibunya meninggal saat dirinya baru berumur 20 hari. Donasi berupa uang tunai dan barang-barang perlengkapan bayi ini diserahkan perwakilan Grup Astra Bali, Tangguh Rinesko kepada Wayan Gunawan.

Ditemui usai penyerahan donasi, Tangguh Rinesko berharap donasi ini bisa bermanfaat untuk membantu kebutuhan harian sang bayi. Pihaknya juga menyampaikan, melalui donasi ini, semoga perusahaan lain ikut peduli untuk meringankan beban orang yang membutuhkan. Sementara, Corcom Astra Motor Bali AA Raka Sri Mayuni mewakili Grup Astra Bali menyampaikan kedatangan mereka tak lain sebagai bentuk kepedulian secara kemanusiaan.

Wayan Gunawan yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan itu menyampaikan terimakasih kepada pihak Grup Astra Bali yang sudah peduli. Pihaknya mengatakan akan memanfaatkan apa yang sudah diberikan untuk kebutuhan bayinya. “Terima kasih atas kunjungan Astra ke sini dan semua bantuannya, sangat bermanfaat untuk keluarga kami,” ucapnya.

Seperti informasi yang dihimpun, Istri Wayan Gunawan meninggal pasca melahirkan anaknya. Di tengah situasi kondisi ekonomi yang sulit, bayi atas nama Cempaka ini nyaris tak dapat asupan susu.

See also  Ringankan Beban Krama, Desa Adat Tanjung Benoa Bagikan Daging Babi

Setelah ditinggal sang ibu, Cempaka hanya dirawat oleh kakak sulungnya, Ni Luh Muliani (17). Sang kakak harus berbagi tugas merawat Cempaka, karena ayahnya harus bekerja, meski hanya menjadi kuli bangunan. Namun, di tengah tugas berat ini, Muliani mulai khawatir, karena setelah berumur 20 hari, adiknya tak dapat air susu ibu (ASI). Susu formula juga jarang. (praw1)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *